Suara.com - Umat Muslim tentu tak asing dengan Sidratul Muntaha, salah satu istilah yang memiliki makna mendalam dalam ajaran Islam. Istilah ini kerap muncul saat membahas peristiwa Isra Miraj yang dialami Nabi Muhammad SAW. Lantas, seperti apa Sidratul Muntaha itu?
Sebagai sebuah simbol, Sidratul Muntaha menjadi representasi dari kedekatan manusia dengan Allah SWT dan kedalaman makna spiritualitas dalam ajaran Islam. Simak informasi selengkapnya berikut ini.
Apa Itu Sidratul Muntaha?
Mengutip dari NU Online, Sidratul Muntaha disebutkan dalam beberapa ayat Al-Qur’an, khususnya dalam surat an-Najm ayat 14 yang mengungkapkan bahwa Nabi Muhammad SAW melihat malaikat Jibril dalam rupa aslinya saat berada di Sidratul Muntaha.
Secara bahasa, "sidrah" berarti pohon bidara, yang merupakan pohon yang tumbuh di daerah kering dan memiliki banyak manfaat. Pohon ini dikenal memiliki buah yang bisa dimakan, daun yang digunakan untuk memandikan jenazah, dan akar serta kulitnya yang digunakan sebagai obat.
Seperti Apa Sidratul Muntaha?
Berdasarkan beberapa hadis, Sidratul Muntaha digambarkan sebagai pohon yang sangat besar dan indah. Pohon ini memiliki daun yang sangat besar dan buah yang sangat menakjubkan.
Ada juga yang menggambarkan bahwa Sidratul Muntaha dihiasi dengan warna yang sangat cerah, seakan-akan seluruh alam semesta bersinar di sekitarnya. Salah satu hadis menggambarkan bahwa daun pohon Sidratul Muntaha sebesar telinga gajah, dan buahnya seperti bejana besar yang terbuat dari emas.
Pohon tersebut diyakini memiliki daun sebanyak jumlah makhluk yang diciptakan oleh Allah. Daun-daun itu mencatat perjalanan hidup makhluk-Nya, dan jika ada daun yang jatuh, itu menandakan bahwa perjalanan hidup makhluk tersebut telah selesai, meskipun kematian merupakan rahasia Allah SWT.
Baca Juga: Teori Relativitas Einstein Membuktikan Kebenaran Isra Miraj? Mengungkap Sisi Spiritual Dibalik Sains
Sidratul Muntaha dalam Perjalanan Isra Miraj
Perjalanan Isra' Mi'raj Nabi Muhammad SAW menjadi salah satu peristiwa paling penting dalam sejarah Islam. Setelah melewati berbagai lapisan langit, Nabi Muhammad SAW sampai di Sidratul Muntaha, di mana beliau mengalami pengalaman spiritual yang luar biasa karena beliau bertemu langsung dengan Allah SWT.
Dalam peristiwa ini, Nabi Muhammad SAW menerima wahyu tentang kewajiban shalat lima waktu bagi umat Islam.
Pada awalnya, perintah tersebut mencakup 50 kali shalat, namun berkat saran dari Nabi Musa AS, jumlahnya dikurangi menjadi lima waktu yang tetap memiliki pahala yang setara dengan 50 waktu.
Demikianlah informasi terkait seperti apa Sidratul Muntaha. Semoga bermanfaat.
Berita Terkait
Terpopuler
- Bak Bumi dan Langit, Adu Isi Garasi Menkeu Baru Purbaya Yudhi vs Eks Sri Mulyani
- Kata-kata Elkan Baggott Jelang Timnas Indonesia vs Lebanon Usai Bantai Taiwan 6-0
- Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Dicopot
- Mahfud MD Terkejut dengan Pencopotan BG dalam Reshuffle Kabinet Prabowo
- Viral Murid SD Kompak Tolak Makan Gratis, Anak-Anak Jujur Masalahnya di Menu?
Pilihan
-
3 Kontroversi Purbaya Yudhi Sadewa di Tengah Jabatan Baru sebagai Menteri
-
Indonesia di Ujung Tanduk, Negara Keturunan Jawa Malah Berpeluang Lolos ke Piala Dunia 2026
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan Memori 256 GB, Terbaru September 2025
-
IHSG Jeblok Hingga 1 Persen di Sesi I Perdagangan Selasa Setelah Sertijab Menteri Keuangan
-
19 Tewas di Aksi Demo Anti Korupsi, Eks Persija Jakarta: Pemerintah Pembunuh!
Terkini
-
Tata Cara dan Niat Sholat Gerhana Bulan 7 September 2025 untuk Imam dan Makmum
-
Contoh Khutbah Jumat Tentang Maulid Nabi 2025 Versi Panjang dan Singkat
-
5 Contoh Kultum Maulid Nabi Muhammad SAW 2025 Berbagai Tema
-
Puasa Maulid Nabi Namanya Apa? Hukum Puasa di Hari Kelahiran Rasulullah
-
Rabu Wekasan Menurut Islam Dianjurkan atau Tidak? Ini Hukum, Amalan dan Jadwal 2025
-
Niat dan Doa Buka Puasa Ayyamul Bidh Agustus 2025 Selama 3 Hari untuk Berkah Sepanjang Tahun
-
Jadwal Puasa Ayyamul Bidh Agustus 2025: Niat dan Keutamaannya di Hari Kamis
-
Mengapa Islam Melarang Pria Menyerupai Wanita? Ini Penjelasannya
-
Apa Itu Puasa Tasu'a ? Waktu, Niat, dan Sejarahnya
-
Menghapus Dosa Satu Tahun, Kapan Puasa 10 Muharram Tahun 2025