Otomotif / Mobil
Kamis, 11 Desember 2025 | 16:38 WIB
Ilustrasi Mobil Listrik (Unsplash)
Baca 10 detik
  • Riset ID COMM memprediksi adopsi mobil listrik Indonesia didominasi *early adopter* hingga akhir 2025.
  • Motivasi utama pembelian mobil listrik konsumen adalah penghematan biaya operasional dan insentif pajak.
  • Penjualan BEV naik signifikan, namun masih jauh dari target pemerintah 2 juta unit pada 2030.

Suara.com - Perkembangan ekosistem kendaraan listrik di Tanah Air terus menjadi sorotan di tengah upaya transisi energi. Berdasarkan riset terbaru bertajuk Menuju Era Mobil Listrik: Sejauh Mana Indonesia Siap, terungkap bahwa hingga akhir tahun 2025, adopsi mobil listrik di Indonesia masih didominasi oleh kelompok konsumen early adopter dan sebagian early majority.

Temuan ini mengindikasikan bahwa penerimaan masyarakat luas terhadap teknologi ini masih memerlukan dorongan kebijakan yang lebih strategis serta edukasi yang masif.

Faktor ekonomi ternyata masih menjadi motivasi terbesar konsumen dalam memutuskan untuk membeli mobil listrik. Riset tersebut memaparkan bahwa biaya operasional yang lebih hemat serta adanya insentif pajak menjadi daya tarik utama.

Salah satu poin krusial yang memikat konsumen adalah tarif pajak tahunan kendaraan listrik yang sangat terjangkau, yakni berada di kisaran Rp150.000 per tahun. Selain hitung-hitungan finansial, aspek psikologis juga turut andil, di mana para early adopter cenderung memandang kepemilikan mobil listrik sebagai representasi gaya hidup modern.

Meskipun tren positif terlihat, pergeseran ini dinilai belum sepenuhnya menyentuh pasar yang lebih luas. Hal ini ditegaskan oleh Asti Putri selaku perwakilan dari ID COMM yang menyoroti perilaku konsumen saat ini.

“Transisi ini lebih menunjukkan pergeseran perilaku daripada perluasan pasar baru dan informasi ini penting untuk diketahui berbagai pihak terkait sektor otomotif," ujar Asti Putri, Co-Founder & Director ID COMM, Kamis (11/12/2025).

Mengacu pada data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia atau GAIKINDO, pertumbuhan penjualan mobil listrik berbasis baterai (BEV) memang menunjukkan grafik menanjak. Penjualan tercatat meningkat dari 15.318 unit pada 2023 menjadi 43.188 unit pada 2024.

Tren ini berlanjut pada delapan bulan pertama tahun ini dengan capaian 51.191 unit. Kendati demikian, angka tersebut masih terpaut jauh dari target ambisius pemerintah yang memproyeksikan 2 juta unit kendaraan listrik mengaspal pada 2030.

Guna mengejar ketertinggalan tersebut, riset ID COMM merekomendasikan pemerintah untuk segera menyusun peta jalan yang lebih komprehensif hingga 2030, termasuk perluasan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) di luar wilayah Jabodetabek. Bagi konsumen yang berniat beralih, disarankan untuk lebih rasional dengan mempertimbangkan biaya kepemilikan jangka panjang, layanan purna jual, hingga nilai jual kembali unit tersebut.

Baca Juga: Mending Dolphin atau M6? Segini Harga Mobil BYD Terbaru di Akhir 2025

Load More