Suara.com - Staf Ahli Menteri Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Henry Subiakto mengatakan ada empat kelompok masyarakat yang kerap menjadi target persebaran kabar bohong atau hoaks.
Guru Besar FISIP Universitas Airlangga itu menyebutkan masyarakat mayoritas suatu negara paling sering menjadi sasaran para penyebar konten hoaks.
"Kalau saya mengamati, yang diserang dan coba dimanipulasi itu pasti masyarakat mayoritas. Jadi kalau di Amerika, masyarakat yang dipengaruhi biasanya kulit putih, beragama Protestan dan berbahasa Inggris," ujar Henry yang ditemui di Gedung KPU RI, Jakarta, Selasa (20/8/2019).
Menurut dia, emosi kelompok mayoritas sering menjadi sasaran empuk untuk dimainkan, sehingga dukungannya terhadap suatu isu dapat dimanfaatkan.
"Di Indonesia target kelompoknya memang berbeda dengan negara lain, tapi strateginya sama. Seperti juga di Brasil, target hoaks biasanya masyarakat beragama Katolik," jelas Henry.
Selanjutnya, kata dia, korban kabar bohong biasanya didominasi oleh masyarakat yang ada di perkotaan.
"Alasannya karena masyarakat di kota punya uang lebih banyak, sehingga lebih mampu membeli ponsel dan mengakses internet," tambah Henry.
Masyarakat berpendidikan tinggi kini juga tidak luput dari paparan kabar bohong, kata dia. Menurut Henry, semakin tinggi pendidikan seseorang maka akan semakin kritis pikirannya. Namun, sikap kritis tersebut dapat menumpul ketika terus-menerus dihadapkan dengan informasi yang bertentangan dengan fakta.
Selain kelompok terdidik, masyarakat yang fanatik beragama pun turut menjadi incaran para penyebar kabar bohong, terang dia. Jika masyarakat tidak mau berubah, maka Henry memperkirakan persebaran hoaks akan makin sulit dihentikan dalam beberapa tahun ke depan.
Baca Juga: Polisi Klaim Kantongi 5 Akun Penyebar Hoaks Pemicu Kerusuhan Papua
"Bahkan, bisa juga makin besar pada Pilkada 2020 maupun Pilpres 2024," tuturnya. [Antara]
Berita Terkait
-
Sidang MKD: Ahli Hukum Warning Pelaku Hoaks, Video Uya Kuya Jadi Bukti
-
Phil Foden Jadi Korban Hoaks Manipulasi AI: Sang Anak Disebut Meninggal Dunia
-
Gen Z, Waspada! Begini Hoaks Menyerang dan Cara Menghadapinya
-
Pelajar Jakarta Jadi Duta Damai Digital, Siap Perangi Ujaran Kebencian di Media Sosial
-
Menlu Bantah Media Israel yang Sebut Prabowo akan Kunjungi Negaranya: Buktinya Kita Pulang Hari Ini
Terpopuler
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
- 5 Sunscreen Terbaik Harga di Bawah Rp30 Ribu agar Wajah Cerah Terlindungi
- 7 Mobil Sedan Bekas Mulai 15 Jutaan, Performa Legenda untuk Harian
- 24 Kode Redeem FC Mobile 4 November: Segera Klaim Hadiah Parallel Pitches, Gems, dan Emote Eksklusif
Pilihan
-
Menkeu Purbaya Segera Ubah Rp1.000 jadi Rp1, RUU Ditargetkan Selesai 2027
-
Menkeu Purbaya Kaji Popok Bayi, Tisu Basah, Hingga Alat Makan Sekali Pakai Terkena Cukai
-
Comeback Dramatis! Persib Bandung Jungkalkan Selangor FC di Malaysia
-
Bisnis Pizza Hut di Ujung Tanduk, Pemilik 'Pusing' Berat Sampai Berniat Melego Saham!
-
Bos Pajak Cium Manipulasi Ekspor Sawit Senilai Rp45,9 Triliun
Terkini
-
Phishing Makin Canggih, Biometrik dan Tanda Tangan Jadi Target!
-
Viral di Dunia Maya! Kolaborasi Dua Dunia Digital Ini Jadi Pembicaraan Hangat
-
Render iPhone Air 2 Beredar, Sekarang Punya Dua Kamera Belakang
-
iPhone 18 dan Xiaomi 17 Ultra Bakal Lebih Mahal Tahun Depan, Ini Penyebabnya!
-
Rockstar Ingin Sempurnakan Hasil, Peluncuran GTA 6 Ditunda Lagi
-
Badai PHK Square Enix: Raksasa Final Fantasy Rampingkan Divisi, Fokus di Jepang
-
Teknologi Pintar di Balik Kompor Masa Kini: Lebih Efisien, Aman, dan Mudah Dirawat
-
5 Rekomendasi Smartwatch yang Bisa Balas WhatsApp, Harga di Bawah 1 Juta
-
Nubia Z80 Ultra Resmi Meluncur Global: Baterai 7.200 mAh, Fast Charging 80W
-
19 Kode Redeem FC Mobile 7 November 2025, Manfaatkan Jalan Tol Menuju Pemain OVR 113 Di Sini