Suara.com - Selain kekhawatiran jarak tempuh dan waktu pengisian daya, harga mobil listrik yang kerap menguras kantong menjadi momok tersendiri.
Tak cuma di Indonesia, anggapan tersebut juga berlaku di Amerika Serikat. Di sisi lain, produsen China menawarkan opsi EV yang lebih ramah di dompet, seperti BYD.
Sayangnya, konsumen AS kini gigit jari karena kebijakan tarif tinggi yang membatasi kehadiran EV China.
Sebelumnya, mobil listrik buatan China sudah dibebani tarif sebesar 28%, angka yang cukup tinggi dan efektif menghalangi geliat EV China di pasar AS.
Namun, tarif terbaru yang diterapkan pemerintahan Presiden Joe Biden bisa dibilang "kelewatan". Dikutip dari Motorbiscuit, kini tarif impor EV dan panel surya asal China dinaikkan menjadi 100%.
Menurut pemerintah AS, kebijakan ini diambil untuk "menanggapi kebijakan tidak adil dan melindungi lapangan pekerjaan di AS".
Sama seperti kebijakan tarif sebelumnya, langkah ini nyaris mustahilkan masuknya EV China ke AS. Dapat dipahami bahwa pemerintah AS ingin melindungi inisiatif kendaraan bersih lokal dari gempuran EV China yang harganya miring.
Namun, pada akhirnya kebijakan ini justru merugikan konsumen AS. Saat ini, mobil listrik China yang terjangkau bisa dikirim ke berbagai belahan dunia, termasuk AS, menawarkan teknologi EV tanpa perlu merogoh kocek dalam-dalam, khususnya bagi para komuter perkotaan.
Solusi idealnya tentu saja hadirnya EV buatan AS dengan harga bersaing dari pabrikan lokal seperti Tesla, Ford, dan GM.
Baca Juga: Sinopsis dan Jadwal Tayang Drama China Perfect Her, Dibintangi Luo Zheng
Sayangnya, Chevrolet Bolt EV, salah satu EV termurah di AS, dibanderol sekitar $27,495 (sekitar Rp 440 juta) untuk model 2023. Bandingkan dengan BYD Seagull, mobil listrik kompak asal China yang dilego sekitar USD 12,000 (sekitar Rp 192 juta) di pasar domestik China.
Jadi, bagaimana menurut Anda? Apakah kebijakan tarif tinggi ini layak ditiru oleh pemerintah Indonesia? Atau justru sebaliknya?
Berita Terkait
-
Sinopsis dan Jadwal Tayang Drama China Perfect Her, Dibintangi Luo Zheng
-
Kelimpungan Juga, Gedung Putih Tengah Berupaya Selamatkan Dokter Asal AS yang Terjebak di Gaza
-
Tak Cuma Shin Tae yong, Hyundai Pertimbangkan Hadiahkan Mobil Listrik untuk PSSI
-
Pasar Mobil Indonesia Makin Suram, Penjualan Terus Turun di April
-
Demi Tingkatkan Performa, Timnas Indonesia U-20 Digenjot Fisik Pelatih Marinir AS
Terpopuler
- 7 Body Lotion di Indomaret untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Rawat Garis Penuaan
- 7 Rekomendasi Lipstik Transferproof untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp20 Ribuan
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 14 November: Ada Beckham 111, Magic Curve, dan Gems
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 6 Tablet RAM 8 GB Paling Murah untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp2 Jutaan
Pilihan
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
-
Catatan Gila Charly van Oosterhout, Pemain Keturunan Indonesia di Ajax: 28 Laga 19 Gol
-
Daftar 611 Pinjol Ilegal Terbaru Update Satgas PASTI OJK: Ada Pindar Terkenal
-
Bobibos Ramai Dibicarakan! Pakar: Wajib Lolos Uji Kelayakan Sebelum Dijual Massal
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
Terkini
-
Operasi Zebra 2025 Mulai Jam Berapa? Jadwal Berlaku Besok, Ini 8 Sasaran Utama
-
7 Mobil SUV Ladder Frame Harga di Bawah Rp 100 Juta: Bandel dan Kokoh!
-
Hemat & Ramah Lingkungan: 4 Mobil Listrik Ini Pas untuk Aktivitas Harian Keluarga di Perkotaan
-
5 Rekomendasi Mobil Sedan Sunroof Murah yang Keren Buat Anak Muda
-
Strategi Federal Oil Hindarkan Konsumen dari Oli Palsu
-
Tak Kunjung Nongol di Indonesia, Pesaing MT-25 dari Honda Malah akan Discontinue, Apa Sebab?
-
Bukan Pajero Sport: Fortuner Dipaksa Discontinue Gara-Gara Kalah dari Mobil Satu Ini
-
7 Mobil Bekas Senyaman Mercy Harga Rp100 Jutaan yang Cocok untuk Pensiunan
-
Rekomendasi Bajaj untuk Kendaraan Pribadi, Berapa Harganya?
-
Vario Jadi Motor MotoGP, CBR Makin Sangar: Ini Dia Para Raja Modifikasi HMC 2025