Otomotif / Motor
Jum'at, 24 Oktober 2025 | 15:19 WIB
Ilustrasi logo Honda. (Unsplash/Hadi Yazdi Aznaveh)
Baca 10 detik
  • PHK Massal Intai Pabrik Sepeda Motor di Vietnam
  • Honda Terdampak Larangan Motor Bensin
  • Pemerintah Vietnam Larang Motor Bensin Berkeliaran di Hanoi Mulai 2026

Suara.com - Pemerintah Jepang dan produsen otomotif raksasa seperti Honda Motor menyuarakan kekhawatiran mendalam atas rencana larangan sepeda motor bensin di Hanoi, Vietnam, mulai 2026. 

Kebijakan larangan motor bensin dan hanya memperbolehka motor listrik yang melintas, dinilai dapat memicu gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) besar-besaran dan mengganggu stabilitas pasar kendaraan roda.

Perdana Menteri Vietnam, Pham Minh Chinh, pada Juli 2025, mengumumkan larangan motor bensin di pusat Hanoi mulai pertengahan 2026 sebagai bagian dari upaya nasional mengurangi polusi udara. 

Larangan ini akan diperluas secara bertahap, mencakup area lebih luas pada 2028 dan berpotensi diterapkan pada kota-kota besar lain di Vietnam.

Kedutaan Besar Jepang di Hanoi telah mengirimkan surat resmi kepada otoritas Vietnam, memperingatkan bahwa larangan mendadak tersebut dapat memukul lapangan kerja di industri pendukung, termasuk dealer dan pemasok suku cadang. 

Jepang mendesak pemerintah Vietnam untuk menerapkan peta jalan elektrifikasi yang tepat dengan masa transisi yang memadai, agar industri dapat menyesuaikan diri tanpa guncangan pasar.

Pasar sepeda motor Vietnam merupakan salah satu yang terbesar di dunia, dengan nilai sekitar US$4,6 miliar pada 2025. Tingkat kepemilikan sepeda motor di negara berpenduduk lebih dari 100 juta jiwa ini mencapai sekitar 80 persen, menjadikannya salah satu yang tertinggi di dunia.

Asosiasi Produsen Sepeda Motor Vietnam, yang dipimpin Honda dan juga menaungi Yamaha serta Suzuki, bahkan turut menyampaikan kekhawatiran serupa.

"Kebijakan tersebut dapat menyebabkan gangguan produksi dan risiko kebangkrutan bagi perusahaan dalam rantai pasokan," tulis Asosiasi dalam suratnya kepada pemerintah Vietnam, mengutip Reuters.

Baca Juga: 6 Pilihan Oli Honda Supra X 125 Terbaik untuk Atasi Mesin Kasar Bagi Para Rider Harian

Para produsen memperkirakan ratusan ribu tenaga kerja, hampir 2.000 dealer, dan sekitar 200 pemasok komponen akan terdampak. Mereka meminta masa transisi minimal 2-3 tahun untuk beradaptasi serta mengembangkan infrastruktur pengisian daya dan standar keselamatan untuk motor listrik.

Honda yang saat ini menguasai sekitar 80 persen pangsa pasar roda dua Vietnam dengan penjualan 2,6 juta unit tahun lalu, akan menjadi pihak yang paling terpengaruh. Perusahaan asal Jepang ini terus melobi pemerintah untuk merevisi arahan larangan tersebut. 

Perwakilan Honda sempat mengisyaratkan kemungkinan pengurangan kapasitas produksi, namun menegaskan tidak berencana menutup pabrik dan memantau situasi. 

Honda memiliki empat pabrik di Vietnam, dengan mayoritas produknya masih menggunakan bensin, meski kini mulai memperkenalkan motor listrik seperti CUV e: dan ICON e:.

Load More