Meski banyak turnamen Super 500 lainnya, Kumamoto Masters edisi tahun ini menjadi titik yang tak terlupakan pada karier bulu tangkisnya. Dia berharap Kumamoto menjadi langkah awal untuk terus melangkah dalam misi pencarian gelar internasional yang lebih bergengsi.
Ihwal pertandingan final hari ini, Gregoria menceritakan bahwa kunci kemenangannya atas tunggal putri peringkat ke-3 dunia itu ialah dengan bermain tenang.
Permainan Gregoria juga lebih termotivasi karena sudah bekerja keras dengan tekun berlatih di Pelatnas PBSI Cipayung, Jakarta Timur. Oleh karenanya, meski meladeni lawan yang lebih unggul, Gregoria mengaku sudah sangat siap dengan segala kemungkinan yang dihadapi.
Selain itu, Gregoria juga tak menampik bahwa dirinya diuntungkan dengan penampilan Chen yang tidak dalam performa bagus hari ini. Wakil China itu banyak melakukan kesalahan sendiri, ungkap Gregoria.
Gregoria berharap prestasinya bisa menularkan motivasi bagi sektor yang dia naungi. Dia meyakini bahwa junior-juniornya di tunggal putri Pelatnas Cipayung sudah berada dalam tahap yang cukup matang untuk melaju ke tingkat berikutnya.
Melalui kemenangan hari ini, diharapkan adik-adiknya di pelatnas semakin termotivasi dan siap untuk bersaing secara sehat.
Semangat yang menginspirasi
Kebanggaan tak hanya milik Gregoria dan organisasi induk bulu tangkis Indonesia. Tak ketinggalan pula Asisten Pelatih Tunggal Putri Pelatnas PBSI, Herli Djaenudin, yang ikut mendampingi Gregoria pun turut gembira.
Menurut Herli, sukses yang dipetik Gregoria pasti akan melecut semangat para pemain sektor tunggal putri. Adik-adik Gregoria dipastikan makin termotivasi mengikuti prestasi seniornya, setelah dia menjadi kampiun dalam laga final yang mentas di Kumamoto.
Gregoria sudah pasti menjadi inspirasi yang memotivasi para juniornya yang juga mulai meretas merebut gelar-gelar juara pada berbagai level.
Sukses Gregoria itu menjadi awal kebangkitan sektor tunggal putri Pelatnas Cipayung yang selama ini prestasinya masih di bawah bila dibanding sektor lain.
Herli menambahkan, kunci keberhasilan Gregoria menundukkan atlet peraih medali emas Olimpiade Tokyo 2020 itu adalah karena anak didiknya mengusung keinginan kuat untuk menjadi juara.
Padahal, saat turun bertarung di laga pamungkas, sebenarnya Gregoria tidak dalam kondisi prima. Kapalan di kedua telapak kakinya sudah robek. Dua kaki Gregoria terlihat dibalut banyak kain pembebat.
Dijelaskan oleh Herli, saat menghadapi Chen, Gregoria harus mengandalkan teknik sebagai senjatanya. Tidak boleh terbawa pola permainan lawan yang powerful, lalu variasi pukulan pun menjadi penentu.
Atas pencapaian tersebut, Pengurus Pusat Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PP PBSI) menyampaikan ucapan selamat dan kebanggaan kepada Gregoria.
Berita Terkait
Terpopuler
- Cara Edit Foto Pernikahan Pakai Gemini AI agar Terlihat Natural, Lengkap dengan Prompt
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Anak Jusuf Hamka Diperiksa Kejagung Terkait Dugaan Korupsi Tol, Ada Apa dengan Proyek Cawang-Pluit?
- Dedi Mulyadi 'Sentil' Tata Kota Karawang: Interchange Kumuh Jadi Sorotan
- Ditunjuk Jadi Ahli, Roy Suryo Siapkan Data Akun Fufufafa Dukung Pemakzulan Gibran
Pilihan
-
Ustaz Khalid Basalamah Terseret Korupsi Kuota Haji: Uang yang Dikembalikan Sitaan atau Sukarela?
-
Belajar dari Cinta Kuya: 5 Cara Atasi Anxiety Attack Saat Dunia Terasa Runtuh
-
Kritik Menkeu Purbaya: Bank Untung Gede Dengan Kasih Kredit di Tempat yang Aman
-
PSSI Diam-diam Kirim Tim ke Arab Saudi: Cegah Trik Licik Jelang Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026
-
Pemain Eropa Telat Gabung, Persiapan Timnas Indonesia Terancam Kacau Jelang Hadapi Arab Saudi
Terkini
-
NOC Indonesia Gandeng NOC Jepang Demi Komitmen Strategis Pengembangan Prestasi Olahraga
-
Superliga Junior 2025: Aksi Atlet Muda Dunia Perebutkan Piala Legenda Bulutangkis Indonesia
-
Polemik Permenpora No 14 Tahun 2024, Taufik Hidayat Kumpulkan KONI, KOI, NPC dan Federasi
-
Duo Mainaky Evaluasi Anak Didik Jelang China Masters 2025
-
Daftar Lengkap Wakil Indonesia di China Masters 2025, Gregoria Mariska Absen
-
Gregoria Mariska Batal Tampil di China Masters dan Korea Open 2025, Ini Penjelasan PBSI
-
Yogyakarta Jadi Tuan Rumah Event Lari Tema Sunset Run, Usung Kampanye Jaga Bumi
-
Terence Crawford Cetak Rekor Tinju, Raih Gelar Bersejarah Usai Kalahkan Canelo
-
Comeback, Pegadaian Kembali Dukung Sepak Bola Indonesia Melalui Pegadaian Championship Musim 2025/26
-
Pelatih Timnas Basket David Singleton Turun Gunung, Pimpin Coaching Clinic IBL di Jakarta