Suara.com - Nissan mengungkapkan ketertarikannya untuk mendatangkan lebih banyak lagi mobil berbahan bakar alternatif ke pasar Indonesia. Pabrikan ini ingin memanfaatkan skema insentif pajak dari peraturan low carbon emissions vehicle (LCEV) yang sedang digodok pemerintah.
Saat ini, Nissan baru mendatangkan satu mobil hibrida di pasar otomotif Indonesia yakni X-Trail Hybrid. Akan tetapi, kendaraan yang diluncurkan di Nusantara pada 2015 itu memiliki harga lebih dari setengah miliar rupiah tanpa insentif pajak sehingga pasarnya amat sangat kecil.
Sementara pemerintah kini sedang meramu regulasi LCEV untuk lebih mempromosikan dan menciptakan pasar bagi kendaraan berbahan bakar alternatif seperti mobil gas, hibrida, listrik di Tanah Air. Para agen pemegang merek (APM) mobil di Indonesia bahkan sudah diminta memberi saran mengenai regulasi, termasuk Nissan.
"Baru-baru ini, beberapa APM dapat surat dari Kementerian Perindustrian. Kami ditanya apa rencana kami mengenai LCEV. Setiap APM diminta usulan soal LCEV," ungkap Wakil Presiden Direktur Pemasaran dan Penjualan PT. Nissan Motor Indonesia (NMI) Davy J. Tuilan, Selasa (23/5/2017), di Jakarta.
Davy kemudian menegaskan bahwa Nissan melihat ini sebagai sebuah kesempatan. Pasalnya, di pasar luar negeri, termasuk di pasar Asia Tenggara seperti Malaysia dan Thailand, Nissan telah memasarkan banyak mobil berbahan bakar alternatif mulai dari gas hingga listrik.
Karena itu, ia berharap pemerintah dapat memberikan skema insentif pajak yang sesuai sehingga Nissan dapat mulai memasukkannya ke Indonesia.
"Untuk teknologinya, kami harus tunggu regulasinya dulu. Kami baru bisa hitung mana teknologi yang visible kalau regulasi itu ada," ujar dia.
General Manager Strategi Pemasaran dan Layanan Purnajual NMI Budi Nur Mukmin menambahkan, Nissan secara teknologi memiliki banyak opsi, dari mobil gas hingga listrik. Di Thailand, lini produk mobil gas Nissan bahkan ia klaim sebagai salah satu yang terlengkap di antara kompetitor.
Ia juga menyarankan pemerintah belajar regulasi sejenis di Malaysia yang sudah diterapkan terlebih dahulu.
"Sebelum pemerintah Malaysia mendorong produksi di dalam negeri bagi mobil-mobil ramah lingkungan, mereka mulai dengan CBU (impor). Mereka berikan insentif untuk mobil hibrida CBU. Jadi, paling tidak pasarnya terbentuk dulu, baru ketika pasar terbentuk kemudian bergeser ke produksi dalam negeri," paparnya.
Berita Terkait
-
SUV, MPV, atau Crossover? Harga Mobil Nissan Oktober 2025 dan Rekomendasi Sesuai Kebutuhanmu!
-
Mobil Legendaris Nissan GTR R35 Tampil Mencolok dengan Visual Anime di IMX 2025
-
Terpopuler: Nissan Siapkan Pesaing HR-V, Tandingan Jimny dengan Harga Miring
-
Perlahan Misteri Terkuak: Ini Nama Mobil Nissan Calon Pesaing HR-V dan Creta
-
Nissan Terindikasi Siapkan Penantang Honda HR-V dan Toyota Corolla Cross
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- Diskon Listrik 50 Persen PLN Oktober 2025, Begini Syarat dan Cara Dapat E-Voucher Tambah Daya!
- Shin Tae-yong Batal Comeback, 4 Pemain Timnas Indonesia Bernafas Lega
- 7 Rekomendasi Smartwatch untuk Tangan Kecil: Nyaman Dipakai dan Responsif
- 5 Bedak Padat yang Cocok untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Samarkan Flek Hitam
Pilihan
-
Hasan Nasbi Sebut Menkeu Purbaya Berbahaya, Bisa Lemahkan Pemerintah
-
5 Fakta Kemenangan 2-1 Real Madrid Atas Barcelona: 16 Gol Kylian Mbappe
-
Harga Emas Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Sentuh Rp 2,4 Juta di Pegadaian, Antam Nihil!
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
Terkini
-
7 Rekomendasi Mobil Keluarga Ternyaman dengan Kabin Luas, Harga Rp70 Jutaan
-
5 Motor Listrik Beratap Terbaik Anti Hujan: Harga di Bawah Rp50 Juta, Nyaman selama Perjalanan
-
Isuzu Festival 2025 Manjakan Pelanggan dengan Paket Ekstra Purna Jual
-
Chery Rayakan Penyerahan 1.000 Unit TIGGO Cross CSH Hybrid Bersama Konsumen
-
Sebanyak 1000 Unit Chery Tiggo Cross CSH Hybrid Diserahkan ke Konsumen
-
5 Jas Hujan Anti Rembes Rp100 Ribuan: Cocok untuk Pekerja dan Anak Muda
-
3 Mobil Keluarga yang Rangkap Jabatan: 80 Jutaan, Tak Cuma Buat Jalan tapi Bisa Jadi Penghasil Cuan
-
Fakta Unik BMW 2002 Hamish Daud: Mobil Klasik Kakek Buyut 3 Series yang Melegenda
-
Restomod Ekstrem Civic Nouva EF9 'AeroFlux' dengan Hand Painting di IDEXII 2025
-
3 Pikap Bekas Alternatif Gran Max: Mulai 50 Jutaan, Cocok Buat Usaha