News / Metropolitan
Senin, 24 November 2025 | 17:49 WIB
Sayem, nenek dari anak laki-laki bernama Alvaro Kiano Nugroho (6) yang hilang di Pesanggrahan, Jakarta Selatan, memberikan keterangan kepada wartawan di kediamannya di Pesanggrahan, Jakarta Selatan, Senin (24/11/2025). (Antara/Luthfia Miranda).
Baca 10 detik
  • Bocah 6 tahun tewas di tangan ayah tirinya setelah mulutnya disumpal handuk.
  • Pelaku kesal karena korban menangis tak henti-henti dan ingin pulang ke rumah kakeknya.
  • Sehari sebelumnya, korban dijemput pelaku dari masjid dengan bujukan akan dibelikan mainan.

Suara.com - Kisah tragis di balik kematian Alvaro Kiano Nugroho (6), yang sebelumnya dilaporkan hilang selama delapan bulan, mulai terkuak.

Bocah malang itu ternyata tewas di tangan ayah tirinya sendiri, Alex, diduga karena kesal mendengar tangisan korban yang merindukan kakeknya.

Menurut penuturan sang nenek, Sayem, peristiwa nahas itu terjadi di Bogor pada 7 Maret 2025.

Sehari sebelumnya, Alex menjemput Alvaro di masjid dekat rumahnya dengan iming-iming akan dibelikan mainan. Namun, Alvaro justru dibawa ke rumah adik pelaku di Bogor.

Keesokan harinya, Alvaro menangis tak henti-hentinya karena ingin pulang. Saat itu, ia terus memanggil-manggil kakeknya, yang ia sapa dengan sebutan ‘Bapak’.

"Kalau manggil kakeknya, ya 'Bapak', karena sudah dirawat dari kecil," jelas Sayem di rumah duka, Pesanggrahan, Jakarta Selatan, Senin (24/11/2025).

Diduga karena kesal mendengar tangisan tersebut, Alex kemudian menyumpal mulut Alvaro dengan handuk hingga tewas.

"Mungkin katanya Alex kesal, gitu. Terus ditutup pakai handuk mulutnya. Alex sendiri bilang kalau itu tidak sengaja," kata Sayem menirukan pengakuan pelaku.

Hidup Tanpa Orang Tua Kandung

Baca Juga: Ayah Tiri Dalang di Balik Pembunuhan Bocah 6 Tahun di Pesanggrahan, Ternyata ini Motifnya

Sayem menjelaskan, Alvaro memang sangat dekat dengan kakek dan neneknya. Ayah kandung Alvaro sudah berada di penjara sejak ia masih bayi.

Beberapa tahun kemudian, ibunya bercerai dan menikah dengan Alex, sebelum akhirnya memutuskan bekerja sebagai pekerja migran di Malaysia.

Selama itu, Alvaro tetap memilih tinggal bersama kakek dan neneknya, yang telah dianggapnya sebagai orang tua sendiri.

Load More