Suara.com - Menteri Pemuda Olahraga (Menpora), Zainudin Amali mengungkapkan bahwa Grand Design Olahraga Nasional atau Desain Besar Olahraga Nasional (DBON) disusun untuk melakukan pembinaan atlet berprestasi menuju olimpiade sebagai target utama. Sementara Asian Games dan SEA Games menjadi sasaran antara.
“Jadi perubahan paradigma berawal arahan presiden pada peringatan Haornas ke-37, tanggal 9 September. Arahan beliau itu saya diminta mereview total ekosistem olahraga Indonesia. Karena beliau sampaikan tak masuk di akal kita ini penduduknya lebih dari 267 juta, masa sih mendapatkan atlet dan talenta-talenta kita gak bisa,” kata Amali saat menjadi narasumber dalam podcast JPNN.com, padaSelasa, (10/8/2021).
Dalam arahan tersebut, Presiden Jokowi meminta Amali untuk memperbaiki manajemen dan data olahraga dalam meningkatkan prestasi olahraga dan mencari talenta-talenta atlet usia dini di seluruh Indonesia. Selain itu, Jokowi meminta Menpora untuk bekerjasama dengan KONI, KOI dan stakeholder olahraga.
“Dari arahan bapak presiden kemudian saya diskusi internal dan berdiskusi dengan eksternal. Semua stakeholder termasuk kalangan perguruan tinggi, para profesor olahraga, akademisi, guru besar olahraga di berbagai perguruan tinggi,” jelasnya.
Menurut Amali, prestasi olahraga selama ini didapatkan didapatkan by accident bukan by design. Sehingga, meskipun mereka berprestasi tapi tidak ada pelapis atu penggantinya.
“Mungkin bisa mencapai prestasi tinggi. Tapi setelah itu, lapisan di tengah, lapisan bawah, bahkan paling bawah kita gak punya. Dengan bahasa sederhana sering saya sampaikan kita harus membuat pabrik prestasi. Prestasi ini harus dipabrik, harus dibuat, dan untuk membuat itu kita harus design, harus ada blue print, dan untuk menuju kesana harus ada road map (olahraga),” katanya.
Dengan demikian, Desain Besar Olahraga Nasional dilahirkan dan saat ini masih menunggu terbitnya Peraturan Presiden (Perpres) sebagai payung hukum. Dalam DBON, ini Kemenpora melibatkan melibatkan berbagai kementerian, lembaga, dan pemerintah daerah.
“Kalau ini jalan (DBON). Baru kita bisa mengukur prestasi. Tetapi kalau masih seperti sekarang, kita akan begini terus, kita tak pernah ada fokus,” jelasnya.
Amali juga menjelaskan, dalam DBON ini pihaknya menempatkan 14 cabang olahraga sebagai cabor unggulan. Cabor-cabor tersebut dipilih berdasarkan karakter fisik orang Indonesia dan yang sudah dipertandingkan di olimpiade.
Baca Juga: Ketum KONI Pusat Pastikan PON Papua XX Diselenggarakan Sesuai Jadwal
“Kita diskusi dan kita menyimpulkan, kita harus menyesuaikan dengan kondisi fisik orang Indonesia. Nah yang cocok adalah mengandalkan yang teknik dan akurasi,” ujarnya.
“Kita harus perluas cabor yang lolos kualifikasi dan makin banyak yang lolos kualifikasi sehingga probabilitas untuk memperoleh medali makin terbuka lebar,” tambahnya.
Penempatan urutan cabor-cabor tersebut didasarkan pada perhitungan yang matang secara ilmiah. Misalnya, cabor Bulutangkis ditempatkan di urutan pertama di DBON karena dari sisi sejarah prestasinya di olimpiade, perbandingan dengan negara lain serta statistiknya.
Selain itu, cabor unggulan adalah yang digemari masyarakat Indonesia misalnya Sepakbola, Bola basket dan Bola voli. “Sepakbola berdasarkan survei lembaga internasional digemari hingga diatas 70 persen rakyat Indonesia,” katanya.
Ketiga cabor tersebut dimasukan dalam DBON untuk kategori kelompok industri. Pasalnya, ketiganya secara statistic dan sejarah olimpiade tidak masuk.
“Kita kelompokkan tiga cabor ini dalam industri olahraga. Karena ketiga cabor ini sudah menjalankan kompetisi olahraga secara professional, berarti industri olahraga sudah jalan,” katanya.
Berita Terkait
-
Kick Off Liga 1 Diundur Sepekan, Menpora: Dimulai Tanggal 27 Agustus
-
Kick-off Liga 1 Mundur Lagi, Direncanakan Bergulir 27 Agustus 2021
-
Indonesia Bisa Belajar dari Kesuksesan Olimpiade Tokyo untuk Gelaran Multi Event Olahraga
-
Capaska 2021 Sampaikan Rasa Bangga usai Jalani Latihan Gabungan dengan TNI-Polri
-
Salut dengan Penyelenggaraan Olimpiade Tokyo, Menpora: Indonesia Bisa Belajar
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
-
Breaking News! John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Tunggu Diumumkan
Terkini
-
Pecah Telur! Timnas Hoki Es Indonesia Ukir Sejarah Emas Pertama di SEA Games 2025
-
Janji Manis Erick Thohir Usai Pencak Silat Sumbang 4 Emas SEA Games 2025
-
Kejurnas Panahan Antarklub 2025 Digelar untuk Perkuat Piramida Pembinaan
-
Panggulnya Kerap Kambuh, Jonatan Christie Berharap Tahun 2026 Bebas Cedera
-
Timnas Voli Putra Indonesia Gagal Pertahankan Medali Emas Beruntun di SEA Games 2025
-
Angkat Topi untuk Perahu Naga, Raih 4 Emas di SEA Games 2025
-
BOOM! Medali Emas Indonesia di SEA Games 2025 Cetak Rekor
-
Tumbangkan Thailand di Final, Timnas Voli Pantai Indonesia Jaga Tradisi Emas SEA Games
-
SEA Games 2025 Jadi Momen Berat Anggar Indonesia, Semua Wakil Gagal Raih Medali
-
Janice Tjen Bersyukur Tutup SEA Games 2025 dengan Emas Setelah Sempat Jatuh Sakit