- Seorang siswa kelas 1 SD bernama Hafitar menaiki KRL seorang diri dari Tangerang menuju Jakarta Timur untuk bersekolah.
- Pindah karena sang ibu bekerja sebagai ART di Tangerang sejak September setelah ayah Hafitar meninggal dunia lima tahun lalu.
- Hafitar baru berangkat sendiri menggunakan KRL tanpa diantar jemput oleh ibunya selama kurang lebih satu minggu.
Suara.com - Jagat media sosial belakangan ini dihebohkan dengan video seorang bocah SD yang nekat menumpangi KRL Commuter Line seorang diri dari Tangerang demi bersekolah di Jakarta Timur.
Bocah kelas 1 SD bernama Hafitar tersebut ternyata memiliki alasan kuat mengapa harus menempuh perjalanan lintas provinsi setiap harinya.
Kepala Satuan Pelaksana (Kasatlak) Pendidikan Kecamatan Duren Sawit, Farida Farhah, mengungkapkan fakta bahwa ayah siswa tersebut telah meninggal dunia sejak lama.
"Sebelumnya memang yang bersangkutan itu bersama ibunya tinggalnya di Kampung Sumur, Klender, dekat dengan sekolah. Kemudian, ayahnya meninggal dunia lima tahun yang lalu, sehingga ibunya harus mencari pekerjaan," ungkap Farida saat dihubungi, Senin (24/11/2025).
Sang ibu akhirnya mendapatkan pekerjaan sebagai Asisten Rumah Tangga (ART) di wilayah Tangerang pada September lalu, dan terpaksa membawa serta anaknya pindah.
Farida menjelaskan kronologi kepindahan tersebut yang bermula sekitar tanggal 8 September.
"Dapat pekerjaan itu di wilayah Tangerang. Baru mendapat pekerjaan itu di bulan September tanggal delapanan kalau nggak salah, menurut dia. Nah, kemudian, karena di sini juga dia mengontrak, mau tidak mau anak ini ikut serta ibunya bekerja sebagai ART di wilayah Tangerang," jelasnya.
Meski demikian, Farida meluruskan bahwa Hafitar tidak serta-merta dilepas sendirian sejak awal kepindahan mereka.
Selama bulan September hingga Oktober, sang ibu masih rutin mengantar dan menjemput anaknya menggunakan moda transportasi kereta listrik tersebut.
Baca Juga: Dari Wellness hingga Kuliner Viral: Panduan Lengkap Menikmati Kemeriahan di Bulan November
"Sebenarnya dari September sampai dengan bulan Oktober itu ibunya masih mengantar jemput anaknya pakai KRL itu," tutur Farida.
Baru setelah dirasa cukup mandiri, sang ibu memberanikan diri melepas putranya berangkat sendiri dengan bekal kartu transportasi elektronik.
Farida menyebut bahwa fenomena Hafitar berangkat sendirian sebenarnya baru berlangsung sangat singkat sebelum akhirnya viral.
"Benar-benar dilepas itu baru satu minggu saja, kemudian langsung viral," pungkasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 6 Mobil Terbaik untuk Lansia: Fitur Canggih, Keamanan dan Kenyamanan Optimal
- 10 Mobil Mini Bekas 50 Jutaan untuk Anak Muda, Sporty dan Mudah Dikendarai
- 5 Tablet RAM 8 GB Paling Murah yang Cocok untuk Multitasking dan Berbagai Kebutuhan
- 6 Motor Paling Nyaman untuk Boncengan, Cocok buat Jalan Jauh Maupun Harian
- 5 Rekomendasi Motor Matic untuk Keluarga yang Irit BBM dan Murah Perawatan
Pilihan
-
5 HP Memori 128 GB Paling Murah untuk Penggunaan Jangka Panjang, Terbaik November 2025
-
Hari Ini Bookbuilding, Ini Jeroan Keuangan Superbank yang Mau IPO
-
Profil Superbank (BSPR): IPO Saham, Harga, Prospek, Laporan Keuangan, dan Jadwal
-
Jelang Nataru, BPH Migas Pastikan Ketersediaan Pertalite Aman!
-
Dua Emiten Pemenang Lelang Frekuensi 1,4 GHz Komdigi: Penawaran Capai Rp 400 Miliar
Terkini
-
Bukan Nekat! Ini Rangkaian Persiapan Sang Ibu Sebelum Biarkan Hafitar Naik KRL Sendirian
-
Lampu Hijau dari Balai Kota, Reuni 212 di Monas Sudah Kantongi Izin Pramono Anung
-
Sah! DPR Sepakati 7 Nama Calon Anggota Komisi Yudisial yang Baru di Paripurna, Ini Daftar Namanya
-
Dari Gundih Hingga Tambakrejo, Keberhasilan Kampung Pancasila Surabaya Tuai Apresiasi Nasional
-
Nilai Matematika TKA 2025 Jeblok, JPPI: Bukan Salah Guru, Ini Bukti Gagalnya Sistem Pendidikan
-
Tok! DPR Sahkan RUU Pengelolaan Ruang Udara Menjadi Undang-Undang, Apa Substansi Krusialnya?
-
Janji Rano Karno Benahi Tanggul Pantai Mutiara yang Mulai Rembes
-
FSP 2025: Sinema sebagai Jembatan Diplomasi 75 Tahun RI-Prancis
-
Jawab Kritik Soleh Solihun Terkait Rotasi Dadakan PNS Jakarta, Begini Respons Rano Karno
-
Dua Polisi Diperiksa Propam Usai Ayah Tiri Alvaro Bunuh Diri di Ruang Konseling, Ada Kelalaian?