News / Metropolitan
Selasa, 02 Desember 2025 | 20:53 WIB
Humas Reuni Akbar 212, Buya Husein. (Suara.com/Yoga)
Baca 10 detik
  • Reuni Akbar 212 pada 2 Desember 2025 mengusung tema revolusi akhlak untuk selamatkan Indonesia dari penjahat.
  • Panitia mendesak Presiden Prabowo Subianto menindak tegas oknum korupsi dan peduli pada bencana domestik.
  • Acara ini bertujuan sebagai momentum umat Muslim bermunajat memohon petunjuk Allah bagi para penguasa negeri.

Suara.com - Panitia penyelenggara Reuni Akbar 212 akhirnya buka suara terkait sosok musuh atau penjahat yang dimaksud dalam tema besar kegiatan tahunan mereka kali ini.

Kegiatan Reuni 212 yang digelar Selasa (2/12/2025) malam ini mengusung dua fokus utama yang menyasar isu krusial di dalam negeri maupun luar negeri.

Humas Reuni Akbar 212, Buya Husein menjelaskan bahwa narasi perlawanan terhadap penjahat dan penjajah menjadi tajuk utama pergerakan mereka kali ini.

"Jadi, tema Reuni 212 tahun ini yaitu 'Revolusi Akhlak untuk Selamatkan Indonesia dari Penjahat dan Merdekakan Palestina dari Penjajah'. Ada dua tema penting, tema dalam negeri dan tema luar negeri," ujar Buya Husein kepada awak media di komplek Monumen Nasional (Monas), Jakarta Pusat.

Terkait isu domestik, pihak panitia secara spesifik menyoroti kinerja pemerintah di bawah komando Presiden Prabowo Subianto.

Mereka mendesak Kepala Negara untuk bertindak tegas terhadap oknum-oknum 'penjahat' yang merusak tatanan bangsa melalui praktik rasuah dan kemungkaran.

"Tema dalam negeri, kami menuntut kepada Bapak Presiden Prabowo agar tegas menindak mereka-mereka yang berbuat kemungkaran, yang korupsi, dan agar peduli juga terhadap bencana-bencana termasuk bencana yang menimpa saudara-saudara kita yang ada di Sumatera," kata Buya Husein.

Aksi Reuni akbar 212 tahun 2025 di Monas yang digelar Selasa (2/12/2025). (Suara.com/Yoga)

Sementara itu, Steering Committee (SC) Reuni Akbar 212, KH Ahmad Sobri Lubis menekankan dimensi spiritual yang mendalam dari perhelatan akbar ini.

Ia menilai acara ini menjadi momentum umat Muslim bermunajat karena beratnya beban penderitaan yang kini ditanggung oleh bangsa Indonesia.

Baca Juga: Suasana di Monas Jelang Reuni Akbar 212

"Memang acara ini adalah betul-betul kami tujukan kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala. Betapa banyak penderitaan yang dialami oleh bangsa ini dan betapa beratnya untuk memperbaiki negara ini," tutur KH Ahmad Sobri Lubis.

Ia menegaskan bahwa upaya perbaikan negeri tidak bisa lepas dari campur tangan Tuhan melalui hidayah yang diberikan kepada para pemimpin.

"Nah, kita meminta kepada siapa? Kita nggak ada yang lain. Kita hanya meminta kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala, (agar) banyak memberi hidayah kepada para penguasa di negeri ini, agar Allah berikan kemudahan kepada mereka memperbaiki negeri ini. Itu tujuannya kami, mengetuk pintu langit," kata KH Ahmad Sobri Lubis.

Load More