Suara.com - Memaksimalkan teknik Eco Driving saat melakukan perjalanan dinilai mampu membuat konsumsi bahan bakar jadi lebih irit.
Teknik ini adalah cara mengemudi dengan tujuan mengoptimalkan konsumsi bahan bakar agar lebih efisien serta berperan mengurangi risiko kecelakaan.
Menurut Hariadi, Asst. to Service Dept. Head PT Suzuki Indomobil Sales, selain untuk efisiensi bahan bakar, teknik Eco Driving merupakan salah satu upaya untuk memperpanjang usia pakai kendaraan karena kinerjanya tidak dipaksakan.
"Pemanfaatan teknik Eco Driving dapat mengoptimalkan efisiensi bahan bakar sehingga mengurangi tingkat polusi dan lebih ramah lingkungan. Gaya dan teknik yang diterapkan pun sudah terbukti dapat mengurangi risiko kecelakaan di jalan raya. Untuk itu, penerapan teknik eco driving ini disarankan untuk dapat memaksimalkan fungsi kendaraan serta menjaga keamanan dan kenyamanan pengemudi," ungkapnya.
Terdapat tiga faktor yang mempengaruhi teknik Eco Driving, yaitu pengemudi, kondisi mobil, serta lingkungan. Untuk memaksimalkan penggunaan bahan bakar, ada beberapa cara yang dapat dilakukan oleh pengemudi, yaitu:
Waktu, rute, dan tujuan perjalanan
- Hitung estimasi waktu berkendara dengan memperhatikan rute perjalanan agar dapat menghindari kemacetan. Jika sudah terjebak dalam kemacetan, mobil akan sering melakukan stop and go, kondisi di mana mobil harus berhenti dan dijalankan kembali sesuai dengan kepadatan lalu lintas sehingga mengakibatkan boros bahan bakar.
- Namun, selain menghindari kemacetan, dalam menghitung estimasi waktu berkendara, pengemudi juga harus menyediakan waktu lebih jika menghadapi kejadian tidak terduga di perjalanan.
Cara mengemudi
- Sebisa mungkin hindari mengemudi secara agresif karena bisa memicu penggunaan bahan bakar yang boros. Dalam mengemudi dengan teknik Eco Driving, untuk mencapai putaran maksimum pengemudi harus menekan pedal gas secara perlahan dan segera pindah ke posisi gigi percepatan yang lebih tinggi.
- Pengemudi idealnya menjaga putaran mesin di angka 2.000 hingga 3.000 rpm. Jika melakukan perpindahan gigi melebihi angka itu, putaran mesin menjadi terlalu tinggi dan penggunaan bahan bakar akan jauh lebih boros.
- Manfaatkan momentum akselerasi saat bertemu dengan medan yang menanjak dan gunakan engine break saat bertemu dengan medan yang menurun. Akselerasi tinggi dalam mengemudi menyebabkan konsumsi bahan bakar berlebihan.
- Begitu pula ketika hendak mengerem, pengemudi harus memperhitungkan jarak pengereman sekitar tiga detik dengan menekan pedal rem secara halus dan memanfaatkan engine break untuk pengereman.
- Selain itu, gunakan kecepatan ideal kendaraan dengan konstan sekitar 60-70 km per jam untuk menghasilkan efisiensi bahan bakar.
Penggunaan bahan bakar mobil yang sesuai
- Hal penting lainnya yang harus diperhatikan adalah penggunaan bahan bakar sesuai anjuran, yaitu bahan bakar tanpa timbal (unleaded fuel). Bahan bakar tanpa timbal akan meminimalisir polusi dari gas buang kendaraan, sehingga menjadi lebih ramah untuk lingkungan sekitar.
- Pemilihan ban mobil juga merupakan faktor yang penting dalam mendukung teknik Eco Driving. Salah satunya dengan cara menggunakan ban bertipe hambatan gulir (rolling resistance) yang rendah.
- Ban dengan tekanan angin yang kurang bisa memperlambat roda bergulir sehingga membutuhkan tenaga ke poros roda lebih besar. Selain bahan bakar dan ban mobil, penggunaan AC juga menjadi salah satu faktor borosnya bahan bakar. Untuk itu, hindari menggunakan AC dengan suhu maksimal dan gunakan suhu ideal ruang kabin sekitar 20-23 derajat Celsius.
Perawatan kendaraan
Baca Juga: Produksi Powertrain Mobil Listrik, LG Magna e-Powertrain Sepakati Kepemilikan Saham
- Lakukan perawatan berkala di bengkel resmi untuk menjaga performa mesin dan komponen-komponennya agar selalu dalam keadaan prima ketika digunakan. Selain itu, melakukan perawatan berkala di bengkel resmi dapat menjaga garansi mobil.
Berita Terkait
-
7 Mobil Bekas Kabin Lega untuk Perjalanan Jauh: Harga Bersahabat Dibawah Rp80 Juta
-
Mengintip Tren Terbaru: Mengapa Perjalanan Mewah Kini Makin Diminati Wisatawan Indonesia?
-
Dari Warung Kopi ke Tanah Suci: Kisah-kisah Haru di Balik Perjalanan Umrah 114 Jemaah
-
5 Motor Matic dengan Tangki Besar: Sahabat Setia Para Penggemar 'Long Ride'
-
5 Motor Matic dengan Tangki Bensin Besar, Cocok untuk Perjalanan Jauh
Terpopuler
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Mobil Diesel Bekas di Bawah 100 Juta, Mobil Badak yang Siap Diajak Liburan Akhir Tahun 2025
- 9 Mobil Bekas dengan Rem Paling Pakem untuk Keamanan Pengguna Harian
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
Pilihan
-
Rupiah Dijamin Stabil di Akhir Tahun, Ini Obat Kuatnya
-
Kehabisan Gas dan Bahan Baku, Dapur MBG Aceh Bertahan dengan Menu Lokal
-
Saham Entitas Grup Astra Anjlok 5,87% Sepekan, Terseret Sentimen Penutupan Tambang Emas Martabe
-
Pemerintah Naikkan Rentang Alpha Penentuan UMP Jadi 0,5 hingga 0,9, Ini Alasannya
-
Prabowo Perintahkan Tanam Sawit di Papua, Ini Penjelasan Bahlil
Terkini
-
4 SUV Bekas Murah Mulai Rp 40 Jutaan: Solusi Bapak-bapak yang Ingin Naik Kelas, Pas untuk Keluarga
-
Minat Avanza Matik Bekas? Awas Gigi Mundur Lemas Bikin Kantong Terkuras
-
5 Motor Matic dengan Suspensi Paling Awet dan 'Ground Clearance' Tinggi, Aman Libas Jalan Berlubang
-
5 Rekomendasi Ban Tubeless untuk Honda Astrea, Bikin Motor Jadul Makin Aman
-
5 Rekomendasi Mobil Bekas Murah untuk Kado Natal Orang Tercinta
-
3 Motor Matic Bekas dengan Bagasi Besar Paling Murah dan Ideal Buat Harian
-
5 Mobil Bekas Matic Rp60 Jutaan Tahun Muda, Irit BBM dan Nyaman Dikendarai
-
6 Mobil Keluarga Rp 100 Jutaan: Mesin Bandel, Muat Nampung 7 Orang
-
Modifikasi Yamaha Filano: Modal Rp 2 Juta, Dapat Gaya Classic Racing Buat Nongkrong dan Ngantor
-
Pilihan Mobil Tujuh Penumpang dengan Kabin Luas untuk Keluarga