Suara.com - Daihatsu terbukti melakukan kecurangan hasil tes keselamatan terhadap beberapa model populer yang dipasarkan di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Namun hal ini ternyata sudah dilakukan selama puluhan tahun.
Adapun penyimpangan prosedur ini bukan yang pertama ditemui. Dalam laporan investigasi disebutkan penyimpangan prosedur pertama kali ditemukan pada tahun 1989.
"Kami meminta maaf karena telah mengkhianati kepercayaan konsumen. Kami sekali lagi meminta maaf," ujar CEO Daihatsu Soichiro Okudaira dalam keterangannya belum lama ini.
Adapun penyimpangan prosedur ini juga berdampak pada mobil-mobil Toyota, Mazda, dan Subaru. Setidaknya ada 64 model yang diproduksi Daihatsu terdampak dari penyimpangan prosedur uji keselamatan tersebut. Beberapa model juga diketahui diproduksi di Indonesia.
Atas kasus ini, Daihatsu menegaskan kesalahan tersebut murni dari manajemen. Pihaknya pun akan melakukan evaluasi agar kejadian serupa tak berulang.
"Manajemen kami bertanggung jawab atas penyimpangan yang terjadi karena menganggap enteng proses sertifikasi ini dan menciptakan lingkungan yang memungkinkan terjadinya tindakan-tindakan semacam itu. Kami menyadari betapa beratnya situasi yang mengguncang fondasi perusahaan kami sebagai produsen mobil terkait dengan rincian penyimpangan yang terjadi dan hasil verifikasi teknis yang dilakukan oleh perusahaan kami," kata Soichiro.
Skandal yang menimpa Daihatsu baru-baru ini sebenarnya sudah berhembus sejak awal tahun, tepatnya pada 28 April 2023. Perusahaan membuat pengumuman terkait penyimpangan prosedur saat uji tabrak samping terhadap beberapa model.
Selanjutnya berdasarkan hasil temuan yang ada, Daihatsu kemudian membentuk tim independen untuk melakukan investigasi secara utuh.
Alhasil pada 19 Mei 2023, Daihatsu mengumumkan terkait adanya penyimpangan prosedur untuk proses sertifikasi uji tabrak pada model Daihatsu Rocky Hybrid dan Toyota Raize hybrid.
Baca Juga: Toyota Siapkan Enam Model Baru Kejar Ketertinggalan di Pasar Mobil Listrik
Tidak berhenti di situ, tim independen kemudian melanjutkan investigasi untuk mengidentifikasi kasus serupa. Hasilnya ditemukan sejumlah indikasi penyimpangan prosedur yang dilakukan dalam temuan terbaru.
Pertama Daihatsu diketahui memodifikasi dan penyesuaian yang tidak tepat. Di mana orang yang bertanggung jawab untuk melakukan pengujian secara sengaja memodifikasi atau menyesuaikan kendaraan atau peralatan eksperimental yang tidak sesuai dengan prosedur.
Kedua, perusahaan memberikan pernyataan palsu. Di mana orang yang bertanggung jawab untuk menyiapkan laporan pengujian secara sengaja mengajukan permohonan sertifikasi dengan menggunakan laporan pengujian dengan informasi yang tidak benar dan memeberikan laporan palsu.
Terakhir, Daihatsu melakukan manipulasi yang dengan sengaja memasukkan informasi palsu dalam laporan pengujian internal atau memalsukan data pengujian.
Adapun dalam temuan terbaru itu, komite independen mengidentifikasi 174 kasus yang terdiri dari 28 kasus modifikasi dan penyesuaian tidak tepat, 143 kasus pernyataan palsu, dan 3 kasus lainnya manipulasi data asli.
Penyimpangan prosedur yang dilakukan oleh Daihatsu juga turut berdampak terhadap produk-produk yang dipasarkan Toyota, khususnya beberapa produk kembar yang memang diproduksi di pabrik Daihatsu.
Berita Terkait
-
Toyota Siapkan Enam Model Baru Kejar Ketertinggalan di Pasar Mobil Listrik
-
Tak Main-main, Daihatsu Curangi Hasil Tes Keselamatan Selama 30 Tahun
-
Toyota Kembali Recall Corolla Cross Karena Masalah Airbag
-
Toyota Dibikin Gigit Jari Suzuki, Jimny Jadi Pemicunya
-
Tersangkut Skandal, Astra Daihatsu Diminta Tetap Produksi dan Ekspor Mobil
Terpopuler
- Ameena Akhirnya Pindah Sekolah Gegara Aurel Hermanyah Dibentak Satpam
- Dana Operasional Gubernur Jabar Rp28,8 Miliar Jadi Sorotan
- Kopi & Matcha: Gaya Hidup Modern dengan Sentuhan Promo Spesial
- Breaking News! Keponakan Prabowo Ajukan Pengunduran Diri Sebagai Anggota DPR RI Gerindra, Ada Apa?
- Prabowo Incar Budi Gunawan Sejak Lama? Analis Ungkap Manuver Politik di Balik Reshuffle Kabinet
Pilihan
-
Foto AI Tak Senonoh Punggawa Timnas Indonesia Bikin Gerah: Fans Kreatif Atau Pelecehan Digital?
-
Derby Manchester Dalam 3 Menit: Sejarah, Drama, dan Persaingan Abadi di Premier League
-
Disamperin Mas Wapres Gibran, Korban Banjir Bali Ngeluh Banyak Drainase Ditutup Bekas Proyek
-
Ratapan Nikita Mirzani Nginep di Hotel Prodeo: Implan Pecah Sampai Saraf Leher Geser
-
Emil Audero Jadi Tembok Kokoh Indonesia, Media Italia Sanjung Setinggi Langit
Terkini
-
Insentif Mobil Listrik Impor Distop, Pemerintah Diharapkan Punya Strategi Lanjutan
-
Daftar Barang yang Dilelang KPK September 2025: Mulai dari Fortuner 60 Jutaan hingga Vespa!
-
Sirkuit Mijen Membara, Crosser 19 Tahun Ini Ancam Dominasi di Kejurnas Motocross 2025
-
Di Indonesia Mahal, Berapa Harga Mobil VW di Negara Asalnya?
-
Begini Jadinya Ofero Stareer 3 Lit Terima Sentuhan Modifikasi dari Katros Garage
-
Terpopuler Hari Ini: Mobil Bekas untuk Pensiunan PNS, Toyota Avanza Masih Jadi Incaran
-
Budget Mahasiswa: Pilih Yamaha NMAX Bekas Gagah atau Fazzio Baru Bergaya?
-
Adu Skutik Premium ADV160 RoadSync Lawan Aerox Alpha Turbo: Gengsi Skutik Terkoneksi, Pilih Mana?
-
Potret Kawasaki J300: Ninja Versi Matik Siap Guncang Pasar, Harganya Bikin Dompet Bergetar
-
Apakah Motuba Aman Pakai Bensin Campur Etanol? Simak sebelum Beli Pertamax Green