Suara.com - Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Mabes Polri, Brigjen Dedi Prasetyo mengklaim telah mengidentifikasi lima akun media sosial sosial yang diduga menjadi pemicu unjuk rasa berujung rusuh di wilayah Papua dan Papua Barat. Sebab, akun-akun tersebut diduga memviralkan video bernada provokatif.
"Ada lima akun ya. bukan hanya satu, tapi beberapa yang mencoba untuk memviralkan narasi-narasi maupun video provokatif," ungkap Dedi di Mabes Polri, Selasa (20/8/2019).
Dedi menerangkan, akun tersebut terdapat di media sosial YouTube, Facebook, dan Instagram. Kekinian, aparat kepolisian masih melakukan penyelidikan terhadap akun tersebut.
"Di Facebook ternyata ada beberapa akun yang mencoba memviralkan narasi atau video provokatif. Kemudian ada akun Instagram. Apabila sudah update kita sampaikan," kata dia.
Dedi menegaskan jika foto maupun video yang beredar di media sosial adalah berita bohong alias hoaks. Selain itu, kata Dedi, pihaknya akan mendalami beredarnya selebaran-selebaran ajakan untuk menggelar unjuk rasa.
"Iya foto, maupun video jelas itu hoaks.Kami akan dalami semua, baik data-data maupun bukti-bukti digital maupun yang konvensional untuk mengetahui titik terang, siapa menjadi penyebar, dan terindikasi yang bersangkutan ada unsur kesengajaan," kata Dedi.
Sebelumnya, aksi unjuk rasa yang terjadi di Papua dan Papua Barat lantaran mahasiswa dan masyarakat di sana emosi akibat beredarnya video viral di media sosial. Sebab, diduga ada penghinaan terhadap masyarakat Papua dengan sebutan monyet.
Dari aksi tersebut berubah menjadi kerusuhan. Massa pun dilaporkan melakukan pembakaran terhadap kantor DPRD Papua Barat. Dilaporkan kerusuhan pun menjalar ke wilayah lain termasuk Jayapura dan Sorong. Bahkan, massa dilaporkan membakar Lembaga Pemasyarakaan di Sorong dan perusakan di Bandara.
Baca Juga: Tepis Stigma Tukang Onar, Cerita Mahasiswa Papua di jakarta
Berita Terkait
-
Kisah Mahasiswa Papua di Jakarta: Kami Naik Angkot, Orang Tutup Hidung
-
Bakal Datangi Papua Pasca Rusuh, Wiranto Mau Beri Ilmu Bela Negara
-
TNI-Polri Ucapkan Rasis, DPR: Harus Ditindak, Bila Perlu Pejabatnya Dicopot
-
Polisi Buru Penyebar Video Sebut Orang Papua Monyet
-
Kantor Dibakar Massa, Ketua DPRD Papua Barat: Adik Kami Dibilang Monyet
Terpopuler
- 7 Sepatu New Balance Diskon 70 Persen di Sports Station, Mulai Rp100 Ribuan
- Petugas Haji Dibayar Berapa? Ini Kisaran Gaji dan Jadwal Rekrutmen 2026
- Liverpool Pecat Arne Slot, Giovanni van Bronckhorst Latih Timnas Indonesia?
- 5 Mobil Bekas Selevel Innova Budget Rp60 Jutaan untuk Keluarga Besar
- 5 Shio Paling Beruntung Besok 25 November 2025, Cuan Mengalir Deras
Pilihan
-
Menkeu Purbaya Diminta Jangan Banyak Omon-omon, Janji Tak Tercapai Bisa Jadi Bumerang
-
Trofi Piala Dunia Hilang 7 Hari di Siang Bolong, Misteri 59 Tahun yang Tak Pernah Tuntas
-
16 Tahun Disimpan Rapat: Kisah Pilu RR Korban Pelecehan Seksual di Kantor PLN
-
Harga Pangan Nasional Hari Ini: Cabai Makin Pedas
-
FIFA Atur Ulang Undian Piala Dunia 2026: 4 Tim Unggulan Dipastikan Tak Segrup
Terkini
-
Sindir Ada Pihak Tak Waras Beri Informasi Sesat, Rais Syuriyah Bawa-bawa Elite NU
-
KPK Sebut Belum Terima Salinan Keppres Rehabilitasi, Eks Dirut ASDP Ira Puspadewi Batal Bebas Besok?
-
Heboh Isu Jokowi Resmikan Bandara IMIP, PSI: Ada yang Memanipulasi Fakta
-
Arya Daru 24 Kali Check In Hotel dengan Rekan Kerja, Polisi Didesak Dalami Jejak Vara!
-
DPR Desak Kemenkes Sanksi Tegas 4 RS di Papua yang Tolak Pasien Ibu Hamil
-
Gerindra Luncurkan Layanan Informasi Partai Berbasis AI, Kemenakan Prabowo Singgung Transparansi
-
Buntut Surat Edaran, PBNU Akan Gelar Rapat Pleno Tentukan Nasib Gus Yahya
-
Geger Kematian Ibu Hamil di Papua, Pimpinan DPR Sebut Negara Lalai: No Viral No Justice
-
Profil dan Rekam Jejak Suryo Utomo: Eks Dirjen Diperiksa Kejagung Buntut Kasus Korupsi Pajak
-
Analis Beberkan Peluang PKS-Demokrat Berkoalisi di 2029, Mau Usung Prabowo Lagi?