- IKUB 2025 meraih skor 77,89, menjadi tertinggi dalam 11 tahun terakhir berdasarkan survei Kemenag dan UI.
- Survei mengukur toleransi, kesetaraan, dan kebersamaan, dengan dimensi toleransi mencatat skor tertinggi 88,82.
- Kemenag juga mencatat IKSUB 2025 mencapai 84,61, menandakan penguatan praktik keberagamaan individu serta sosial.
Suara.com - Indeks Kerukunan Umat Beragama (IKUB) di Indonesia tahun 2025 mencapai angka 77,89 dan menjadi skor tertinggi dalam 11 tahun terakhir sejak pengukuran pertama pada 2015. Capaian ini menunjukkan tren positif relasi antarumat beragama di Indonesia yang kian menguat di tengah dinamika sosial dan politik nasional.
Hasil tersebut diperoleh dari Survei Evaluasi Kerukunan Umat Beragama 2025 yang dilakukan Kementerian Agama (Kemenag) bekerja sama dengan Pusat Pendidikan dan Pelayanan Masyarakat (P3M) Universitas Indonesia (UI).
Menteri Agama Nasaruddin Umar menegaskan, kenaikan indeks kerukunan tidak boleh dimaknai sebatas capaian statistik, melainkan sebagai panggilan moral bagi umat beragama agar semakin berperan aktif dalam kehidupan sosial.
“Agama tidak boleh berhenti pada simbol dan ritual. Ia harus menjadi penuntun etis—kompas moral—yang memberi arah di tengah disrupsi sosial, teknologi, dan budaya,” ujar Nasaruddin dalam ketetangannya, Selasa (23/12/2025).
Kepala Badan Moderasi Beragama dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BMBPSDM) Kemenag Muhammad Ali Ramdhani menjelaskan, kerukunan umat beragama didefinisikan sebagai hubungan antarumat yang toleran, setara dalam menjalankan ajaran agama, serta mampu membangun kebersamaan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
“Berdasarkan hasil pengukuran nasional, Indeks Kerukunan Umat Beragama Tahun 2025 berada di kategori tinggi dengan skor 77,89. Ini merupakan skor tertinggi dalam rentang 11 tahun terakhir,” kata Ramdhani.
Survei ini mengukur tiga indikator utama, yakni toleransi, kesetaraan, dan kebersamaan. Dimensi toleransi menjadi penopang terkuat dengan skor 88,82, disusul kesetaraan 79,35, sementara kebersamaan berada di angka 65,49 dan dinilai masih perlu penguatan, terutama dalam partisipasi lintas komunitas.
Secara historis, indeks KUB menunjukkan fluktuasi sejak 2015. Dimulai dari 75,36 pada 2015, sempat turun ke titik terendah 67,46 pada 2020, lalu terus meningkat hingga akhirnya mencapai puncak tertinggi pada 2025.
Selain IKUB, Kemenag juga merilis Indeks Kesalehan Umat Beragama (IKsUB) 2025 yang mencapai 84,61 atau masuk kategori sangat tinggi. Indeks ini mencerminkan penguatan praktik keberagamaan, baik dalam dimensi sosial maupun individual.
Baca Juga: BSU Guru Kemenag Cair! Ini Cara Cek Status dan Pencairan Lewat Rekening
Dimensi sosial, yang mencakup solidaritas, etika sosial, pelestarian lingkungan, hingga etika digital, mencatat skor 82,00. Sementara dimensi individual, meliputi ideologi, ritual, pengalaman spiritual, dan kecerdasan emosional, mencapai 87,21.
Ramdhani menyebut, indeks kesalehan umat beragama menunjukkan tren peningkatan sejak 2020 meski sempat mengalami penurunan pada 2023. “Tahun ini, indeks kesalehan kembali naik dan menguat. Ini menandakan bahwa praktik keberagamaan masyarakat semakin matang, baik secara personal maupun sosial,” ujarnya.
Survei dilakukan pada September–November 2025 dengan metode wawancara tatap muka terhadap 13.836 responden dari enam agama yang diakui negara. Survei ini memiliki margin of error ±0,83 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- 8 Promo Makanan Spesial Hari Ibu 2025, dari Hidangan Jepang hingga Kue
- Media Swiss Sebut PSSI Salah Pilih John Herdman, Dianggap Setipe dengan Patrick Kluivert
- PSSI Tunjuk John Herdman Jadi Pelatih, Kapten Timnas Indonesia Berikan Komentar Tegas
Pilihan
-
Mengenang Sosok Ustaz Jazir ASP: Inspirasi di Balik Kejayaan Masjid Jogokariyan
-
Gagal di Sea Games 2025, Legenda Timnas Agung Setyabudi Sebut Era Indra Sjafri Telah Berakhir
-
Rupiah Bangkit Perlahan, Dolar AS Mulai Terpojok ke Level Rp16.760
-
2 Profesi Ini Paling Banyak Jadi Korban Penipuan di Industri Keuangan
-
Cek Fakta: Viral Klaim Pigai soal Papua Biarkan Mereka Merdeka, Benarkah?
Terkini
-
Percakapan di HP Sitaan Kasus Suap Bupati Bekasi Dihapus, KPK Buru Dalangnya
-
Mendagri Minta Penanganan Bencana di Aceh Tamiang Jadi Perhatian Khusus
-
Ketum PP Muhammadiyah Kenang Ustaz Jazir Jogokariyan, Teladan Penggerak Masjid dan Dakwah Umat
-
Taruhannya Nyawa! Anggota DPRD DKI Desak Gubernur Pramono Tertibkan Pasar Tanpa Izin SLF
-
Gatot Nurmantyo: Ancaman Terbesar Prabowo Bukan dari Luar, tapi Pembusukan dari Dalam
-
Jakarta Diprediksi Berawan Hingga Hujan Ringan Hari Ini, Cek Titik Lokasinya
-
Pangan Ilegal dan Ancaman Kesehatan Jelang Nataru, Apa yang Harus Kita Ketahui?
-
Waka BGN: Tidak Ada Paksaan Anak Libur Ambil MBG di Sekolah
-
Akses Jalan hingga Sekolah Dibersihkan, Kemenhut Kebut Pemulihan Wilayah Terdampak Banjir Sumatra
-
10 Jalan Tol Paling Rawan Kecelakaan, Belajar dari Tragedi Maut di Tol Krapyak