Jum'at, 10 Mei 2024 | 08:05 WIB
(Dok: Istimewa)

"Pak Luhut menggunakan istilah toxic untuk merujuk kepada pihak-pihak yang cenderung menghambat kemajuan program kabinet karena tidak sejalan dengan visi dan arah yang telah ditetapkan," tandas Prof Henry yang juga Guru Besar Unissula ini.

Menurut Ketua PPK Kosgoro 1957 ini, LBP yang dikenal sebagai Prajurit Sapta Marga dan seorang patriot bangsa, sejatinya ingin menekankan tentang pentingnya persatuan dan kesatuan dalam menjalankan program-program pemerintahan ke depan demi kepentingan bersama.

"Jadi saya juga mengamini dan sangat menghargai pendapat dan pandangan Jenderal Luhut sebagai menteri senior, tokoh nasional berpengalaman yang berkiprah di pemerintahan Pak Harto hingga Pak Jokowi. Sebagai Prajurit Sapta Marga yang sangat mencintai negeri ini tetap utuh dalam bingkai NKRI dan sebagai senior di Golkar yang selalu menginginkan negeri ini maju, sejahtera, dan berkeadilan," pungkas Fungsionaris Pusat Partai Golkar yang juga menjabat sebagai Vice Presiden Kongres Advokat Indonesia (KAI) ini.

Tag

Load More