Suara.com - Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2022 menyambangi Kampung Tobati, Kota Jayapura, Provinsi Papua. Program andalan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) tersebut memasukkan Kampung Tobati sebagai 50 desa wisata terbaik ADWI 2022.
Desa wisata tersebut telah melalui uji standar penilaian tim juri yang terdiri dari tujuh kategori. Yakni 1. Daya tarik pengunjung (alam dan buatan, seni dan budaya), 2. Suvenir (kuliner, fesyen, dan kriya), 3. Homestay, 4. Toilet umum, 5. Digital dan kreatif, 6. Cleanliness, Health, Safety, dan Environment Sustainability (CHSE), dan 7. Kelembagaan Desa. Mereka nantinya akan mendapatkan pembinaan dan pendampingan dari mitra strategis Kemenparekraf.
Direktur Tata Kelola Destinasi Kemenparekraf, Indra Ni Tua dan rombongan Kemenparekraf dalam kesempatan itu mendengarkan seluruh presentasi dari pihak pengelola desa wisata. Dalam sambutannya, Indra mengatakan, community base tourism adalah yang pihaknya lakukan di setiap desa wisata, termasuk di Kampung Tobati. ”Kita apresiasi Desa Wisata Kampung Tobati yang masuk 50 besar desa wisata terbaik 2022,” ujar Indra dalam siaran pers yang diterima Suara.com, Senin (24/10/2022).
Bicara soal historis, penamaan Kampung Tobati berasal dari Tabati. Kata Tab (matahari) dan Badic (naik/terbit) dan jika digabungkan makna dari kedua kata tersebut mengandung arti bahwa Tabadic berarti Matahari Terbit. Desa wisata tobati berjarak kurang lebih 36 Km atau sekitar 50 menit bila di tempuh dengan mobil dari Bandar Udara Sentani, Jayapura.
Di Kampung Tobati ada sebuah area yang disebut Lapangan Timbul Tenggelam. Keunikannya adalah area tersebut akan tertutupi oleh air saat pasang dan kembali muncul ketika air surut. Pada saat muncul, tentunya pengunjung bisa berjalan-jalan dan berkegiatan di area berpasir putih tersebut. Tak jauh dari sana, ada Pulau Metu Debi yang jadi destinasi wisata rohani, sejarah, dan alam. Kampung Tobati sendiri merupakan pusat penyebaran agama Kristen Protestan di Jayapura.
Kampung tersebut juga memiliki Taman Wisata Teluk Youtefa. Destinasi tersebut terhampar di wilayah garis pantai Kota Jayapura yang terletak di teluk kecil yang berada di dalam Teluk Yos Sudarso. Taman Wisata ini diapit oleh dua buah tanjung yang menjorok dari samping kiri yaitu tanjung Pie dan Tanjung Saweri di samping kanan, dan hanya dipisahkan oleh selat kecil yang lebarnya ± 300 meter yang disebut dengan Selat Tobati dan sekaligus merupakan pintu masuk dan keluar.
Di dalam taman tersebut terdapat hutan mangrove dan beberapa hutan sagu. Terdapat pula dua aliran sungai yang bermuara pada Taman Wisata Alam Teluk Youtefa yaitu sungai Acai dan Sungai Entrop dengan lebar sekitar 20 meter. Kemudian ada Pantai Hamadi. Itu merupakan daerah pesisir pantai di Kelurahan Hamadi. Pantai tersebut merupakan daerah hak ulayat suku Tobati. Posisi daerah pesisir pantai Hamadi yang strategis karena berhadapan langsung dengan Teluk Humbolt (Yos Sudarso) di perairan Kota Jayapura yang berbatasan langsung dengan PNG.
Lalu ada Gunung Mher. Itu merupakan batas timur kawasan Taman Wisata Alam Teluk Youtefa. Gunung itu konon merupakan asal muasal masyarakat Tobati dan Enggros, sehingga oleh masyarakat, gunung ini dianggap mempunyai kekuatan gaib karena dihuni oleh roh-roh leluhur mereka. Dalam melakukan segala kegiatan terutama dalam memilih dan mengangkat ondoafi, masyarakat terlebih dahulu meminta izin ke gunung ini.
Indra kepada awak media berharap, pengelolaan desa wisata tersebut harus menitik beratkan kepada kolaborasi. ”Tidak bisa Desa Tobati sendirian. Bekerja sama dengan desa lain. Karena manfaatnya akan untuk masyarakat. Kalau makin banyak homestay-nya nanti makin bagus, makin banyak pengunjungnya,” ujar Indra.
Baca Juga: Gus Halim: Desa Wisata dan BUM Desa Harus Tingkatkan Kesejahteraan Warga
Sedangkan soal potensi adat dan budaya, desa tersebut memiliki Rumah Adat Kariwari Suku Tobati. Kariwari adalah rumah adat yang dihuni oleh suku Tobati-Enggros yang tinggal di tepi Danau Sentani, Jayapura. Rumah ini menjadi rumah khusus laki-laki yang berumur sekitar 12 tahun. Ia mencari pengalaman hidup dan mencari nafkah setelah mereka menikah.
Mereka diajarkan menjadi laki-laki yang tangguh, kuat dan bertanggung jawab serta berani. Klan (suku) yang terdapat di Kampung Tobati adalah Klan Hamadi, Ireuw, Dawir,Haay, Hababuk, Meraudje, Hasor, Injama, Affar, Mano, dan Sremsrem. Ada 2 klan besar yang mengepalai kampung yaitu Klan Hamadi dan Klan Ireuw.
Masyarakat setempat juga memiliki tarian dan nyanyian bagi para wisatawan, yakni Tari Fie (tarian di atas perahu untuk mengantar hasil buruan ke ondoafi), Tari Warpu (tarian pada upacara pelantikan ondoafi besar), tarian pada upacara perkawinan dan tarian pada saat ondoafi meninggal.
Berita Terkait
-
Pasal Perzinaan di RKUHP Jadi Polemik, Ini Kata Pemangku Kebijakan di Bali
-
Dua Pilar Satu Atap, Film Produksi Mahasiswa Unsri Juarai Festival Film Kemenparekraf
-
Atur Urusan Menginap di Hotel, RKUHP Dikhawatirkan Berdampak Buruk pada Pariwisata
-
Kolaborasi Bareng Kemenparekraf, PUBG Mobile Luncurkan Peta Nusa Khas Indonesia
-
Hadapi Ancaman Resesi Ekonomi Global, Politisi Demokrat Ajak Masyarakat Kunjungi Pariwisata Domestik
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Jemput Weekend Seru di Bogor! 4 Destinasi Wisata dan Kuliner Hits yang Wajib Dicoba Gen Z
- 6 Ramalan Shio Paling Beruntung di Akhir Pekan 4-5 Oktober 2025
Pilihan
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
Terkini
-
Mengenal Inovasi dan Manfaat Lelang bagi Perekonomian Nasional
-
Rakhano Rilis "Sempat Tak Sempat", Lagu Galau yang Bikin Susah Move On
-
Paramount Land Gelar Pesta Rakyat 'Sinergi dalam Satu Harmoni'
-
Edukasi dan Promosi Kelestarian Hutan, FSC Forest Week di Indonesia Resmi Diluncurkan
-
Pastry Chef Audrey Tampi Gelar Demo Masak Eksklusif di Jakarta
-
Custom Desain Cincin Pernikahan Jadi Tren, Buat Cinta Makin Jadi Lebih Bermakna
-
Meriahkan HUT Kemerdekaan RI ke-79 dengan Tingkatkan Nasionalisme dan Eratkan Kebersamaan antar Karyawan
-
Rayakan HUT RI, Pergikuliner Festival Ruang Rasa Hadirkan Ragam Kuliner Indonesia di Central Park
-
Rayakan Hari Kemerdekaan Bersama Lebih dari 6000 Siswa dengan Berbagi Es Krim Gratis di Seluruh Indonesia
-
Terinspirasi HUT RI di IKN, The House of Arwuda Luncurkan Parfum Independence