Suara.com - Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) mengembalikan benda antariksa yang jatuh di Sumenep, Madura, 26 September lalu. Pengembalian itu diserahkan ke perusahaan kedirgantaraan dan transportasi luar angkasa Amerika Serikat, SpaceX.
"Ada tiga tangki composite overwrapped pressure vessel (COPV) dan satu 'electronic board'. Inilah yang diminta SpaceX," kata Kepala Biro Kerja Sama, Hubungan Masyarakat, dan Umum LAPAN Christianus Ratrias Dewanto di Wisma Tamu Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Puspiptek), Serpong, Banten, Jumat (7/10/2016) malam.
Benda-benda antariksa tersebut akan diangkat mulai Senin (7/10) dari Bandung, Jawa Barat. Serah terima benda tersebut dihadiri Direktur Komersial SpaceX, Ryan Wiltshire yang menginginkan seluruh benda yang ditemukan dikembalikan ke Amerika Serikat. LAPAN juga telah mendapat surat resmi dari SpaceX bahwa benda antariksa tersebut tidak berbahaya.
"Bendanya tidak besar juga, kemarin itu 80 kilogram. Itu bagian di dalam tangki tabung peluncur roket dan itu tidak berbahaya. Sudah ada surat resmi dari SpaceX kalau itu tidak berbahaya," kata Chris.
Pengembalian benda antariksa tersebut merupakan tanggung jawab Indonesia berdasarkan hukum internasional yang menyatakan bahwa negara peluncur roket atau "launching state" berhak mendapatkan kembali bagian dari roket yang jatuh ke bumi.
"Kalau ada kecelakaan besar yang menimbulkan kerugian besar, 'launching state' juga yang harus bertanggung jawab," ucap Chris.
Menurut catatan LAPAN, benda yang jatuh di Sumenep tersebut merupakan benda antariksa keempat yang terindentifikasi jatuh di Indonesia. Benda antariksa jatuh pertama kali terjadi pada tahun 1981, yaitu berupa tabung bahan bakar roket milik Rusia yang jatuh di Gorontalo.
Pada tahun 1988, objek serupa, yaitu tabung bahan bakar roket milik Rusia, jatuh di Lampung. Pada tahun 2003, teridentifikasi jatuhnya pecahan roket RFX. Benda antariksa yang jatuh pada 26 September 2016 di Sumenep, yaitu tiga tangki COPV dan satu terminal panel listrik merupakan bagian dari bekas roket Falcon 9.
Menurut identifikasi LAPAN, benda tersebut jatuh di tiga titik di Pulau Gili Raja dan satu titik di Pulau Giligenteng. Benda-benda tersebut jatuh di darat dan tidak menimbulkan korban jiwa. (Antara)
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- 19 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 5 Oktober: Ada 20.000 Gems dan Pemain 110-113
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
- 3 Shio Paling Beruntung Pekan Kedua 6-12 Oktober 2025
- Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Kota Makassar Bulan Oktober 2025
Pilihan
-
Siapa Artem Dolgopyat? Pemimpin Atlet Israel yang Bakal Geruduk Jakarta
-
Seruan Menggetarkan Patrick Kluivert Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
-
Perbandingan Spesifikasi vivo V60 Lite 4G vs vivo V60 Lite 5G, Kenali Apa Bedanya!
-
Dana Transfer Dipangkas, Gubernur Sumbar Minta Pusat Ambil Alih Gaji ASN Daerah Rp373 T!
-
Menkeu Purbaya 'Semprot' Bobby Nasution Cs Usai Protes TKD Dipotong: Perbaiki Dulu Kinerja Belanja!
Terkini
-
5 Tablet Harga di Bawah Rp3 Juta yang Cocok untuk Anak Kuliahan, Spek Dijamin Gahar!
-
First Sale Xiaomi 15T Series di Jogja Meriah, Penggemar Bawa Pulang Beragam Hadiah Ekslusif
-
17 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 7 Oktober: 20.000 Gems dan Pemain 112-113 Menanti
-
Beda Oppo A6 Pro 4G vs 5G: Sama-sama HP Tangguh, Selisih Harga Sejuta
-
Pre Order Bulan Ini, Segini Harga iPhone 17 Series di Indonesia
-
Mengenal Shopee VIP, dari Biaya Langganan hingga Keuntungan Belanja Online
-
Yang Nyari HP Tahan Lama Tapi Tetap Keren, Nih Jawabannya: OPPO A6 Pro, HP Paling Worth-it Tahun Ini
-
SSD MagSafe Terbaru: Pertajam Kualitas Videografi Bagi Pengguna iPhone
-
Banjir Kritik, Cak Imin Hapus Cuitan Al Khoziny Berhasil Bangun Pondasi Agama
-
Pertunjukan Kembang Api di Tiongkok Berubah Jadi 'Hujan Api'