- UNFPA Indonesia menyatakan remaja 15-24 tahun mendominasi korban kekerasan berbasis gender online (KBGO).
- Dampak kekerasan digital meluas dari dunia maya ke trauma psikologis dan fisik nyata di kehidupan sehari-hari.
- Korban enggan melapor karena stigma, ketakutan pembatasan, dan minimnya literasi digital orang tua.
"Nah, kalau kita lihat dari sisi perspektif perempuan, anak perempuan, terutama untuk remeja perempuan, ini tantangannya menjadi lebih besar," katanya.
"Kenapa? karena mereka ada di usia-usia yang mencari jati diri,” ucapnya.
Tingginya aktivitas daring kelompok usia ini di media sosial menjadi salah satu faktor pendorong utama.
"Jadi, kalau kita lihat siapa sih yang paling banyak gitu ya, di ranah daring itu, remaja perempuan 15-24 tahun, terutama media sosial," ungkap Verania.
"Kemudian, berdampak pada kesehatan mental si remaja perempuan tersebut."
Sayangnya, kerentanan ini sering kali tidak tertangani karena korban enggan melapor. Verania menyoroti adanya hambatan komunikasi antara remaja dan orang tua.
“Karena dia sedang mengalami masa transisi, 12-14 tahun itu cenderung gak mau cerita tuh,” ujarnya.
Ketakutan akan penghakiman dan pembatasan akses internet yang tidak solutif sering menjadi alasan korban memilih diam.
“Nanti kalau cerita malah dilarang-larang, lalu udah gitu juga norma gender itu yang dari orang dewasa seringkali diskriminatif,” kata Verania.
Baca Juga: Menstruasi Tidak Teratur? Ini Tanda PCOS yang Perempuan Wajib Kenali!
Sering kali, respons lingkungan justru menyudutkan korban (victim blaming).
“Yang disalahin tuh, remaja perempuannya, bukan pelakunya,” keluhnya.
Kondisi ini diperparah dengan kurangnya pemahaman orang tua dan guru mengenai keamanan digital yang substansial.
“Nah, banyak juga orang tua atau guru yang tidak memahami resiko dari kekerasan digital ini,” tuturnya.
“Jadi pengawasannya cuma ‘jangan lama-lama ya pakai internetnya’ bukan pada online safety.”
Verania menyimpulkan bahwa kombinasi masa transisi remaja, tekanan psikologis, dan lingkungan yang kurang mendukung menciptakan situasi berbahaya.
Berita Terkait
-
Didampingi PNM Urus Dokumen Usaha, Ibu Rantiyem Mantap Kembangkan dan Wariskan Usaha Batik
-
Jangan Takut Lapor! KemenPPPA Tegaskan Saksi dan Korban KBGO Tak Bisa Dituntut Balik
-
'Meditasi Mata Air', Perempuan Wonosobo Tanam 1.000 Kopi untuk Kelestarian DAS Bodri
-
Menstruasi Tidak Teratur? Ini Tanda PCOS yang Perempuan Wajib Kenali!
-
Tak Sekadar Mood Swing, Ini 4 Fase Perempuan yang Perlu Kamu Tahu!
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
- 5 Rekomendasi Sepatu Running Selevel Adidas Adizero Versi Lokal, Lentur dan Kuat Tahan Beban
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
Pilihan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
-
Hasil Drawing Play Off Piala Dunia 2026: Timnas Italia Ditantang Irlandia Utara!
-
Pengungsi Gunung Semeru "Dihantui" Gangguan Kesehatan, Stok Obat Menipis!
-
Menkeu Purbaya Lagi Gacor, Tapi APBN Tekor
-
realme C85 Series Pecahkan Rekor Dunia Berkat Teknologi IP69 Pro: 280 Orang Tenggelamkan Ponsel
Terkini
-
Vonis Tiga Mantan Bos, Hakim Nyatakan Kerugian Kasus Korupsi ASDP Rp1,25 Triliun
-
Selain Chromebook, KPK Sebut Nadiem Makarim dan Stafsusnya Calon Tersangka Kasus Google Cloud
-
Bikin Geger Tambora, Begal Sadis Ternyata Sudah Beraksi 28 Kali, Motor Tetangga Pun Disikat
-
Ketum Joman 'Kuliti' Isu Ijazah Jokowi: Ini Bukti Forensik Digital, Roy Suryo Kena UU ITE!
-
Korupsi Taspen Rugi Rp1 T, Kenapa KPK Cuma Pamer Rp883 M? Ini Jawabannya
-
BMKG Bunyikan Alarm Bahaya, Pemprov DKI Siapkan 'Pasukan Biru' hingga Drone Pantau Banjir Rob
-
Terjerat Kasus Korupsi Dinas PUPR, Wakil Ketua dan Anggota DPRD Kabupaten OKU Ditahan KPK
-
PSI Sorot Kinerja Pemprov DKI Atasi Banjir Rob Jakarta: Mulai Pencegahan dari Musim Kemarau
-
Jalani Sidang dengan Tatapan Kosong, Ortu Terdakwa Demo Agustus: Mentalnya Gak Kuat, Tiga Kali Jatuh
-
Pohon Tumbang Lumpuhkan MRT, PSI Desak Pemprov DKI Identifikasi Pohon Lapuk: Tolong Lebih Gercep!