Suara.com - Tim peneliti menemukan tanda-tanda peradaban manusia dari 1.000 hingga 1.200 tahun lalu, di hutan mangrove terbesar dunia di Bangladesh.
Mereka menemukan bekas bangunan-bangunan kuno di lima titik berbeda di hutan Sundarbans, dan sejumlah artefak lainnya.
Penemuan itu diungkapkan melalui penelitian mendalam yang dilakukan Ism Azam, seorang pakar sejarah independen.
Sufi Mostafizur Rahman, ahli arkeologi di Universitas Jahangirnagar dan direktur kelompok riset Oitihya Onneswan (Explore the Heritage), mengatakan penemuan ini menyingkap lembaran baru mengenai sejarah Bangladesh.
"Bila diteliti lebih dalam, kami mungkin bisa mengetahui fakta-fakta baru tentang Sundarbans dan kawasan ini. Masih belum jelas kapan struktur-struktur itu didirikan di sini,” tutur Rahman seperti dilansir Anadolu Agency, Selasa (13/3/2018).
Sedangkan arkeolog Shohrab Uddin mengatakan, hal ini menambah dimensi baru mengenai sejarah Sundarbans.
"Karena daerah ini sangat terpencil, tidak banyak yang diketahui tentang sejarah Sundarbans. Namun penemuan Ism Azam ini membuka pintu kesempatan untuk pelajaran baru," tambahnya.
Penemuan hutan terpencil
Melalui observasi dan analisis terhadap struktur-struktur yang ditemukan itu, Rahman memperkirakan mereka dibangun di antara abad ke-8 dan ke-12, sekitar masa kejayaan Kerajaan Pala di India.
Baca Juga: Soal Aturan Baru Servis, Herry: Hanya Hakim dan Tuhan yang Tahu
Walau struktur-struktur itu tampak seperti ruang kerja atau tempat perdagangan, dia yakin mereka juga digunakan sebagai tempat tinggal.
Peneliti Ism Azam bermukim selama tujuh tahun di hutan terpencil itu untuk menghitung jumlah populasi harimau. Ketika melakukan itu lah dia menemukan tanda-tanda peradaban kuno.
"Saya menemukan situs ini pada 2015. Kemudian saya menemukan benda-benda keramik, tembikar dan artefak lainnya," kata Azam.
Namun, Azam tidak memiliki ilmu yang memadai mengenai sejarah Sundarbans jadi harus menunggu kunjungan kelompok arkeolog yang bisa memastikan temuannya itu.
Arkeolog Shohrab Uddin mengatakan, lokasi itu dulu ditempati oleh penduduk yang memproduksi dan berdagang garam. Namun, lama-lama hancur karena menghadapi bencana alam dan serangan musuh.
Kerja sama asing
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Motor Matic Paling Nyaman Buat Touring di 2026: Badan Anti Pegal, Pas Buat Bapak-bapak
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- 3 Pilihan Mobil Bekas Rp60 Jutaan: Irit BBM, Nyaman untuk Perjalanan Luar Kota
Pilihan
-
UPDATE Klasemen SEA Games 2025: Indonesia Selangkah Lagi Kunci Runner-up
-
6 Mobil Bekas Paling Cocok untuk Wanita: Lincah, Irit, dan Punya Bagasi Cukup
-
OJK Awasi Ketat Pembayaran Pinjol Dana Syariah Indonesia yang Gagal Bayar
-
Jejak Emas Rakyat Aceh Bagi RI: Patungan Beli Pesawat, Penghasil Devisa & Lahirnya Garuda Indonesia
-
Pabrik Toba Pulp Lestari Tutup Operasional dan Reaksi Keras Luhut Binsar Pandjaitan
Terkini
-
7 Pilihan Aplikasi Penghitung Jarak Lari Terbaik, Gratis dan Akurat
-
17 Shortcut Keyboard Gmail untuk Kerja Lebih Cepat dan Efisien di Kantor
-
Update Daftar Harga iPhone Desember 2025, iPhone 13 Turun Jadi Berapa?
-
Setting Google Authenticator untuk MyASN, Guru ASN Jangan Sampai Dibobol
-
Lenovo Legion 9i Resmi Mendarat di Indonesia, Laptop Gaming Monster dengan Layar 3D Tanpa Kacamata
-
7 Rekomendasi HP Murah untuk Bisnis, Cocok Kelola Marketplace dan Bikin Konten
-
65 Kode Redeem FF 19 Desember 2025: Klaim Evo Bundle DreamSpace dan Trik Spin Murah
-
29 Kode Redeem FC Mobile 19 Desember 2025, Halland Hingga Stam Bikin Skuad Garang
-
6 HP Fast Charging 45 W Termurah Akhir 2025, Harga 1 Jutaan
-
7 Tablet RAM 16 GB Harga Rp1 Jutaan, Baterai Super Awet Spek Dewa