Suara.com - Yamaha membantah adanya praktik kartel dalam penjualan sepeda motor di Indonesia dalam sidang kedua pemeriksaan pendahuluan dugaan praktik kartel yang melibatkan Honda dan Yamaha, pada Selasa (26/7/2016) di Jakarta.
Dalam bantahannya Executive Vice President PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM) Dyonisius Beti, mengatakan bahwa investigator Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) telah salah dalam melakukan perhitungan.
"Dugaan parallel pricing atau pengaturan harga tak benar. Jika kami melakukannya, seharusnya harga kami tak bersinggungan dengan Honda tapi pada kenyataannya harga kami (selama 2012-2015) beberapa kali bersilangan dengan Honda," kata Dyonisius.
"Yang terjadi di lapangan adalah perang harga, perang diskon, perang iklan, bahkan cenderung mengarah ke kampanye hitam," imbuh dia.
Dyonisius membantah pula tuduhan KPPU bahwa harga sepeda motor dinaikkan secara berlebihan. Menurutnya, 42 persen dari harga on the road sepeda motor di Indonesia berasal dari Pajak Penghasilan (PPh), Pajak Pertambahan Nilai (PPN), Bea Balik Nama (BBN), juga Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK) plus Buku Pemilik Kendaraan Bermotor (BPKB).
Dyonisius juga menuding tim investigator KPPU salah menghitung saat menyatakan Yamaha meraup profit besar pada 2014 di saat volume produksi dan penjualan menurun. Perhitungan tim investigator ini dijadikan salah satu dasar untuk memperkuat dugaan bahwa Yamaha dan Honda memang 'bermain harga'.
"Kesalahan fatal tim investigator adalah saat menghitung peningkatan keuntungan operasional kami pada 2014 dibanding 2013 yang di dalam LDP sebesar 47,4 persen yang pada faktanya 7,4 persen," papar dia.
"Anak SD pun bisa menghitung menggunakan kalkulator bahwa dari Rp1,717 triliun di 2013 ke Rp1,844 triliun di 2014 adalah 7,4 persen. Laba bersih setelah pajak menjadi 3,8 persen. Tidak ada profit berlebihan," lanjut Dyonisius.
Tim investigator sendiri tidak bersedia menjawab saat dimintai tanggapan.
“Nanti saja,” kata mereka singkat.
Berita Terkait
-
Bedah Tuntas Honda Stylo 160 'Arjuno', Spek Gila yang Siap Beradu di Yokohama
-
Pembalap Honda Joan Mir Tentang Sirkuit Mandalika: Desain Aneh Serta Sangat Berbahaya!
-
Dompet Aman, Gaya Tetap Menawan: Intip Harga Honda BeAT dan Genio Oktober 2025
-
Dari Yogyakarta ke Yokohama, Honda Stylo 160 Neo Boardtracker Ini Siap Bikin Geger Dunia
-
Honda Stylo 160 Arjuno Akan Dipamerkan di Pameran Modifikasi Jepang
Terpopuler
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- 19 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 5 Oktober: Ada 20.000 Gems dan Pemain 110-113
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
- 3 Shio Paling Beruntung Pekan Kedua 6-12 Oktober 2025
- Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Kota Makassar Bulan Oktober 2025
Pilihan
-
Perbandingan Spesifikasi vivo V60 Lite 4G vs vivo V60 Lite 5G, Kenali Apa Bedanya!
-
Dana Transfer Dipangkas, Gubernur Sumbar Minta Pusat Ambil Alih Gaji ASN Daerah Rp373 T!
-
Menkeu Purbaya 'Semprot' Bobby Nasution Cs Usai Protes TKD Dipotong: Perbaiki Dulu Kinerja Belanja!
-
Para Gubernur Tolak Mentah-mentah Rencana Pemotongan TKD Menkeu Purbaya
-
Daftar Harga HP Xiaomi Terbaru Oktober 2025: Flagship Mewah hingga Murah Meriah
Terkini
-
Berapa Harga Motor Listrik Honda? Ini 3 Rekomendasi Terbaik 2025
-
Berapa Biaya Perawatan Mitsubishi Destinator? Segini Kisarannya
-
Motul Rilis Pelumas Khusus Mesin 2-Tak, Bikin Motor Anti Ngebul
-
Bedah Tuntas Honda Stylo 160 'Arjuno', Spek Gila yang Siap Beradu di Yokohama
-
Nggak Nyangka 4 Motor Listrik Keren Ini Harganya Cuma 5 Jutaan? Ini Rekomendasinya
-
Pembalap Honda Joan Mir Tentang Sirkuit Mandalika: Desain Aneh Serta Sangat Berbahaya!
-
5 Rekomendasi Motor Listrik Jarak Tempuh di Atas 100 Km, Tak Takut Jalan Jauh
-
Alphard Noel Ebenezer Ternyata Cuma Sewa, Kenapa Pejabat RI Ngebet Banget sama Mobil Jumbo Ini?
-
Beda Perawatan Motor Listrik dan Konvensional, Biayanya Lebih Ringan Mana?
-
Kustomfest 2025 Jadi Barometer Kustom Kulture Indonesia