Setelah menginap semalam di Bangkok, Thailand, saya pun terbang ke Paro, gerbang masuk ke Bhutan. Hal yang harus dilakukan adalah menukar mata uang lokal, karena di kota tidak banyak tersedia money changer, meski ada ATM.
Perlu dicatat, negara ini adalah bebas rokok, bebas plastik dan sangat alami. Selaras konsep go green, maka toilet hanya menyediakan handuk, bukan kertas tisu.
Setelah pengambilan bagasi, di pintu keluar bandara sudah menunggu banyak pemandu lokal dan driver. Karena konsepnya, setiap turis memang wajib ditemani keduanya dalam kunjungan ke Bhutan.
Setelah berkenalan, saya dikalungi kain putih sebagai tanda welcome to Bhutan dan souvenir. Kesan akan pemandu dan driver adalah sangat ramah, mereka berbusana tradisional semacam kimono pendek, dengan kaos kaki panjang serta sepatu bertali. Sangat rapi.
Pertama-tama saya diberitahu dan diperkenalkan seperti apa Bhutan, lantas kearifan lokal dan etika adat seperti berjalan sesuai arah jarum jam di lokasi bertanda keagamaan, do and don't, apa saja yang perlu dipersiapkan wisatawan, serta jadwal kunjungan atau itinerary. Hal satu ini, bisa disesuaikan dengan memperhatikan keterbatasan di Bhutan.
Lokal guide dan driver sangat membantu, karena udara lebih tipis dari Indonesia, disarankan untuk tidak membawa barang saat hiking. Pemandulah yang akan membantu membawa tas wisatawan serta air minum.
Apabila bepergian dalam group, saat hiking dan ada yang tidak mampu melanjutkan, maka pemandu akan menemani perjalanan, sementara driver akan menjemput yang berhenti.
Setiap pagi, mobil sudah dalam keadaan bersih dan ready. Driver akan mengisi bensin setelah diantar ke hotel, sehingga saat saya berada dalam mobil, tidak pernah ada kejadian mengisi bensin.
Di tengah perjalanan, saat akan berhenti untuk coffee atau tea break, driver dan guide akan duduk terpisah, namun apabila ingin duduk bersama bisa request.
Baca Juga: Banjir Pengunjung GIIAS 2019, Teknologi Jadi Indikator Antusiasme
Kearifan mereka yang saya rasakan, apabila kita berbuat sedikit kebaikan bagi warga setempat, mereka akan berbuat lebih baik lagi, Contohnya, saat saya pesan makan malam di hotel, saya memuji masakan mereka.
Keesokan harinya, mereka menyajikan menu yang saya suka dan saat kembali ke hotel mereka menyapa saya, dan kembali menyiapkan menu yang saya pesan pertama kali untuk dinner dan breakfast.
Atau contoh lainnya, saat saya mengundang guide dan driver untuk tea break, di hari berikutnya mereka akan membeli minuman lokal buat saya, di sepanjang perjalanan.
Laman berikutnya adalah kerennya alam Bhutan dan "Sarang Harimau" yang terkenal itu.
Berita Terkait
Terpopuler
- PSSI Kalah Cepat? Timur Kapadze Terima Tawaran Manchester City
- 5 Rekomendasi Moisturizer Mengandung SPF untuk Usia 40 Tahun, Cegah Flek Hitam dan Penuaan
- Pembangunan Satu Koperasi Merah Putih Butuh Dana Rp 2,5 Miliar, Dari Mana Sumbernya?
- Daftar Mobil Bekas yang Harganya Paling Stabil di Pasaran
- 3 Pemain Naturalisasi Baru Timnas Indonesia untuk Piala Asia 2027 dan Piala Dunia 2030
Pilihan
-
Pandji Pragiwaksono Dihukum Adat Toraja: 48 Kerbau, 48 Babi, dan Denda 2 Miliar
-
4 HP 5G Paling Murah November 2025, Spek Gahar Mulai dari Rp 2 Jutaan
-
6 HP Snapdragon dengan RAM 8 GB Paling Murah, Lancar untuk Gaming dan Multitasking Intens
-
Harga Emas di Pegadaian Stabil Tinggi Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Kompak Naik
-
PSSI Kalah Cepat? Timur Kapadze Terima Tawaran Manchester City
Terkini
-
Solo-Semarang Bebas Hambatan: Cek Tarif Tol dan Tips Aman Berkendara
-
Solo-Jogja Lebih Murah Naik Tol? Hitung Biaya vs KRL untuk Rombonganmu!
-
Liburan Bawa Mobil? Ini Biaya Nyebrang dari Jawa ke Merak yang Wajib Kamu Tahu!
-
4 Perbedaan Kunci Satria Pro vs F150 untuk Kamu yang Galau Pilih Ayago Suzuki Terbaru Ini
-
Yamaha Aerox Makin Was-Was! Motor Matic Honda Terbaru Tampil Ganas
-
Liburan ke Bali Bawa Mobil? Ini Daftar Harga Tiket Kapal Terbaru Jawa-Bali plus Tips Anti Ngantre
-
7 Motor yang Bisa Ngecas HP untuk Ojol, Fitur Power Charger Aman
-
Mitsubishi Elevance Concept: Calon Penerus Pajero dengan Teknologi PHEV 4WD
-
5 Mobil Listrik Desain Sporty untuk Kaum Muda, Tetap Stylish dan Trendi di Jalanan
-
Update Harga Suzuki Satria F150 Bekas November 2025: Lebih Murah dari Honda BeAT, Mulai Rp10 Jutaan