Suara.com - PT Astra Sedaya Finance (ASF) mengharapkan harga komoditas dapat kembali bergerak naik pada 2016 mendatang sehingga mendorong perekonomian di luar Pulau Jawa yang akhirnya memicu pembiayaan otomotif naik.
"Perekonomian daerah di luar Pulau Jawa itu ditopang oleh hasil komoditas, dengan harga komoditas yang tumbuh maka perekonomian juga turut naik sehingga berpotensi meningkatkan pembiayaan seperti otomotif," ujar Direktur PT Astra Sedaya Finance Samuel Manasseh di Sentul, Bogor, Sabtu.
Ia mengharapkan bahwa realisasi penyerapan anggaran belanja pemerintah dapat terus dipacu karena hal itu merupakan salah satu faktor utama untuk mendorong pertumbuhan perekonomian domestik yang akhirnya juga akan mendorong tingkat konsumsi domestik.
"Salah satu faktor utama perusahaan pembiayaan yakni kondisi ekonomi. Diharapkan ke depan perekonomian Indonesia pulih," ucapnya.
Samuel Manasseh mengemukakan bahwa piutang pembiayaan Astra Sedaya Finance tersebar hampir di seluruh wilayah di Indonesia dengan 73 persen berada di pulau Jawa. Piutang pembiayaan terdiversifikasi di berbagai produk terutama produk Astra sebesar 67 persen.
Ia mengatakan bahwa dalam mendukung pembiayaan itu, pada tahun 2016 mendatang perseroan akan menerbitkan surat utang atau obligasi sekitar Rp10 triliun, dan pinjaman sindikasi perbankan.
Ia menargetkan pembiayaan pada tahun 2016 nanti sebesar Rp21 triliun, sedikit lebih rendah pada tahun 2015 ini yang ditargetkan dapat mencapai Rp24 triliun.
"Meski ekonomi melambat, perseroan akan tetap menjaga piutang tidak tertagih atau non performing financing (NPF) di kisaran level 0,6 persen," katanya.
Sementara itu, Head of Investor Relations PT Astra International Tira Ardianti mengatakan bahwa secara umum pertumbuhan penjualan mobil masih bakal cenderung mendatar.
"Kami prediksi penjualan bakal flat, berarti sama dengan tahun ini. Namun, flat saja juga sudah bagus. Tapi kami berharap mudah-mudahan nanti mengalami perbaikan," katanya.
Ia mengatakan bahwa pada musim-musim tertentu seperti menjelang Lebaran, terdapat peningkatan penjualan mobil. Hal itu juga berlaku menjelang beberapa hari besar agama lain.
"Indonesia kan banyak musim. Hari Lebaran pada tahun depan masih Juli, itu berarti sekitar Juni jualan akan naik. Secara historis, sebulan sebelum perayaan akan naik. Februari ada Tahun Baru Tiongkok, menjelang Natal dan akhir tahun juga. Harapannya jualan akan bisa naik," katanya. [Antara]
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas yang Anti-Rugi: Pemakaian Jangka Panjang Tetap Aman Sentosa
- 3 Mobil Bekas 60 Jutaan Kapasitas Penumpang di Atas Innova, Keluarga Pasti Suka!
- 5 Mobil Listrik 8 Seater Pesaing BYD M6, Kabin Lega Cocok untuk Keluarga
- Cek Fakta: Viral Ferdy Sambo Ditemukan Meninggal di Penjara, Benarkah?
- Target Harga Saham CDIA Jelang Pergantian Tahun
Pilihan
-
Catatan Akhir Tahun: Emas Jadi Primadona 2025
-
Dasco Tegaskan Satgas DPR RI Akan Berkantor di Aceh untuk Percepat Pemulihan Pascabencana
-
6 Rekomendasi HP Murah Layar AMOLED Terbaik untuk Pengalaman Menonton yang Seru
-
Kaleidoskop Sumsel 2025: Menjemput Investasi Asing, Melawan Kepungan Asap dan Banjir
-
Mengungkap Gaji John Herdman dari PSSI, Setara Harga Rumah Pinggiran Tangsel?
Terkini
-
Pemilik Motor Diajak Ubah Kebiasaan Ganti Oli Mesin Jadi Solusi Performa untuk Kendaraan
-
5 Bagian Tersembunyi yang Wajib Dicek saat Beli Mobil Bekas Banjir
-
Seganteng Satria, Semurah Honda Beat Bekas: Intip Pesona Suzuki Young Star si Motor Irit
-
Suzuki Fronx Seirit Apa? Segini Taksiran Konsumsi BBM dan Harga Sekennya
-
NMAX dan ADV 160 Mana Teduh? Ini 5 Mobil Bekas Cakep Harga 50 Juta Cocok Jadi Wishlist 2026
-
Lebih Murah dari Versi Bensin: Segini Harga Mobil Bekas Daihatsu Rocky Diesel
-
5 Mobil Matic Bekas 50 Jutaan yang Kuat di Tanjakan, Ada SUV hingga Sedan
-
Alternatif Ganteng dari Avanza: Intip Harga Mobil Bekas dan Pajak Honda Mobilio 2014-2022
-
5 Motor Bebek Kuat Nanjak untuk Touring Libur Tahun Baru 2026
-
6 Servis yang Wajib Dilakukan Setelah Beli Mobil Bekas Agar Kendaraan Awet dan Nyaman