Suara.com - CEO Facebook mengatakan bahwa 2018 telah menjadi "tahun yang intens" untuk perusahaannya. Tapi, Mark Zuckerberg juga mengambil kesempatan itu untuk memperkenalkan layanan kencan online (online dating) di antara produk-produk baru lainnya di konferensi pengembang F8 tahunan perusahaannya di San Jose, California.
Dia mengatakan bahwa fitur yang digunakan akan mempertimbangkan masalah privasi dan akan diluncurkan "segera".
"Ada 200 juta orang di Facebook yang mencantumkan diri mereka sebagai lajang," kata Zuckerberg.
"Dan jika kita berkomitmen untuk membangun hubungan yang berarti, maka ini mungkin yang paling berarti dari semuanya."
Dia mengatakan, fitur keikutsertaan akan fokus pada "hubungan jangka panjang yang nyata, bukan hanya hubungan sesaat".
"Kami telah merancang ini dengan privasi dan keamanan sejak awal," tambahnya.
Fitur terbaru ini juga akan terhubung dengan acara atau grup yang berada di Facebook. Jadi, pengguna dapat lebih mudah mencari pasangan yang memiliki minat yang sama.
"Fitur ini mirip dengan cara orang berkencan di dunia nyata. Mereka kan biasa terhubung dalam sebuah acara atau lembaga," kata Chris Cox, Chief Product Ffficer Facebook, di kesempatan yang sama.
Fitur kencan di Facebook akan menantang Tinder yang sudah terlebih dahulu tersedia di pasaran. Namun, menurut CEO Match (induk perusahaan Tinder), Mandy Ginsberg, mereka tidak khawatir.
Baca Juga: Facebook Mulai Uji Coba Fitur Jempol Terbalik
"Kami akan terus berusaha mengembangkan diri melalui inovasi. Untuk kategori ini, kami tidak ada lawannya," katanya.
Sementara itu, Zuckerberg juga mengumumkan bahwa obrolan video dan filter augmented reality baru datang ke aplikasi Instagram berbagi foto.
Selain itu, ia mengatakan bahwa video call grup akan segera diluncurkan pada layanan pesan WhatsApp-nya.
Bisnis besar juga akan mendapat manfaat dari alat-alat baru WhatsApp untuk membantu mereka berkomunikasi dengan pelanggan mereka.
Namun, co-founder WhatsApp, Jan Koum, mengumumkan keluar dari perusahaan kemarin. Menurut laporan sebelumnya dikutip BBC dari Washington Post, Koum memutuskan untuk pergi karena dia tidak senang bahwa alat bisnis yang akan datang akan melibatkan pelemahan enkripsi WhatsApp.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Sepatu New Balance Diskon 70 Persen di Sports Station, Mulai Rp100 Ribuan
- Petugas Haji Dibayar Berapa? Ini Kisaran Gaji dan Jadwal Rekrutmen 2026
- Liverpool Pecat Arne Slot, Giovanni van Bronckhorst Latih Timnas Indonesia?
- 5 Mobil Bekas Selevel Innova Budget Rp60 Jutaan untuk Keluarga Besar
- 5 Shio Paling Beruntung Besok 25 November 2025, Cuan Mengalir Deras
Pilihan
-
Menkeu Purbaya Diminta Jangan Banyak Omon-omon, Janji Tak Tercapai Bisa Jadi Bumerang
-
Trofi Piala Dunia Hilang 7 Hari di Siang Bolong, Misteri 59 Tahun yang Tak Pernah Tuntas
-
16 Tahun Disimpan Rapat: Kisah Pilu RR Korban Pelecehan Seksual di Kantor PLN
-
Harga Pangan Nasional Hari Ini: Cabai Makin Pedas
-
FIFA Atur Ulang Undian Piala Dunia 2026: 4 Tim Unggulan Dipastikan Tak Segrup
Terkini
-
Pakar Ungkap Pasar Gadget 2026 Bakal Meledak, Tapi Ada Syarat Penting
-
27 Kode Redeem FC Mobile Aktif 26 November, Bonus Gratis & Update Pemain Madrid di Glorious Eras
-
5 HP Tahan Air dan Debu Paling Murah dengan Sertifikat IP68, Spek Mumpuni Buat Kerja
-
51 Kode Redeem FF Terbaru 26 November 2025, Dapatkan Item Digimon Gratis
-
Peneliti Berhasil Ciptakan Madu Rasa Cokelat, Tanpa Perlu Tambahan Gula, lho!
-
Power Bank All-in-One Huawei Rilis: Baterai 12.000 mAh dengan Fast Charging 66 W
-
Buat Presentasi Lebih "Hidup", Begini Cara Mudah Memasukkan Video ke PowerPoint
-
Serial TV Assassin's Creed Dalam Pengembangan, Kapan Tayang di Netflix?
-
Lindungi Datamu: Begini Cara Sederhana Pakai Kata Sandi untuk Dokumen Word
-
Spesifikasi Huawei MatePad Edge: Chip Diklaim Dekati Apple M5, Jadi Pesaing iPad Pro