Suara.com - Musikus asal Swedia yang berdarah Lebanon, Maher Zain, mengunjungi pengungsi komunitas Rohingya Myanmar yang mengungsi di Bangladesh.
Maher yang juga luas dikenal di Indonesia, berpartisipasi dalam kegiatan bantuan kemanusiaan yang dilakukan oleh Bulan Sabit Merah Turki di wilayah tersebut.
Menurut informasi dari Bulan Sabit Merah Turki yang diterima Anadolu Agency, Maher Zain berkunjung ke Cox's Bazar, Rabu (7/3/2018).
Sebagai relawan Bulan Sabit Merah Turki, Maher Zain mengikuti kegiatan distribusi makanan dan peralatan kebersihan kepada orang-orang yang membutuhkan di kamp Balukhali.
“Aku sangat senang menjadi perantara untuk menyampaikan kepada masyarakat dunia, mengenai kegiatan bantuan kemanusiaan kepada Rohingya,” tuturnya.
Sebelumnya, pada bulan Mei 2017, atas undangan Bulan Sabit Merah Turki, Maher Zain juga mendatangi Somalia untuk mendukung upaya bantuan kemanusiaan internasional dan menarik perhatian masyarakat dunia pada bencana kelaparan dan kemiskinan di sana.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan bahwa pengungsi Rohingya yang menyeberang dari Myanmar ke Bangladesh sejak 25 Agustus 2017 telah mencapai 688.000 jiwa.
Dalam pernyataan tertulis yang dirilis Selasa (6/3), WHO mengatakan kamp-kamp Rohingya—yang disebut sebagai wilayah permukiman terbesar di dunia—berisiko menyebarkan wabah penyakit.
Direktur regional WHO untuk kawasan Asia Tenggara, Poonam Khetrapal Singh, mengatakan pemerintah Bangladesh dan badan mitra telah berusaha keras untuk mencegah penyebaran penyakit seperti wabah kolera, campak, dan difteri.
Baca Juga: PM Israel: Kami Akan Terus Kuasai Lembah Yordania
"Meskipun begitu, tantangannya semakin besar, banyak, dan terus-menerus. Untuk menanggulangi krisis ini diperlukan upaya dan kontribusi dari semua pihak demi peningkatan layanan kesehatan bagi penduduk," ungkap dia.
PBB menyebut Rohinya sebagai kaum paling teraniaya di dunia, yang telah menderita sejumlah serangan sejak kekerasan komunal meletus pada 2012.
Menurut Dokter Lintas Batas, selama 25 Agustus - 24 September, setidaknya 9.000 Rohingya tewas di Rakhine.
PBB mencatat adanya pemerkosaan massal, pembunuhan, pemukulan brutal, dan penghilangan paksa yang dilakukan oleh pasukan keamanan Myanmar. PBB menyebut pelanggaran tersebut sebagai kejahatan kemanusiaan.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- PSSI Tunjuk John Herdman Jadi Pelatih, Kapten Timnas Indonesia Berikan Komentar Tegas
- Media Swiss Sebut PSSI Salah Pilih John Herdman, Dianggap Setipe dengan Patrick Kluivert
Pilihan
-
Ranking FIFA Terbaru: Timnas Indonesia Makin Pepet Malaysia Usai Kena Sanksi
-
Sriwijaya FC Selamat! Hakim Tolak Gugatan PKPU, Asa Bangkit Terbuka
-
Akbar Faizal Soal Sengketa Lahan Tanjung Bunga Makassar: JK Tak Akan Mundur
-
Luar Biasa! Jay Idzes Tembus 50 Laga Serie A, 4.478 Menit Bermain dan Minim Cedera
-
4 Rekomendasi HP OPPO Murah Terbaru untuk Pengguna Budget Terbatas
Terkini
-
Kejati Jakarta Tetapkan 2 Pegawai BPJS Ketenagakerjaan Jadi Tersangka Tindak Pidana Klaim Fiktif JKK
-
Sempat Kabur dan Nyaris Celakai Petugas KPK, Kasi Datun HSU Kini Pakai Rompi Oranye
-
Jadi Pemasok MBG, Perajin Tempe di Madiun Raup Omzet Jutaan Rupiah per Hari
-
PAN Setuju Pilkada Lewat DPRD, Tapi Ada Syaratnya
-
Mendagri Serukan Percepatan Pembersihan Sisa Banjir dan Pembangunan Hunian Tetap di Aceh Tamiang
-
Pakar: PP Terbit Perkuat Perpol 10/2025, Jamin Kepastian Hukum
-
Jadi Pemasok MBG, Omzet Petani Hidroponik di Madiun Naik 100 Persen
-
Reformasi Polri Tanpa Tenggat? KPRP Bentukan Presiden Akui Masih Meraba Masalah
-
KPK Amankan Uang Rp 400 Juta saat Geledah Rumah Dinas Bupati Indragiri Hulu Ade Agus Hartanto
-
Kejagung Tetapkan Kajari Bangka Tengah Tersangka Korupsi Dana Umat Baznas