Suara.com - Panitia Penyelenggara ASEAN Para Games 2022 (Inaspoc) melibatkan sebanyak 73 petugas classifier atau penggolong pada perhelatan pesta olahraga penyandang disabilitas terbesar Asia Tenggara tersebut.
"Untuk atlet difabel harus dilakukan klasifikasi. Ini bukan seperti assesment melakukan pemeriksaan ke pasien (normal), tetapi pengelompokan atlet dengan keterbatasan agar mereka dapat masuk dalam kelompok yang sesuai dengan kemampuannya maupun kecacatannya," kata Ketua Bidang Klasifikasi Pertandingan Inaspoc Yanti di Solo, Selasa (2/8/2022).
Ia mengatakan usai diklasifikasikan sesuai dengan kemampuan maupun kecacatannya tersebut, baru kemudian mereka akan dipertandingkan.
"Ini dilakukan agar pertandingan dapat berjalan dengan fair, adil, dan sesuai. Tidak ada yang merasa bahwa atlet dengan kedifabelan lebih berat bertemu dengan atlet yang kedifabelannya ringan. Makanya kami harus melakukan klasifikasi," katanya.
Menurut dia, proses klasifikasi tersebut tidak dapat dilakukan oleh sembarang orang, meski orang tersebut dokter maupun fisioterapis.
"Tetapi klasifikasi ini harus dilakukan oleh orang yang berkompeten di bidangnya, punya lisensi. Oleh karena itu, kami juga mengundang classifier dari luar negeri," katanya.
Ia mengatakan dari 73 classifier tersebut, 15 di antaranya merupakan chief classifier dan sisanya classifier.
"Ada 15 tipe kecacatan. Kalau untuk kecacatan yang dilakukan klasifikasi, yakni physical impairment, visual impairment, dan intelectual impairment," katanya.
Sementara itu, dikatakannya, kendala yang kadang dihadapi pada proses klasifikasi tersebut yakni kurangnya data yang dimiliki oleh atlet.
Baca Juga: ASEAN Para Games 2022: Tiga Tunggal Putra SU5 Indonesia Amankan Tiket Perempat Final
"Misalnya intelectual impairment, atlet tersebut datang dalam kondisi tidak bawa dokumen yang lengkap. Padahal untuk klasifikasi ini butuh data asli dari pemeriksaan psikologi mulai dari usia 3 tahun sampai dia dewasa," katanya seperti dimuat Antara.
Ia mengatakan jika atlet tersebut tidak membawa kelengkapan syarat tersebut secara otomatis tidak dapat dilakukan proses klasifikasi kepada yang bersangkutan.
Mengenai proses klasifikasi kepada atlet, dikatakannya, hanya dapat dilakukan pada olahraga difabel.
Berita Terkait
-
10 Tahun Kepemimpinan Jokowi dan Kepedulian Terhadap Atlet Disabilitas
-
Lebihi Target Emas, Ini 4 Fakta Prestasi Kontingen Indonesia di Asian Para Games 2022
-
Saptoyogo Sumbang Medali Emas Pertama untuk Indonesia di APG 2022 Hangzhou
-
Dilarang Jokowi Buat Beli Barang Mewah, Berapa Bonus Atlet ASEAN Para Games?
-
Kemenpora Carter Pesawat untuk Kepulangan Atlet ASEAN Para Games
Terpopuler
- Kecewa Kena PHP Ivan Gunawan, Ibu Peminjam Duit: Kirain Orang Baik, Ternyata Munafik
- Uang Jemaah Disita KPK, Khalid Basalamah Terseret Pusaran Korupsi Haji: Masih Ada di Ustaz Khalid
- 15 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 24 September 2025: Kesempatan Dapat Packs, Coin, dan Player OVR 111
- Apa Kabar Janji 50 Juta Per RT di Malang ?
- Gibran Dicap Langgar Privasi Saat Geledah Tas Murid Perempuan, Ternyata Ini Faktanya
Pilihan
-
Sidang Cerai Tasya Farasya: Dari Penampilan Jomplang Hingga Tuntutan Nafkah Rp 100!
-
Sultan Tanjung Priok Cosplay Jadi Gembel: Kisah Kocak Ahmad Sahroni Saat Rumah Dijarah Massa
-
Pajak E-commerce Ditunda, Menkeu Purbaya: Kita Gak Ganggu Daya Beli Dulu!
-
Dukungan Dua Periode Prabowo-Gibran Jadi Sorotan, Ini Respon Jokowi
-
Menkeu Purbaya Putuskan Cukai Rokok 2026 Tidak Naik: Tadinya Saya Mau Turunin!
Terkini
-
Bukan Sekadar Balap: Trial Game Dirt Solo, Panggung Pembuktian Gengsi di Trek Perawan
-
Kronologi Atlet Gimnastik Indonesia Naufal Takdir Meninggal Dunia Usai Kecelakaan Latihan di Rusia
-
Sebelum Meninggal di Rusia, Atlet Gimnastik Naufal Takdir Al Bari Dirawat 12 Hari di Rumah Sakit
-
Innalillahi Atlet Gymnastik Muda Naufal Takdir Al Bari Meninggal Dunia di Rusia
-
Indonesia's Horse Racing Cup II 2025 dan Sarga Festival Hadir di Payakumbuh Sumbar
-
Limbang Tacik Taa 2025: Laut Labuan Bajo Jadi Magnet Atlet Dunia
-
Cabut Permenpora No.14/2024, Ketum KONI Pusat Apresiasi Menpora RI Erick Thohir
-
Mewakili Indonesia, Tim Esports Free Fire Bidik Prestasi di FFWS SEA 2025 Fall Thailand
-
Legenda Basket Indonesia Meriahkan ASEAN Veteran Basketball 2025 di Banten
-
Superliga Junior 2025: PB Djarum Pertahankan Piala Liem Swie King usai Bungkam Dramatis Jaya Raya