Suara.com - Dominasi merek-merek mobil Jepang di Indonesia kini sedang terancam oleh masuknya brand-brand mobil China. Bahkan pabrikan Jepang kini mulai mempertimbangkan untuk mengurangi produksi mobil mereka di Tanah Air jika pangsa pasar mereka semakin tergerus.
"Pasar mobil baru di Indonesia semakin mengecil, sementara pemain semakin banyak. Persaingannya semakin brutal," kata Presiden Direktur Toyota-Astra Motor (TAM), Hiroyuki Ueda seperti diwartakan Nikkei Asia, Minggu (30/3/2025),
Saat ini sudah ada 11 merek mobil China yang bermain di Indonesia. Termasuk di dalamnya adalah dua raksasa Tiongkok, BYD dan GAC.
Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia atau Gaikindo, merek-merek Jepang menguasai 90 persen pasar roda empat Indonesia pada 2012 - tahun pertama data resmi penjualan mobil di Indonesia dirilis.
Tetapi jauh sebelum itu, mobil-mobil Jepang sudah mendominasi Indonesia. Toyota dan Honda sudah membangun pabrik di Tanah Air sejak 1970an.
Sejak awal dekade 2010an, beberapa merek mobil Jepang mulai menambah investasi di Indonesia karena yakin pasar mobil akan menyentuh angka 2 juta unit. Apa lagi pada 2013, penjualan mobil di Indonesia menyentuh angka 1,3 juta unit.
Tetapi ternyata setelah 2013, penjualan mobil di Indonesia terus melemah dan turun. Beberapa faktor, termasuk berkurangnya subsidi BBM serta pajak yang tinggi membuat penjualan mobil melemah.
Penurunan ini kemudian terjadi ketika mobil-mobil China datang, dengan teknologi listrik yang lebih maju serta harga yang lebih murah. Alhasil, kue yang tadinya dikuasai merek mobil Jepang kini mulai digerus BYD Cs.
Pada 2024 kemarin, ketika penjualan mobil Indonesia mencapai 860.000 unit, pangsa pasar Jepang sudah tinggal 89,5 persen. Sementara merek-merek China merebut 6,4 persen pasar, naik 3 persen dari tahun lalu.
Baca Juga: Pertarungan Sengit: Hyundai Ioniq 4 Siap Menggempur Dominasi BYD di China
Bagi Jepang ini adalah bencana. Indonesia adalah benteng terakhir di Asia Tenggara, setelah penjualan mobil mereka di negara-negara ASEAN lain menyusut termasuk di Thailand yang menjadi pusat produksi mobil di kawasan.
Seorang petinggi di perusahaan otomotif Jepang di Indonesia mengatakan ekspansi mobil China di Indonesia tahun ini akan semakin cepat, akibat tarif-tarif dagang yang dikenakan Presiden Amerika Serikat Donald Trump.
"Pasar otomotif Indonesia tidak akan tumbuh dengan mudah, karena masalah utamanya adalah melemahnya daya beli masyarakat kelas menengah," kata seorang petinggi lain di sebuah perusahaan mobil Jepang.
Kelas menengah Indonesia tumbuh 55 persen menjadi 60,72 juta orang selama lima tahun hingga 2018. Tetapi pada 2023, kelas menengah Indonesia menyusut menjadi 52.03 juta orang. Pandemi Covid-19, turut menjadi pemicunya.
"Jika semuanya terus begini, kami mungkin harus mereorganisasi produksi di Indonesia," kata seorang petinggi di perusahaan mobil Jepang di Indonesia.
Sebelumnya Suzuki dan Subaru sudah menutup pabrik mobil mereka di Thailand pada tahun ini. Keputusan diambil setelah penjualan keduanya di Thailand terus menyusut, salah satunya akibat masuknya merek-merek Tiongkok.
Berita Terkait
-
Toyota Sebar Posko Siaga di 15 Titik Kawal Momen Mudik Lebaran 2025
-
Toyota Land Cruiser 250 Punya Versi Lapis Baja, Anti Peluru Sampai Kebal Serangan Granat
-
Denza N9 Meluncur, SUV Mewah di bawah Rp 1 Miliar
-
Toyota Buka Suara Soal Waktu Peluncuran Veloz Hybrid Tahun Ini
-
Toyota Indonesia: Kerja Sama Bahan Bakar Terbarukan dengan Global South Bisa Atasi Ancaman Trump
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- 7 Sunscreen Anti Aging untuk Ibu Rumah Tangga agar Wajah Awet Muda
- Mobil Bekas BYD Atto 1 Berapa Harganya? Ini 5 Alternatif untuk Milenial dan Gen Z
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Pabrik VinFast di Subang Resmi Beroperasi, Ekosistem Kendaraan Listrik Semakin Lengkap
-
ASUS Vivobook 14 A1404VAP, Laptop Ringkas dan Kencang untuk Kerja Sehari-hari
-
JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
Terkini
-
Berapa Harga Mobil Bekas Denza D9? Ini Pesaing Alphard dengan Fitur Super Canggih
-
5 Rekomendasi Ban Tubeless untuk Honda Revo yang Aman dan Nyaman
-
5 Rekomendasi Ban Tubeless untuk Honda Vario 125 yang Aman di Jalan Licin
-
QJMotor Siapkan 4 Produk Baru Tahun Depan, Perkuat Segmen Motor Sport Tapi Matic
-
Kuis Sejarah Otomotif: Siapa Penemu Mobil Pertama di Dunia?
-
Pabrik VinFast di Subang Resmi Beroperasi, Ekosistem Kendaraan Listrik Semakin Lengkap
-
5 Mobil Keluarga Mirip BYD Atto 1 dengan Kabin Luas dan Fitur Canggih
-
5 Rekomendasi Aki Motor Terbaik untuk Honda BeAT yang Awet dan Murah
-
7 Mobil Listrik Paling Laris Penguasa Pasar RI: Fiturnya Canggih Nan 'Ngeri'
-
5 City Car untuk Ibu Rumah Tangga yang Nyaman, Irit, dan Praktis