Suara.com - Industri penyiaran yang semakin tumbuh besar mendorong PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) melalui anak perusahaannya PT Multimedia Nusantara (TelkomMetra), dengan salah satu unit bisnisnya Metrasat, meresmikan MediaHub. Sebuah layanan inovatif dengan mendukung industri konten dan periklanan di Indonesia.
Ditambah lagi dengan aturan Undang-undang Penyiaran no. 32/2002 tentang muatan lokal dan kemampuan sensor serta Surat Edaran KPI No. 345/2014 dan Surat Edaran KPI No. 2806/2014 dan Peraturan Pemerintah No. 52 tahun 2005 terait pelarangan iklan asing pada kanal asing hingga pembatasan durasi penyangan dan kenis iklan yang ditayangkan.
Semua aturan tersebut tentu saja menjadi pertimbangan broadcaster dalam menayangkan konten asing, yang mana pasarnya besar di Indonesia. Maka kehadiran MediaHub untuk menjembatani kepentingan penyedia konten, biro iklan, Kementerian Komunikasi dan Informatika, Komisi Penyaiarn Indonesia, dan TV berbayar.
"Saya yakin di setiap negara punya masing-masing regulasi setempat yang mana konten-konten ini (asing) belum tentu bisa masuk seutuhnya. Dan kami hadir untuk menjembatani antara penyedia TV berbayar dengan konten," ujar Managing Director Metrasat Bogi Withaksono, saat peluncuran MediaHub di Jakarta, Rabu (31/8/2016).
Di Indonesia sendiri bukan tidak mungkin nantinya standar penyiaran untuk TV di setiap daerah berbeda-beda. Dia menjelaskan, dan untuk membangun industri seperti itu membutuhkan dana yang tidak sedikit.
"Masa cuma satu acara harus ada tenaga yang dibayar perbulan untuk bagian subtitle. Itukan nggak perlu. Sekarang jadi efisien. Tim kita akan berhubungan dengan tim provider dan tim provider ke kita. Semua itu ada SOP-nya dan kita langsung combain dengan Undang-undang baru. Tujuannya adalah industri penyiaran di kita lebih terjangkau," paparnya.
Bogi menuturkan, pihaknya sudah lama berkecimpung di bisnis satelit sehingga untuk soal infrastruktur sudah tersedia dan siap dikelola.
Sementara itu, tidak hanya dari sisi cost, dia mengungkapkan, masalah censorship di Indonesia belum sesuai kenyamanan dan isi ensensi tayangan.
"Sebetulnya di setiap negara memang memiliki cara pekerjaan yang berbeda-beda. Tapi di Indonesia censorship baru gunting film, jalan dan dipotong. Semestinya tidak begitu karena sudah ada mesin yang mengerjakan," jelas Bogi.
Untuk itu, pihaknya menggandeng SmartCast yang memiliki pengalaman 20 tahun di bidangnya. Sehingga benar-benar memahami lika-liku penyiaran mulai dari isu localized hingga proses blur atau censorship yang tepat.
"Selama ini para broadcaster belum mengerti mekanisme sensor yang benar, jadi asal diblur aja sehingga tayangan nggak enak dilihat. teknologi itu ada pada SmartCast," ungkap dia,
Sementara itu, apa yang dihadirkan SmartCast ke industri penyiaran Indonesia adalah flesibilitas.
"SmartCast tawarkan fleksibilitas karena dibangun dari awal dengan kemampuan memenuhi berbagai permintaan khusus di Indonesia," tukas Founder dan CEO SmartCast Jerman sekaligus PT SmartCatsst Indonesia, Christian Brenner.
Sebagai informasi, Metrasat merupakan penydia jaringan berbasis satelit yang menyediakan layanan VSAT ke lebih dari 15.000 titik di seluruh Indonesia.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Mobil Bekas Terbaik untuk Anak Muda 2025: Irit Bensin, Stylish Dibawa Nongkrong
- 7 Rekomendasi Lipstik Mengandung SPF untuk Menutupi Bibir Hitam, Cocok Dipakai Sehari-hari
- Gibran Hadiri Acara Mancing Gratis di Bekasi, Netizen Heboh: Akhirnya Ketemu Jobdesk yang Pas!
- 7 Lipstik Halal dan Wudhu Friendly yang Aman Dipakai Sehari-hari, Harga Mulai Rp20 Ribuan
Pilihan
- 
            
              Cerita Danantara: Krakatau Steel Banyak Utang dan Tak Pernah Untung
- 
            
              Gandeng Raksasa Pengembang Jepang, Sinar Mas Land Hadirkan Kota Wisata Ecovia
- 
            
              Harga Emas Turun Empat Hari Beruntun! Galeri 24 dan UBS Hanya 2,3 Jutaan
- 
            
              Jeje Koar-koar dan Bicara Omong Kosong, Eliano Reijnders Akhirnya Buka Suara
- 
            
              Saham TOBA Milik Opung Luhut Kebakaran, Aksi Jual Investor Marak
Terkini
- 
            
              Update Bracket Playoffs MPL ID S16: ONIC-AE di Final Upper, Navi-Dewa Tersingkir
- 
            
              Xiaomi Siap Rilis G30 Max, Penyedot Debu Nirkabel dengan Baterai 4.000 mAh
- 
            
              5 Fakta Komet ATLAS: Awalnya Dicurigai Pesawat Alien, NASA Ungkap Bukan Ancaman
- 
            
              Vivo X300 Rilis di Eropa dengan Baterai Lebih Kecil, Lanjut ke Indonesia?
- 
            
              Pre-Order Resident Evil Requiem Dibuka, Ada Edisi Khusus
- 
            
              Mode Fox Hunt Resmi Hadir di Game Metal Gear Solid Delta: Snake Eater
- 
            
              59 Kode Redeem FF Terbaru 31 Oktober: Klaim Skin Sport Car, SG2, dan Gloo Wall Dual Might
- 
            
              Generasi Happy dari Tri Ajak Anak Muda Indonesia Wujudkan Pensi Impian Bareng Idola
- 
            
              27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 31 Oktober: Raih 18.300 Gems dan Pemain 111-113
- 
            
              Animal Crossing: New Horizons Siap ke Nintendo Switch 2, Rilis Tahun Depan