Suara.com - Ketua Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), Yohannes Nangoi mengungkap alasan industri otomotif Tanah Air banyak diserbu merek asal China dalam beberapa tahun terakhir.
Menurut Nangoi, kehadiran merek otomotif China tak lepas dari karakteristik Indonesia yang merupakan negara berkembang. Tak heran, pasar di Indonesia dianggap "seksi" untuk digarap.
"Indonesia merupakan salah satu pusat ekonomi besar di Asia Tenggara, dengan kaum muda mendominasi mayoritas dari 275 juta penduduknya, Indonesia menjadi pasar mobil yang sangat potensial dan dinamis, sehingga sangat menarik bagi para produsen kendaraan bermotor global," ujar Yohannes Nangoi, di Jakarta, baru-baru ini.
Namun demikian, lanjut Nangoi, bagi Gaikindo, kehadiran merek Tiongkok yang massif bukanlah menjadi ancaman. Hal ini justru menjadi sinyal positif bagi industri otomotif di Indonesia.
Gaikindo: Penjualan Mobil Turun Gara-gara Pemilu
"Saat ini produsen mobil global khususnya dari Tiongkok terus bidik pasar Indonesia, dan mereka semangat berinvestasi guna membangun pabrik dan infrastrukturnya di Tanah Air. Bagi Gaikindo ini tentu menjadi hal yang sangat positif bagi perkembangan industri otomotif Indonesia," jelasnya.
Penjualan Mobil di Indonesia Merosot
Gaikindo menyatakan bahwa penjualan mobil di Tanah Air turun 22 persen pada kuartal pertama tahun ini disebabkan oleh, salah satunya, pemilihan umum atau pemilu.
Dijelaskan Yohannes Nangoi, terdapat beberapa hal yang memicu turunnya penjualan mobil. Selain pemilu, ada juga regulasi baru hingga naiknya bahan baku.
"Industri otomotif kuartal pertama turun 22 persen, karena memang beberapa poin. Seperti bahan baku yang naik, adanya pengaruh agenda politik yang begitu besar dan saya melihat ada peraturan baru yang ketat sehingga penjualan terganggu," ungkap Yohannes Nangoi.
Baca Juga: 8 Merek Baru Dipastikan Ramaikan GIIAS 2024, Apa Saja?
Tidak hanya itu saja, gejolak perekonomian dunia turut menyumbang penurunan tren positif untuk industri otomotif tanah air, seperti harga dolar yang semakin meningkat drastis.
Berita Terkait
-
Toyota Indonesia Membentuk Generasi Muda Melalui Pendidikan Vokasi Berbasis Industri
-
Automechanika Jakarta 2026 Siap Digelar, Indonesia Jadi Pusat Perhatian Industri Otomotif Global
-
Destinator Laris, Penjualan Mitsubishi Tumbuh Double Digit
-
Penjualan Mobil Agustus 2025 Masih Lesu, Mitsubishi Tumbuh 2 Digit
-
Ahok Buka Kartu: 3 Kunci Ini Bisa Bikin Otomotif RI Jadi Raksasa Ekonomi
Terpopuler
- Kecewa Kena PHP Ivan Gunawan, Ibu Peminjam Duit: Kirain Orang Baik, Ternyata Munafik
- Nasib Maxride di Yogyakarta di Ujung Tanduk: Izin Tak Jelas, Terancam Dilarang
- Rekam Jejak Brigjen Helfi Assegaf, Kapolda Lampung Baru Gantikan Helmy Santika
- Ahmad Sahroni Ternyata Ada di Rumah Saat Penjarahan, Terjebak 7 Jam di Toilet
- Gibran Dicap Langgar Privasi Saat Geledah Tas Murid Perempuan, Ternyata Ini Faktanya
Pilihan
-
Sidang Cerai Tasya Farasya: Dari Penampilan Jomplang Hingga Tuntutan Nafkah Rp 100!
-
Sultan Tanjung Priok Cosplay Jadi Gembel: Kisah Kocak Ahmad Sahroni Saat Rumah Dijarah Massa
-
Pajak E-commerce Ditunda, Menkeu Purbaya: Kita Gak Ganggu Daya Beli Dulu!
-
Dukungan Dua Periode Prabowo-Gibran Jadi Sorotan, Ini Respon Jokowi
-
Menkeu Purbaya Putuskan Cukai Rokok 2026 Tidak Naik: Tadinya Saya Mau Turunin!
Terkini
-
Piaggio Sambut IEU CEPA, Impor Motor Vespa dari Italia Lebih Murah
-
Pemerintah Tengah Mengkaji Gratiskan Pajak BBNKB
-
Duel Suzuki Access 125 vs. Honda Stylo 160: Skutik Retro Mana yang Paling Pas Buat Kamu?
-
Jangan Tergiur Harga Miring, Waspadai Mobil Bekas Tabrakan Berisiko Tinggi
-
Van Legendaris Jadi Listrik! Volkswagen Transporter Electric Resmi Dijual, Berapa Harganya?
-
Daftar Harga Mitsubishi Destinator dengan Mode Berkendara Canggih untuk Jalan Indonesia
-
Pembalap Binaan Astra Honda Incar Posisi Tiga Besar Klasemen di ATC Motegi
-
Terpopuler: Arti Nama Kawasaki, Simulasi Kredit Syariah Yamaha Nmax
-
Terungkap! Arti Sebenarnya di Balik Kode KLX Kawasaki yang Melegenda
-
Toyota Tegaskan Sistem Otomatisasi Pabrik Tak Hapuskan Posisi Tenaga Kerja Manusia