News / Nasional
Selasa, 25 November 2025 | 18:12 WIB
Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI Sultan Baktiar Najamudin (13/11/2025). (Dok: DPD RI)

Suara.com - Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI, Sultan Baktiar Najamudin mengaku sangat prihatin dengan fenomena bullying atau perundungan yang terjadi di beberapa daerah saat ini.

Menurutnya, fenomena bullying yang tidak dimitigasi secara serius bahkan berpotensi menyebabkan korban jiwa, terutama di era digital dan kebebasan bermedia sosial saat ini.

"Kami mengucapkan bela sungkawa kepada keluarga korban meninggal dunia yang disebabkan oleh perilaku bullying. Peristiwa ini membutuhkan perhatian dan respons kebijakan khusus, agar tidak terulang di masa depan," ujar Sultan melalui keterangan resminya, Jakarta, Senin (24/11/2025).

Mantan Ketua HIPMI Bengkulu itu mengungkapkan, dampak bullying sama bahayanya dengan narkoba yang mengancam masa depan generasi bangsa.

"Oleh karena itu, kami mendorong pemerintah melalui Kementerian Dan lembaga terkait, baik Kementerian Pendidikan, Kementerian Perlindungan Perempuan dan Anak, Kementerian Informasi dan digitalisasi, dan tentunya pemerintah daerah agar segera membentuk Satuan Tugas (Satgas) Khusus Anti Bullying untuk mengatasi kedaruratan bullying di banyak daerah saat ini," tegas mantan aktivis KNPI itu.

Sultan mendorong agar pemerintah segera membatasi penggunaan media sosial oleh anak-anak di bawah Usia 16 tahun.

"Saya kira, Indonesia perlu menyusul langkah Pemerintah Australia yang telah resmi membatasi penggunaan media sosial oleh anak-anak di bawah Usia 16 tahun," tutupnya.

Persoalan perundungan atau bullying di lingkungan sekolah terus menunjukkan tren peningkatan, merujuk pada data resmi berbagai lembaga. Kasus terbaru terjadi di SMPN 19 Tangerang Selatan, Banten, yang menyebabkan siswa berinisial MH meninggal dunia. ***

Baca Juga: Forum di Cilacap, GKR Hemas Ajak Perempuan Jadi Subjek Perubahan dalam Pembangunan Daerah

Load More