Suara.com - Kiprah Nitya Krishinda Maheswari di Pelatnas PBSI harus berakhir. Pebulutangkis kelahiran Blitar, Jawa Timur, 16 Desember 1988, itu dicoret dari skuat Pelatnas PBSI 2019.
Dari 98 nama yang diumumkan PBSI terkait Surat Keputusan nomor SKEP/001/0.3/I/2019 tentang Promosi dan Degradasi Pelatnas PBSI 2019 pada, Jumat (4/1/2018), nama Nitya tak lagi terpampang.
Mantan partner Greysia Polii yang sukses membawa pulang medali emas Asian Games 2014 itu, harus rela SK Pantauan selama 6 bulan miliknya tak diperpanjang.
Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PP PBSI, Susy Susanti menyebut keputusan itu terpaksa diambil menyusul kondisi fisik Nitya yang tak lagi prima.
"Untuk Nitya, melihat kondisi pasca cedera dan usianya, tidak memungkinkan untuk bisa bersaing lagi," ujar Susy Susanti dalam keterangan tertulis yang diterima Suara.com, Jumat (4/1/2019).
Pasca cedera lutut pada 2016 silam, Nitya memang terlihat kesulitan untuk kembali ke performa terbaik.
Cedera yang pertama kali dibekapnya pada 2010 silam itu, seperti terus mengantui kariernya.
Selepas operasi pada 2016 silam, Nitya sempat kembali mengayunkan raket di turnamen bulutangkis internasional.
Saat itu dirinya sempat dipasangkan dengan Ni Ketut Mahadewi Istarani.
Baca Juga: Inilah Susunan Pelatih Pelatnas PBSI 2019
Namun nahas, saat Nitya tengah berjuang mengembalikan performa terbaik, badai cedera kembali membuatnya tersungkur.
Pebulutangkis 30 tahun itu harus masuk meja operasi usai otot achilles kiri mengalami kerusakan parah saat bertanding di perempat final Thailand Open 2018, menghadapi Greysia Polii/Apriyani Rahayu.
Setelah kejadian itu, nama Nitya sudah tak lagi terdengar. Sekalinya muncul, justru kabar kurang sedap yang tersaji.
Meski sudah tak lagi sebagai pemain pelatnas, Susy berencana untuk memasukkan nama Nitya dalam tim kepelatihan PBSI. Hingga saat ini wacana itu masih digodok.
"Tetapi rencananya akan diperbantukan di tim kepelatihan dan ini akan kami bicarakan lebih lanjut," ungkap Kabid Binpres PP PBSI, Susy Susanti.
Berita Terkait
-
Harga Emas Antam Akhirnya Kembali Tembus 2,5 Juta Per Gram
-
Sukses di SEA Games 2025, Pengamat Ingatkan Segera Fokus Hadapi Asian Games dan Olimpiade
-
Harga Emas Hari Ini Naik Lagi, UBS dan Galeri24 di Pegadaian Makin Mengkilap
-
Indonesia Lampaui Target Medali di SEA Games 2025, Ulangi Rekor 30 Tahun Silam dengan Gagah
-
Harga Emas Antam Naik Konsisten Selama Sepekan, Level Dekati 2,5 Jutaan
Terpopuler
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 4 HP Flagship Turun Harga di Penghujung Tahun 2025, Ada iPhone 16 Pro!
- 5 Moisturizer Murah yang Mencerahkan Wajah untuk Ibu Rumah Tangga
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
Lagi, An Se-young Juara BWF World Tour Finals 2025
-
Persembahkan 3 Medali SEA Games, Ayustina Delia Priatna Kini Bidik Asian Games 2026
-
Pergelangan Kaki Bermasalah, Sabar/Reza Kandas pada Semifinal BWF World Tour Finals 2025
-
Indonesia Lampaui Target Medali di SEA Games 2025, Ulangi Rekor 30 Tahun Silam dengan Gagah
-
Indonesia Cetak Sejarah Baru di SEA Games 2025
-
Pesona Kierana Alexandra, Atlet 17 Tahun Pembawa Bendera Indonesia di Penutupan SEA Games 2025
-
Sejarah Apa yang Diukir Kontingen Indonesia usai Runner-up SEA Games 2025?
-
Kontingen Indonesia Kemas 91 Emas di SEA Games 2025 Sukses Lewati Target Awal
-
Jangan Puas Runner Up di SEA Games 2025, Masih Ada Asian Games 2026 dan Olimpiade 2028
-
Klasemen Akhir SEA Games 2025, Kontingen Indonesia Juara 2