Sport / Arena
Rabu, 15 Oktober 2025 | 18:25 WIB
Pebasket Rans PIK Basketball Club Agus Salim (kedua kanan) berusaha menghadang pebasket DNA Bima Perkasa Jogja David Tanner Atkinson (kanan) saat pertandingan Seri 2 Bandung Indonesian Basketball League (IBL) 2022 di Gor C-Tra Arena, Bandung, Jawa Barat, Selasa (1/2/2022). - (ANTARA FOTO/M Agung Rajasa/nym.)
Baca 10 detik
  • Direktur Utama IBL Junas Miradiarsyah menyebut absennya Bima Perkasa Jogja dan Bali United Basketball dari IBL 2026 disebabkan masalah internal, bukan karena sistem kandang-tandang.
  • Bima Perkasa terkendala perpisahan dengan salah satu stakeholder utama, sementara Bali United menghadapi tekanan finansial dari perusahaan induknya.
  • Meski dua tim absen, IBL 2026 tetap digelar dengan melibatkan 11 klub peserta.

Suara.com - Direktur Utama Indonesian Basketball League (IBL), Junas Miradiarsyah, menjelaskan bahwa ketidakhadiran Bima Perkasa Jogja (BPJ) dan Bali United Basketball pada IBL 2026 disebabkan oleh persoalan internal yang terjadi di manajemen masing-masing klub.

Ia membantah kabar yang menyebut absennya kedua tim disebabkan oleh penerapan format kandang-tandang (home-away) yang tetap digunakan di musim mendatang.

“Untuk Bima Perkasa, masalahnya lebih ke internal. Ada beberapa pihak yang menjadi sponsor, dan salah satu stakeholder utama harus berpisah, sehingga pihak lainnya cukup berat menjalankan klub sendirian,” ujar Junas di Jakarta, Selasa (14/10/2025).

Junas menegaskan bahwa manajemen Bima Perkasa Jogja justru mendukung sistem kandang-tandang yang telah diterapkan sejak musim 2024.

Menurutnya, format tersebut memberikan keuntungan bagi klub karena dapat tampil lebih sering di depan pendukung sendiri dan memperkuat basis suporter.

Sementara itu, absennya Bali United Basketball lebih disebabkan oleh kendala finansial dari perusahaan induk yang menaungi tim tersebut.

Perusahaan yang sudah melantai di bursa saham disebut sedang menghadapi kondisi ekonomi yang tidak stabil, sehingga belum bisa memberikan dukungan penuh bagi tim basketnya.

“Bali United menyampaikan bahwa kondisi sponsor sedang kurang baik secara keseluruhan. Jadi salah satu langkah yang diambil adalah efisiensi, termasuk untuk klub bola basket,” jelas Junas.

Ia menegaskan bahwa pihak liga menghormati keputusan kedua klub untuk tidak berpartisipasi di musim 2026, sambil berharap situasi internal dan finansial mereka segera pulih agar bisa kembali berkompetisi pada musim berikutnya.

Baca Juga: IBL Hapus Aturan Salary Cap Rp10 Miliar, Fokus ke Gaji Pemain Asing

Junas menambahkan, meski dua klub absen, IBL 2026 tetap berjalan dengan melibatkan 11 tim peserta yang telah mengonfirmasi keikutsertaannya. Pada musim sebelumnya, IBL 2025, kompetisi diikuti oleh 14 tim dengan sistem kandang-tandang.

Selain Bima Perkasa Jogja dan Bali United Basketball, Prawira Bandung juga tidak lagi berpartisipasi karena telah bergabung (merger) dengan Satria Muda Pertamina Jakarta, dan kini beroperasi dengan nama Satria Muda Pertamina Bandung.

(Antara)

Load More