Suara.com - Larangan menyalakan kembang api menjelang Olimpiade Musim Dingin Beijing telah membuat ibu kota China itu mencatat udara paling bersihnya selama Tahun Baru Imlek sejak pertama kali ada monitoring polusi udara yang dikenal dengan PM2.5, sembilan tahun silam.
Konsentrasi rata-rata PM2,5 -partikel kecil di udara yang berbahaya- mencapai 5 mikrogram per meter kubik di Beijing pada Senin malam, dibandingkan dengan rata-rata 289 mikrogram untuk malam Tahun Baru Imlek setahun sebelumnya.
Biro Ekologi dan Lingkungan Kota Beijing mengungkapkan rincian bacaan data itu dalam sebuah pernyataan Selasa (1/2/2022).
Biasanya warga Tionghoa merayakan malam Tahun Baru Imlek dengan menyalakan petasan dengan tujuan menyingkirkan nasib buruk.
Namun tahun ini Beijing memberlakukan larangan penuh menyalakan kembang api setelah sebelumnya hanya melarang melakukan itu di pusat kota.
Kota-kota di seluruh China utara, termasuk Zhangjiakou yang menjadi tuan rumah bersama Olimpiade Musim Dingin juga memberlakukan pembatasan penjualan dan menyalakan kembang api.
Pemerintah tidak mengaitkan langsung larangan menyalakan kembang api itu dengan Olimpiade Musim Dingin, tetapi para pejabat lingkungan sudah mengingatkan bahwa kondisi cuaca akan mempersulit upaya menjaga kebersihan udara selama Olimpiade yang akan digelar pada 4-20 Februari.
Pemerintah China telah bersumpah menyelenggarakan Olimpiade "hijau" dan pemerintah telah menutup perusahaan-perusahaan yang berpolusi dan menaikkan konsumsi energi bersih guna memperbaiki kondisi di daerah rawan kabut asap di Beijing-Tianjin-Hebei.
Walaupun demikian sejumlah netizen China merindukan nyala kembang api.
Baca Juga: Yohan Goutt-Goncalves, Atlet Asal Timor Leste yang Ikut Olimpiade Musim Dingin 2022
"Membosankan jika kembang api saja dilarang selama Tahun Baru. Apa bedanya dari hari biasa? Tradisi telah hilang," kata seorang netizen yang menggunakan nama "ZY fish" dalam akun medsos China, Weibo. [Antara]
Berita Terkait
-
WN China Direktur PT PMT Jadi Tersangka Kasus Radiasi Cikande, Sempat 'Kabur' ke Luar Negeri
-
5 Alasan Wajib Nonton Yummy Yummy Yummy, Drama China tentang Kuliner
-
Indonesia Kirim 1.021 Atlet untuk Berlaga di SEA Games 2025
-
Ulasan Drama City of Romance: Rahasia dan Perlindungan dalam Kebohongan
-
Marak Rokok Ilegal di Jakarta, Bea Cukai: Masuk dari Malaysia-China
Terpopuler
- 6 Sabun Cuci Muka dengan Kolagen agar Kulit Tetap Kenyal dan Awet Muda
- 9 Sepatu Lokal Senyaman Skechers Ori, Harga Miring Kualitas Juara Berani Diadu
- Shio Paling Hoki pada 8-14 Desember 2025, Berkah Melimpah di Pekan Kedua!
- Sambut HUT BRI, Nikmati Diskon Gadget Baru dan Groceries Hingga Rp1,3 Juta
- 23 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 7 Desember: Raih Pemain 115, Koin, dan 1.000 Rank Up
Pilihan
-
9 Mobil Bekas Paling Lega dan Nyaman untuk Mengantar dan Jemput Anak Sekolah
-
Belum Sebulan Diluncurkan, Penjualan Toyota Veloz Hybrid Tembus 700 Unit
-
Kekayaan dan Gaji Endipat Wijaya, Anggota DPR Nyinyir Donasi Warga untuk Sumatra
-
Emiten Adik Prabowo Bakal Pasang Jaringan Internet Sepanjang Rel KAI di Sumatra
-
7 Sepatu Lari Lokal untuk Mengatasi Cedera dan Pegal Kaki di Bawah 500 Ribu
Terkini
-
Akui Kehebatan Thailand, Megawati Hangestri Realistis Soal Persaingan Voli Putri SEA Games 2025
-
Daftar 12 Pemain Timnas Basket Putri Indonesia untuk SEA Games 2025, Misi Pertahankan Emas
-
Indonesia Kian Dekat Emas Pertama SEA Games 2025, Indra Wijaya Sebut Pemain Siap Tempur
-
Jadwal Final Bulutangkis SEA Games 2025: Besok Indonesia Rebut 2 Medali Emas?
-
Berbusana Adat Lampung, Megawati Pembawa Bendera Merah Putih di Pembukaan SEA Games 2025
-
SEA Games 2025 Dibuka dengan Pengamanan Super Ketat, Batal Gunakan Konsep Pembukaan Olimpiade Paris
-
Awas Skandal 'Doping Digital' di Cabang Esports SEA Games 2025, Kejadian 2023 Bisa Terulang
-
Ubed Berharap Dapat Kesempatan Tampil di Nomor Perseorangan SEA Games 2025
-
Kapten Timnas Basket Indonesia Sudah Tak Sabar Bertanding di SEA Games 2025
-
Tanpa Kehadiran Hendra Setiawan, Sabar/Reza Akui Butuh Adaptasi di SEA Games 2025