Suara.com - James Dyson, jutawan Inggris yang beken sebagai produsen vacuum cleaner, pada pekan ini mengatakan perusahaannya sedang mengembangkan mobil listrik. Mobil listrik ini akan diluncurkan pada 2020 dan mengincar pasar Asia.
Dyson, pada Selasa (26/9/2017), mengatakan dia akan menggelontorkan investasi senilai 2 miliar pound sterling untuk mewujudukan ambisi itu.
Ia mengatakan akan memanfaatkan teknologi solid-state baterry dan motor listrik yang digunakan pada mesin vacuum cleaner-nya untuk mengembangkan mobil listrik itu.
"Teknologi baterai sangat penting bagi Dyson, motor listrik sangat penting bagi Dyson, kontrol lingkungan juga sangat peting bagi kami," kata dia kepada Reuters di London.
"Saya terus mengembangkan teknologi-teknologi ini secara konsisten karena saya yakin pada satu saat kami bisa membuat mobil," imbuh dia.
Dyson mengatakan telah mengerahkan sebuah tim khusus berisi 400 orang insinyur untuk mengembangkan mobil tersebut. Tim itu sudah bekerja selama 2,5 tahun di sebuah bengkel milik Dyson di Malmesbury, Wiltshire, Inggris.
Berbeda dengan pabrikan mobil listrik lain, Dyson memilih menggunakan solid-state baterry ketimbang baterai lithium ion. Alasannya karena baterai solid-state auh lebih aman, tak mudah panas, dan lebih cepat diisi ulang.
Dyson sendiri tahun lalu sudah merekrut sejumlah eksekutif produsen mobil Inggris, Aston Martin. Mereka diduga turut menjadi otak di balik proyek mobil listrik Dyson.
Soal pasar yang akan diincar, Dyson mengaku bahwa pihaknya melihat potensi besar di Asia Timur dan Tenggara.
"Kami melihat sebuah pasar yang sangat besar untuk mobil ini di Timur Jauh," ujar dia.
Meskipun demikian, Dyson mengaku perusahaannya belum memiliki desain atau pun sasis. Perusahaannya juga belum memutuskan akan merakit mobil itu di mana, tetapi menegaskan tak akan bekerja sama dengan perusahaan mobil lain.
"Apa bagusnya membuat sesuatu yang mirip dengan produk orang lain?" kata dia sembari menambahkan bahwa mobil yang kini sedang dibangun bukan mobil sport atau juga mobil murah.
Berita Terkait
-
Polytron G3 vs G3+: Mana Mobil Listrik yang Lebih Worth It? Spesifikasi Lengkap dan Harga Terbaru!
-
Penjualan BYD Merosot untuk Pertama Kali di Tengah Gempuran Perang Harga
-
Hyundai Pastikan Bawa Mobil Listrik Baru ke Indonesia di Sisa 2025
-
Pemerintah China Perketat Ekspor Mobil Listrik Setelah Banyak Keluhan Soal Kualitas
-
Charger Gun Neta V-II Sering Nyangkut, Begini Cara Mengatasinya
Terpopuler
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Seret Nama Mantan Bupati Sleman, Dana Hibah Pariwisata Dikorupsi, Negara Rugi Rp10,9 Miliar
- Kompetisi Menulis dari AXIS Belum Usai, Gemakan #SuaraParaJuara dan Dapatkan Hadiah
- Ini 5 Shio Paling Beruntung di Bulan Oktober 2025, Kamu Termasuk?
- Rumah Tangga Deddy Corbuzier dan Sabrina Diisukan Retak, Dulu Pacaran Diam-Diam Tanpa Restu Orangtua
Pilihan
-
Dari Puncak JI ke Pangkuan Ibu Pertiwi: Kisah Abu Rusydan dan Komitmen Deradikalisasi Negara
-
Evakuasi Ponpes Al-Khoziny: Nihil Tanda Kehidupan, Alat Berat Dikerahkan Diirigi Tangis
-
Statistik Brutal Dean James: Bek Timnas Indonesia Jadi Pahlawan Go Ahead Eagles di Liga Europa
-
Harga Emas Antam Stagnan, Hari Ini Dibanderol Rp 2.235.000 per Gram
-
Poin-poin Utama UU BUMN: Resmi Disahkan DPR RI, Selamat Tinggal Kementerian BUMN
Terkini
-
6 Rekomendasi Motor Listrik dengan Jarak Tempuh Terjauh hingga 125 Km
-
Jaecoo Fokus Pasar PHEV untuk Pasar Indonesia
-
Terpopuler: Swasta Ogah Beli BBM Pertamina, Bioetanol Jadi Momok
-
Geger Skutik Adventure! Kove ADX 180 Datang, Jegal Honda ADV160 dengan Harga Miring?
-
Polytron G3 vs G3+: Mana Mobil Listrik yang Lebih Worth It? Spesifikasi Lengkap dan Harga Terbaru!
-
Panduan Lengkap Motor Listrik Polytron: Pilih FOX-S, FOX-R, Evo, atau Trex? Cek Harga dan Spek!
-
Naksir Access 125? Intip Dulu Harga Motor Suzuki Oktober 2025
-
Apa Saja Mobil Deddy Corbuzier? Ini Isi Garasinya
-
Apa Itu Bio Etanol? Bahan Bakar yang Diklaim Bisa Bikin Pertalite Naik Kasta Jadi Pertamax
-
Penjualan BYD Merosot untuk Pertama Kali di Tengah Gempuran Perang Harga