News / Nasional
Jum'at, 21 November 2025 | 11:12 WIB
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo. (Suara.com/Hiskia)
Baca 10 detik
  • Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengungkap tren baru terorisme menyasar anak melalui game online.
  • Polri mendalami pola interaksi digital yang tampak hiburan namun berupaya memengaruhi pemahaman ekstrem anak.
  • Pencegahan memerlukan keterlibatan keluarga, sekolah, serta stakeholder lain untuk mengimbangi perkembangan teknologi.

Suara.com - Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengungkap adanya tren baru kelompok terorisme yang menyasar anak-anak melalui aktivitas game online.

Temuan ini berasal dari pendalaman Polri terhadap sejumlah komunitas hobi yang ternyata memiliki potensi paparan paham ekstrem.

Kapolri menjelaskan bahwa kelompok teror kini memanfaatkan ruang digital untuk mendekati anak-anak melalui permainan daring.

Dalam temuannya, Polri melihat pola interaksi yang tampak sebagai aktivitas hiburan. Namun di dalamnya terdapat upaya memengaruhi pemahaman anak.

"Mereka memiliki hobi awalnya dengan hobi tersebut ternyata kemudian di dalamnya juga kemudian kita dalami ada potensi-potensi yang kemudian terpapar oleh jenis-jenis permainan yang ada di game online. Tentunya ini menjadi perhatian kita bersama," ungkap Listyo kepada wartawan di Mapolda DIY, Jumat (21/11/2025).

Ia menilai paparan ini tidak boleh dibiarkan begitu saja. Mengingat sangat berpotensi berkembang menjadi pemahaman yang membahayakan keselamatan masyarakat.

Polri melihat keterlibatan anak dalam ruang digital yang tidak terkontrol dapat menjadi titik rawan.

"Tentunya kalau ini kita biarkan tentunya akan berdampak terhadap terganggunya keselamatan masyarakat dan jiwa orang lain," ujarnya.

Disampaikan Listyo bahwa timnya masih terus mendalami pola penyebaran paham tersebut. Ia menekankan bahwa pencegahan tidak dapat hanya mengandalkan aparat, tetapi juga membutuhkan keterlibatan aktif keluarga, sekolah, dan perangkat sosial lainnya.

Baca Juga: Celoteh Akademisi Soal MK: Penugasan Polisi Aktif ke Luar Instansi Dibolehkan, Kok Bisa?

"Sementara tim kami terus melakukan pendalaman dan tentunya pelibatan masyarakat untuk bersama-sama mencegah dari awal," kata dia.

"Baik dari lingkungan keluarga, lingkungan pendidikan, ataupun seluruh stakeholder yang ada, tentunya menjadi sangat penting. Sehingga anak-anak kita harus terus kita jaga," katanya menambahkan.

Menurut Kapolri, perkembangan teknologi informasi harus diimbangi dengan edukasi dan pengawasan intensif.

Ia mewanti-wanti perkembangan teknologi seharusnya menjadi alat bantu. Bukan kemudian celah yang membuat generasi muda menjadi sasaran kelompok berbahaya.

"Artinya, perhatian kita kepada anak-anak kita, apalagi dengan berkembangnya teknologi informasi yang ada, tentunya jangan kita lepas, tapi bagaimana kita terus, mengontrol, memberikan edukasi," ujarnya.

Listyo menegaskan bahwa pengawasan bukan untuk membatasi ruang gerak anak. Melainkan untuk melindungi mereka dari paparan paham ekstrem yang dapat membahayakan diri maupun lingkungan.

Load More