Suara.com - Grab belum lama ini merilis soal target raupan investasi sebesar 6,5 miliar dolar AS atau sekitar Rp 92 triliun sebelum 2019 berakhir.
Menanggapi hal tesebut, Kolumnis sekaligus pemerhati bisnis berbasis teknologi Bloomberg, Tim Culpan mengungkapkan, rilis Grab tersebut tidak ditujukan kepada siapapun kecuali hanya diarahkan kepada kompetitornya yakni GoJek.
Terlebih, pengumuman kekuatan dana Grab itu dilakukan hanya sesaat setelah ramai pemberitaan bahwa GoJek baru saja dinobatkan sebagai decacorn.
"Siaran pers (Grab) itu mungkin telah dialamatkan dengan jelas, dear GoJek, tulisnya dalam artikel berjudul Grab's Bonfire of the Vanities is Just Blowing Smoke," dikutip dari Bloomberg 8 April 2019.
Kepulan asap yang dimaksud Culpan adalah tentang kekuatan dana dari investor Grab yang berpotensi digunakan untuk melakukan berbagai cara memenangkan kompetisi.
Terutama strategi bakar uang yang cenderung predatory pricing (jual rugi) sehingga bisa menguasai pasar.
Maka tidak salah, kata Culpan, jika rencana besar Grab itu hanya ditujukan kepada GoJek tanpa peduli dampak keberlangsungan bisnis dan industri ride-hailing di Asia Tenggara.
Menurut Culpan, ini adalah kompetisi dengan senjata kuno dan Grab ingin GoJek tahu bahwa dia memiliki tumpukan amunisi yang lebih besar dan dukungan dari negara adidaya modal ventura dunia.
Culpan menganalogikan, perkirakan kabut asap itu akan mengepul lebih tebal, dan lebih beracun. Sebab berpotensi terjadi monopoli.
Baca Juga: Kejar dan Tabrak Pembegal, Ajeng Dapat Apresiasi dari Pengemudi GoJek
Terlebih dalam dua kutipan terpisah, eksekutif Grab terutama Anthony Tan membuat klaim bahwa pihaknya akan kali empat lebih besar dari pesaing terdekatnya.
"Dalam era baru bisnis jasa antar (transportasi online) dana besar itu sering dihabiskan untuk menutup kesenjangan antara apa yang seorang konsumen mau bayar untuk naik dan apa yang seorang pengemudi mau bayar untuk mengangkut pelanggan itu," terangnya.
Pengamat Ekonomi Yanuar Rizky menilai, masuknya investasi baru ke Grab tersebut dinilai sebagai aksi konglomerasi dengan tujuan menciptakan monopoli di industri ojek online Asia Tenggara.
Monopoli dimungkinkan dengan menerapkan tarif serendah-rendahnya bagi konsumen dengan harapan kompetitor tidak mampu bersaing.
"Itu arah konglomerasi bagaimana menguasai pasar dengan bakar duit mencapai harga serendah-rendahnya. Di satu sisi menguntungkan konsumen tapi di sisi lain ketika tidak ada saingan bisa seenaknya menentukan harga," ujarnya.
Menurut Rizky, predatory pricing atau aksi bakar duit yang berpotensi dilakukan Grab memiliki tujuan untuk menguasai pasar dengan cara melakukan monopoli sistem.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 7 Bedak Padat yang Awet untuk Kondangan, Berkeringat Tetap Flawless
- 8 Mobil Bekas Sekelas Alphard dengan Harga Lebih Murah, Pilihan Keluarga Besar
- 5 Rekomendasi Tablet dengan Slot SIM Card, Cocok untuk Pekerja Remote
- 7 Rekomendasi HP Murah Memori Besar dan Kamera Bagus untuk Orang Tua, Harga 1 Jutaan
Pilihan
-
Pertemuan Mendadak Jusuf Kalla dan Andi Sudirman di Tengah Memanasnya Konflik Lahan
-
Cerita Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Jenuh Dilatih Guardiola: Kami seperti Anjing
-
Mengejutkan! Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Resmi Pensiun Dini
-
Kerugian Scam Tembus Rp7,3 Triliun: OJK Ingatkan Anak Muda Makin Rawan Jadi Korban!
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
Terkini
-
5 Mobil Bekas Kecil untuk Pemula Ibu Muda, Cocok Buat Antar Jemput Anak Sekolah
-
5 Rekomendasi Mobil Listrik dengan Jarak Tempuh hingga 1.000 km
-
Apakah STNK Bisa Digadaikan? Pahami Aturannya Sebelum Mengajukan Pinjaman
-
Isuzu Resmikan Dealer Kendari, Sasar Bisnis Tambang dan Perkebunan
-
Pajero Sport vs Fortuner: Perang Gengsi Tak Kunjung Usai, Pilih Nyaman atau Gahar?
-
Terpopuler: KPK Sita Mobil Rubicon Korupsi Ponorogo, Tantri Kotak Beli SUV Gahar
-
Siap Obrak-abrik Pasar, Triumph Mau Racik Motor Murah Under 350cc
-
Daihatsu Stabil di Urutan 2 Pasar Mobil Indonesia, Dominan di Pasar Commercial Low dan LCGC
-
5 Motor Listrik Terbaik 2025, Tampilan Keren dan Harganya Udah Murah dari Pabrik
-
Bobibos Bikin Geger, Kapan Dijual dan Berapa Harga per Liter? Ini Jawabannya