Suara.com - Panitia Penyelenggara Asian Para Games 2018 (INAPGOC) menanggapi keluhan Komite Olimpiade Asia (OCA) terkait jadwal penyelenggaraan Asian Para Games 2018 yang berdekatan dengan Asian Games 2018.
OCA beralasan tak mengetahui bahwa Asian Para Games 2018 akan diselenggarakan setelah Asian Games 2018 selesai. Mereka menganggap penyelenggaraan kegiatan lain setelah Asian Games melanggar kontrak tuan rumah.
"Ada surat OCA mengenai komplain kenapa ada event 120 hari setelah Asian Games. Jawabannya adalah itu bukan hal baru, di Korea pun (Asian Games 2014) waktu itu selisih dua minggu. Di Cina (Asian Games 2010) juga sebentar selisihnya," kata Ketua INAPGOC Raja Sapta Oktohari selepas Rapat Koordinasi Asian Games dan Asian Para Games 2018 di Kantor Kemenko PMK, Jakarta Pusat, Kamis (5/4/2018).
Lebih lanjut, INAPGOC akan berkoordinasi dengan pemerintah, khususnya Wakil Presiden Jusuf Kalla untuk memberi surat balasan ke OCA bahwa jadwal Asian Para Games (APG) 2018 tak bisa diubah dan mutlak keputusan negara.
"Kami minta ke Pak Wapres untuk berkirim surat ke OCA menjelaskan bahwa ini sudah keputusan negara. Asian Para Games berlangsung 6-13 Oktober 2018," kata pria yang juga menjabat ketua umum Pengurus Besar Ikatan Sepeda Sport Indonesia (PB ISSI) itu.
Menurut Okto, komplain yang dilayangkan OCA kadung terlambat untuk didiskusikan, mengingat waktu yang kian sempit.
"Dari pihak Komite Paralimpiade Asia (APC) suruh komunikasilah sama Komite Olimpiade Asia (OCA), dan pemerintah harus tegas keluarkan pernyataan. Jangan mau diatur, saya pikir ini terlambat untuk didiskusikan sekarang," ujar Okto yang juga promotor petinju ternama Indonesia, Daud Yordan, ini.
Asian Para Games akan dihelat pada 6-13 Oktober 2018 atau 34 hari setelah Asian Games 2018 diselenggarakan. Berbeda dengan Asian Games yang digelar di Jakarta-Palembang, Perlombaan cabang olahraga (cabor) Asian Para Games 2018 akan seluruhnya difokuskan di Jakarta.
Tag
Berita Terkait
-
Sejarah Apa yang Diukir Kontingen Indonesia usai Runner-up SEA Games 2025?
-
Warga Korban Banjir Minta Cangkul dan Sekop ke JK untuk Bersihkan Rumah
-
JK Hingga Jurnalis Korban Pengeroyokan Terima Anugerah Dewan Pers 2025
-
Ironi Hakordia, Silfester Matutina Si Manusia Kebal Hukum?
-
Indonesia Kirim 1.021 Atlet untuk Berlaga di SEA Games 2025
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Pergelangan Kaki Bermasalah, Sabar/Reza Kandas pada Semifinal BWF World Tour Finals 2025
-
Indonesia Lampaui Target Medali di SEA Games 2025, Ulangi Rekor 30 Tahun Silam dengan Gagah
-
Indonesia Cetak Sejarah Baru di SEA Games 2025
-
Pesona Kierana Alexandra, Atlet 17 Tahun Pembawa Bendera Indonesia di Penutupan SEA Games 2025
-
Sejarah Apa yang Diukir Kontingen Indonesia usai Runner-up SEA Games 2025?
-
Kontingen Indonesia Kemas 91 Emas di SEA Games 2025 Sukses Lewati Target Awal
-
Jangan Puas Runner Up di SEA Games 2025, Masih Ada Asian Games 2026 dan Olimpiade 2028
-
Klasemen Akhir SEA Games 2025, Kontingen Indonesia Juara 2
-
Tetes Air Mata SEA Games 2025, Mereka Tak Terlihat Hanya Karena Tak Bawa Pulang Medali
-
Update Medali Tim Indonesia di SEA Games 2025: Masih Kokoh di Posisi 2