Suara.com - Karakter orang Indonesia saat akan membeli barang yang dinilai mahal cenderung ingin melihat barangnya secara langsung. Demikian diungkap salah satu pengamat otomotif di Tanah Air, Dr Yannes Martinus Pasaribu via kantor berita Antara.
"Secara daring (dalam jaringan) paling hanya bisa memberikan informasi-informasi yang bersifat visual. Tapi untuk naik mobil, konsumen tetap mau ada in-touch, test drive misalnya, untuk memastikan kendaraan itu cocok atau tidak. Jadi tetap harus ada (pemasaran secara) hybrid. Tentu dengan mengikuti protokol kesehatan saat mendatangi gerai terdekat," tutur pengajar di Institut Teknologi Bandung (ITB) itu pada Kamis (5/8/2021).
"Masyarakat Indonesia masih belum terbiasa membeli barang mahal tanpa melihat sendiri secara fisik," senada adalah penuturan Jongkie D. Sugiarto, Ketua I Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), seperti disampaikan kepada kantor berita Antara, Kamis (6/8/2021).
Karena itu, memasarkan mobil secara digital atau dalam jaringan alias daring menjadi sebuah tantangan tersendiri. Beda dengan pemasaran secara luring atau di luar jaringan alias langsung di hadapan konsumen dengan bukti fisik.
Menurut Dr Yannes Martinus Pasaribu, tantangan yang saat ini dihadapi perusahaan sektor otomotif ketika menjual mobil secara digital adalah pengalaman interaksi antara marketing perusahaan dengan calon konsumen.
Ia menyatakan bahwa masyarakat Indonesia masih memerlukan waktu adaptasi terkait pemanfaatan ruang digital untuk sektor otomotif. Dan menilai pemanfaatan ruang digital untuk penjualan dan pengenalan produk maupun teknologi otomotif sudah memberikan hasil.
"Menuju optimal. Karena sebenarnya tidak secepat itu orang bisa beradaptasi terhadap sesuatu yang baru," ungkap Dr Yannes Martinus Pasaribu.
Senada Jongkie D. Sugiarto. Ia setuju bahwa pameran mobil tetap penting dilakukan secara luring.
"Pameran mobil harus dilakukan karena masyarakat masih banyak yang ingin melihat langsung mobilnya, bahkan mencoba dulu mobilnya," tukas Jongkie D. Sugiarto.
Baca Juga: Virus Corona Varian Delta Tiba, Pameran Otomotif Amerika Terpaksa Ditunda
Melihat tantangan yang tak mudah ini, Dr Yannes Martinus Pasaribu berharap, kondisi perekenomian Indonesia yang terganggu akibat pandemi COVID-19 dapat segera pulih. Sehingga penghasilan masyarakat kembali naik dan memberikan pengaruh positif atas penjualan mobil. Yaitu penjualan terus meningkat.
"Intinya kalau ada PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) lagi, ekonomi kita akan stagnan dan cenderung turun terus. Bahaya sebenarnya," tukasnya.
Saat ini, pemerintah sudah berupaya membantu industri otomotif dengan menjalankan program diskon pajak otomotif, yakni Pajak Penjualan Barang Mewah Ditanggung Pemerintah (PPnBM-DTP).
Dr Yannes Martinus Pasaribu menyarankan para pelaku di sektor otomotif tetap harus memiliki upaya pemasaran daring dan digital agar jangkauan pemasaran dapat menyentuh masyarakat yang lebih luas.
Berita Terkait
-
Dituduh Kartel Bunga Pindar, AFPI: Kami Ikuti Arahan OJK Demi Lindungi Konsumen!
-
Doa Bersama Ratusan Driver Ojol di Sidoarjo
-
Ojol Gelar Aksi Damai di Monas Minta Terbitkan Perppu, Ada Apa?
-
Ojol Gelar Aksi Damai, Berbagi Bunga dan Harapan
-
Demo Usai, Jakarta Kembali Bernafas? Potret Sudirman-Thamrin yang Tak Biasa
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Prabowo Kirim Surat ke Eks Menteri Termasuk Sri Mulyani, Ini Isinya...
Pilihan
-
Kendal Tornado FC vs Persela Lamongan, Manajemen Jual 3.000 Tiket
-
6 Rekomendasi HP Murah Rp 3 Jutaan dengan Kamera Terbaik September 2025
-
Wakil Erick Thohir Disebut jadi Kandidat Kuat Menteri BUMN
-
Kursi Menteri BUMN Kosong, Siapa Pengganti Erick Thohir?
-
Otak Pembunuhan Kacab Bank, Siapa Ken si Wiraswasta Bertato?
Terkini
-
Automechanika Jakarta 2026 Siap Digelar, Indonesia Jadi Pusat Perhatian Industri Otomotif Global
-
Mengintip Isi Garasi Rohmat Marzuki, Wamenhut Baru Punya Mobil Mewah Cuma Rp80 Juta
-
Coba 3 Prompt Gemini AI Mobil Ini, Hasilnya Bikin Pangling
-
Pencinta Moge, Intip Koleksi Kendaraan Menko Polkam Baru Djamari Chaniago
-
FIFGROUP Pasang Target Rp6,8 Miliar di IMOS 2025
-
Harga Mobil Wuling Terbaru September 2025: Mulai Rp150 Jutaan, Lengkap Semua Tipe
-
Rack Steer Avanza Bermasalah? Kenali Gejalanya dan Cek Harga Originalnya
-
6 Hal Penting yang Wajib Dicek Sebelum Membeli Mobil Listrik Bekas
-
Harga Mobil Listrik Bakal Melonjak Tahun Depan: Ini 7 Fakta yang Wajib Anda Tahu
-
6 SUV Bekas di Bawah Rp100 Juta: Mana yang Paling Worth It Dibeli?