Suara.com - Pasangan ganda campuran terbaik Indonesia, Tontowi Ahmad / Liliyana Natsir sudah lempar handuk terkait peluang mereka tampil di BWF World Tour Finla 2018 yang akan berlangsung di Guangzhou, Cina, 12-16 Desember mendatang.
Saat ini, Owi / Butet -sapaan akrab Tontowi / Liliyana- berada di peringkat 10 ranking Race to Guangzhou dengan perolehan 50,950 poin.
Keduanya terpaut dua strip dari ganda campuran Denmark, Mathias Christiansen / Christinna Pedersen yang menempati ranking delapan atau batas akhir untuk bisa tampil di BWF World Tour Final.
Menurut Liliyana, dirinya dan Owi memang tak menjadikan BWF World Tour Final sebagai target utama tahun ini. Namun, dirinya cukup menyayangkan sistem baru BWF yang menjadikan intensitas mengikuti turnamen sebagai tolok ukur pemain untuk bisa tampil di Guangzhou nanti.
"Sejujurnya memang tidak mengejar ke sana. Kalau target ke situ, pasti saya ambil lebih banyak turnamen. Karena final super series (BWF World Tour) sekarang ini bikin saya heran. Kenapa semua poin turnamen dihitung, jadi tidak selektif," ujar Butet saat ditemui di kawasan Sudirman, Jakarta, Rabu (31/10/2018).
"Sebetulnya kemungkinan besar qualified (lolod) kalau ikut banyak turnamen. Sekarang saja sudah sembilan turnamen. Tapi, ya sudahlah kalau masuk oke, kalau tidak juga tidak apa-apa," sambung Butet pasrah.
Meski poin Owi / Butet dan Christiansen / Christinna di peringkat delapan hanya terpaut 1.760, kesempatan keduanya untuk tampil di BWF World Tour Final terbilang kecil.
Pasalnya, Owi / Butet hanya punya kesempatan meraup poin di satu turnamen lagi, yakni Fuzhou Cina Open 2018 yang akan berlangsung pada 6-11 November mendatang.
Sementara itu, Christiansen / Christinna masih memiliki dua turnamen sisa sebelum menuju Guangzhou. Selain Fuzhou Cina Open 2018, pasangan Denmark itu juga mengikuti Hong Kong Open 2018.
Baca Juga: Valverde Semringah dengan Performa Barca Tanpa Messi
"Ya memang susah juga sih (untuk lolos ke BWF World Tour Final 2018). Kalau dulu kan tidak semua turnamen dihitung poinnya, cuma turnamen level atas saja. Kalau sekarang dari level Super 100-1000 dihitung semua," jelas Owi.
Berita Terkait
-
3 Ganda Putri Indonesia Rontok di 16 Besar Hong Kong Open 2025
-
Masuki Tahap Turnamen, Owi/Butet Soroti Peningkatan Kualitas Peserta Audisi Umum PB Djarum 2025
-
Hendrawan hingga Butet Pantau Langsung Audisi Umum PB Djarum 2025
-
PBSI Bikin Kejutan: Rian Dipasangkan dengan Yeremia, Senjata Rahasia di Tur Asia
-
Jadwal Wakil Indonesia di Macau Open 2025 Hari Ini: Apriyani/Febi Lawan Ganda China
Terpopuler
- Pecah Bisu Setelah Satu Dekade, Ayu Ting Ting Bongkar Hubungannya dengan Enji Baskoro
- Nasib Aiptu Rajamuddin Usai Anaknya Pukuli Guru, Diperiksa Propam: Kau Bikin Malu Saya!
- Momen Thariq Halilintar Gelagapan Ditanya Deddy Corbuzier soal Bisnis
- Korban Keracunan MBG di Yogyakarta Nyaris 1000 Anak, Sultan Akhirnya Buka Suara
- Dicibir Makin Liar Usai Copot Hijab, Olla Ramlan: Hidup Harus Selalu...
Pilihan
-
Nostalgia 90-an: Kisah Tragis Marco Materazzi yang Nyaris Tenggelam di Everton
-
5 Rekomendasi HP 1 Jutaan Memori 256 GB Terbaru September 2025
-
Perbandingan Spesifikasi Redmi 15C vs POCO C85, Seberapa Mirip HP 1 Jutaan Ini?
-
Rapor Pemain Buangan Manchester United: Hojlund Cetak Gol, Rashford Brace, Onana Asisst
-
Kata Media Prancis Soal Debut Calvin Verdonk: Agresivitas Berbuah Kartu
Terkini
-
Superliga Junior 2025: Adu Gengsi PB Djarum vs Jaya Raya di Final U-19
-
Ambisi Thailand Rebut Piala Susy Susanti dan Liem Swie King di Superliga Junior 2025
-
Erick Thohir Serah Terima Jabatan Menpora dari Dito Ariotedjo
-
Menpora Erick Thohir Diharapkan Bawa Perubahan Besar Olahraga Nasional
-
Dari Lari Malam hingga Tanam Mangrove, Fresh Track 5K 2025 Jadi Perayaan Sehat dan Berkelanjutan
-
Sejarah Baru! UCI Road World Championships Hadir Pertama Kali di Afrika
-
Superliga Junior 2025 Perkenalkan Kategori U-13 dan U-15, Wadah Baru Jaring Bibit Muda
-
NOC Indonesia Gandeng NOC Jepang Demi Komitmen Strategis Pengembangan Prestasi Olahraga
-
Superliga Junior 2025: Aksi Atlet Muda Dunia Perebutkan Piala Legenda Bulutangkis Indonesia
-
Polemik Permenpora No 14 Tahun 2024, Taufik Hidayat Kumpulkan KONI, KOI, NPC dan Federasi