Suara.com - Setiap driver Formula One (F1) memiliki gaya menyetir tersendiri. Tak terkecuali bintang baru, Max Verstappen (Red Bull Racing). Sejak akhir tahun lalu, sampai semester pertama tahun ini, ia menuai banyak komentar. Ini akibat caranya yang "unik" saat membawa jet darat, kalau tidak mau menggunakan kata agresif.
Salah satu buktinya adalah ganjaran penalti 10 detik dari FIA menyusul GP China. Di mana jetnya bersinggungan dengan milik Sebastian Vettel (Ferrari) saat memperebutkan posisi di Turn 14. Kejadian itu membuat Verstappen turun dari posisi empat ke lima di daftar hasil balap, dan dua poin penalti ditambahkan ke lisensi balapnya.
Kejadian ini bukan hal perdana. Tahun lalu, Verstappen juga beroleh penalti 5 detik dari FIA usai GP US, Secara berani ia menyalip Kimi Raikkonen (Ferrari) untuk memperebutkan posisi ketiga.
Di luar dua penalti tadi, lajang kelahiran Belgia yang membalap atas nama negara Belanda itu juga pernah mendapat teguran khusus dari FIA. Yaitu saat dia dan rekan satu tim, Daniel Ricciardo terlibat tumbukan di GP Azerbaijan. Keduanya dinyatakan sama-sama bersalah.
Gaya agresif Max ini tak pelak menjadi sorotan para sesepuh mantan driver F1. Seperti Niki Lauda, juara dunia F1 tiga kali (1975, 1977, 1984). Ia menyatakan bahwa gaya sembrono Si Bengal itu membahayakan driver lain.
Toh Max tidak mengubah gaya agresifnya, "berbalas pantun" melayani ujar-ujar Lauda sebagai senior yang bertarung di sirkuit jauh sebelum ayah Max berlaga (Jos Verstappen, balap F1 tahun 1994-1998, 2001-2002, 2003).
Berkebalikan dengan Lauda, Gerhard Berger, mantan driver Ferrari yang menjadi rekan satu tim mendiang Ayrton Senna malahan memuji. "Cara bawa mobilnya mengingatkan saya kepada Senna," ujarnya. "Selalu mencari celah dengan berani."
Pembuktian prestasi Max tentu saja mesti menunggu waktu, mengingat Senna adalah juara dunia F1 tiga kali (1988, 1990, 1991), dan semasa hidupnya sampai maut merenggut di sirkuit terus melakukan kampanye safety for F1 drivers. Sementara prestasi Max adalah driver F1 termuda yang pernah meraih gelar juara. Ia memenangi GP Spanyol 2016 di usia yang belum genap 18 tahun.
Baca Juga: Dunkin Donuts Jadi Inspirasi Sepatu, Begini Penampakannya
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
-
Breaking News! John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Tunggu Diumumkan
Terkini
-
Pecah Telur! Timnas Hoki Es Indonesia Ukir Sejarah Emas Pertama di SEA Games 2025
-
Janji Manis Erick Thohir Usai Pencak Silat Sumbang 4 Emas SEA Games 2025
-
Kejurnas Panahan Antarklub 2025 Digelar untuk Perkuat Piramida Pembinaan
-
Panggulnya Kerap Kambuh, Jonatan Christie Berharap Tahun 2026 Bebas Cedera
-
Timnas Voli Putra Indonesia Gagal Pertahankan Medali Emas Beruntun di SEA Games 2025
-
Angkat Topi untuk Perahu Naga, Raih 4 Emas di SEA Games 2025
-
BOOM! Medali Emas Indonesia di SEA Games 2025 Cetak Rekor
-
Tumbangkan Thailand di Final, Timnas Voli Pantai Indonesia Jaga Tradisi Emas SEA Games
-
SEA Games 2025 Jadi Momen Berat Anggar Indonesia, Semua Wakil Gagal Raih Medali
-
Janice Tjen Bersyukur Tutup SEA Games 2025 dengan Emas Setelah Sempat Jatuh Sakit