Suara.com - Organisasi kesehatan dunia (WHO), pada Senin (18/6/2018), mengumumkan sesuatu yang telah disadari oleh sebagian besar orang tua di dunia: kecanduan bermain game adalah bentuk gangguan jiwa.
WHO, dalam daftar klasifikasi penyakit terbarunya (ICD), menjelaskan bahwa kecanduan pada game digital adalah "sebuah pola perilaku bermain game yang selalu muncul" yang sedemikian hebatnya sehingga penderita "mengganggapnya lebih utama ketimbang kepentingan lainnya dalam hidup."
Menurut Vladimir Poznyak, anggota Departemen Kesehatan Mental dan Penyalahgunaan Obat-obatan WHO, ada tiga ciri utama untuk mendiagnosis seseorang mengalami kelainan jiwa akibat kecanduan game.
Pertama, kata Poznyak ketika game sangat dipentingkan dan membuat seseorang melupakan aktivitas kehidupan lain. Kedua, imbuh dia, adalah ketika seseorang tak mampu lagi mengendalikan dorongan untuk bermain game.
"Bahkan ketika konsekuensi negatif muncul, perilaku (bermain game) ini terus berlanjut bahkan semakin parah," jelas Poznyak, pakar yang mengajukan kecanduan game sebagai gangguan mental kepada WHO.
Ciri ketiga adalah ketika kondisi ini menyebabkan orang merasa stres dan tak bisa menjalankan perannya sebagai pribadi, dalam keluarga, di tengah masyarakat, dan di sekolah atau di tempat kerja.
Dampak kecanduan game, jelas Poznyak, bisa mudah terlihat. Mulai dari susah tidur, bermasalah dengan pola makan, dan kurang bergerak.
Meski demikian, Poznyak mengingatkan bahwa, pola perilaku negatif ini harus dipantau terjadi selama setidaknya 12 bulan.
"Tak bisa dipantau hanya dalam beberapa jam atau beberapa hari," tegas dia.
Adapun dalam versi terbaru ICD, WHO memasukkan 55.000 jenis cedera, penyakit, atau penyebab kematian lainnya. ICD sendiri terus diperbarui dalam 10 tahun terakhir.
ICD terbaru, yang dikenal sebaga ICD-11, untuk pertama kalinya tersedia dalam versi elektronik, sehingga mudah diakses oleh para dokter dan praktisi kesehatan lain di seluruh dunia. (CNN/Reuters)
Berita Terkait
-
Fenomena Sadfishing di Media Sosial, Bagaimana Cara Mengatasinya?
-
Review Film The Stringer - The Man Who Took the Photo: Menelusuri Jejak Fakta
-
Indonesia Darurat Kesehatan Mental, Kasus Terbanyak: Depresi, Anxiety, dan Skizofrenia
-
Who Am I?: Salah Satu Film Paling Berbahaya Jackie Chan, Malam Ini di Trans TV
-
Melihat Aktivitas ODGJ di Posyandu Jiwa Kota Kediri
Terpopuler
- 7 Motor Matic Paling Nyaman Buat Touring di 2026: Badan Anti Pegal, Pas Buat Bapak-bapak
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- 3 Pilihan Mobil Bekas Rp60 Jutaan: Irit BBM, Nyaman untuk Perjalanan Luar Kota
Pilihan
-
UPDATE Klasemen SEA Games 2025: Indonesia Selangkah Lagi Kunci Runner-up
-
6 Mobil Bekas Paling Cocok untuk Wanita: Lincah, Irit, dan Punya Bagasi Cukup
-
OJK Awasi Ketat Pembayaran Pinjol Dana Syariah Indonesia yang Gagal Bayar
-
Jejak Emas Rakyat Aceh Bagi RI: Patungan Beli Pesawat, Penghasil Devisa & Lahirnya Garuda Indonesia
-
Pabrik Toba Pulp Lestari Tutup Operasional dan Reaksi Keras Luhut Binsar Pandjaitan
Terkini
-
Setting Google Authenticator untuk MyASN, Guru ASN Jangan Sampai Dibobol
-
Lenovo Legion 9i Resmi Mendarat di Indonesia, Laptop Gaming Monster dengan Layar 3D Tanpa Kacamata
-
7 Rekomendasi HP Murah untuk Bisnis, Cocok Kelola Marketplace dan Bikin Konten
-
65 Kode Redeem FF 19 Desember 2025: Klaim Evo Bundle DreamSpace dan Trik Spin Murah
-
29 Kode Redeem FC Mobile 19 Desember 2025, Halland Hingga Stam Bikin Skuad Garang
-
6 HP Fast Charging 45 W Termurah Akhir 2025, Harga 1 Jutaan
-
7 Tablet RAM 16 GB Harga Rp1 Jutaan, Baterai Super Awet Spek Dewa
-
5 Rekomendasi HP Murah Spek Dewa yang Cocok untuk Pelajar SMA
-
Cara Ikut Program Telkomsel Viu, Nonton Streaming Makin Seru
-
5 HP dengan Kamera Selfie Terbaik untuk Ibu Rumah Tangga, Harga Rp1 Jutaan