Suara.com - Tokoh fisikawan, Stephen Hawking pernah memperingatkan era super AI sepenuhnya akan dikendalikan oleh robot. Kini ilmuwan modern berhasil menciptakan sebuah robot yang merupakan hasil dari ''kloningan'' manusia.
Semoga saja deretan robot terbaru tidak mendekatkan kita kepada era film fiksi ilmiah Terminator atau era yang ditakutkan oleh Stephen Hawking.
Startup Rusia bernama Promobot kini menjual robot android otonom yang mempunyai struktur morfologi yang hampir mirip manusia.
Ini bukan kloningan 100 persen, namun setidaknya data digital manusia yang dikloning bisa dimasukkan semuanya ke dalam memori robot.
"Semua orang dapat memesan robot dengan penampilan apa pun untuk penggunaan profesional atau pribadi," kata Aleksei Iuzhakov, Ketua Dewan Direktur Promobot.
Dinamakan dengan Robo-C, perusahaan mengklaim bahwa robot ini bisa menirukan mimik muka yang sangat mirip dengan manusia asli.
Menurut situs resmi Promobot, Robo-C tidak bisa berjalan namun ia memiliki leher dan dada yang masing-masing memiliki kebebasan bergerak tiga derajat.
Wajahnya memiliki 18 bagian yang bergerak sehingga memungkinkan robot untuk menghasilkan 600 ekspresi mikro.
Sementara AI atau kecerdasan buatan bisa menawarkan 100 ribu modul bicara mirip manusia yang sebelumnya dikloning secara digital.
Baca Juga: Mengekor, Spacebit Buat Robot Penjelajah Bulan
"Momen kunci dalam pengembangan Robo-C adalah digitalisasi kepribadian dan penciptaan penampilan individu. Itu menghasilkan adalah keabadian digital, yang dapat kami tawarkan kepada pelanggan kami," kata pendiri Promobot Oleg Kivokurtsev.
Dikutip dari Futurism, saat ini perusahaan sudah mulai membangun empat klon robot pesanan pelanggan.
Salah satu robot akan ditempatkan di pusat layanan pemerintah Rusia sementara robot lain akan menjadi tiruan dari Albert Einstein untuk pameran robot.
Dua robot lainnya adalah klon robot ayah ibu dalam sebuah keluarga kaya raya di Timur Tengah.
Prmobot mengklaim bahwa Robo-C adalah android humanoid pertama di dunia, yang tidak hanya mensimulasikan penampilan seseorang, tetapi juga dapat diintegrasikan ke dalam proses bisnis.
Berita Terkait
-
Dreame L10s Ultra Gen 3 Resmi ke RI, Robot Vacuum Harga Rp 12 Juta
-
Kehidupan di Palung Terdalam: Temuan Moluska Purba Ungkap Rahasia Evolusi Laut?
-
Prof. Elisabeth Rukmini: Menenun Sains, Makna, dan Masa Depan Perguruan Tinggi
-
Bali Jadi Tuan Rumah Kompetisi Robotik Internasional untuk Generasi Muda
-
Di Hadapan Ibu-Ibu Pengajian, Bahlil Ingatkan Bahaya Ternak Akun Robot
Terpopuler
- 7 Mobil Sedan Bekas Mulai 15 Jutaan, Performa Legenda untuk Harian
- Siapa Saja 5 Pelatih Tolak Melatih Timnas Indonesia?
- Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
- 5 Pilihan Sunscreen Wardah dengan SPF 50, Efektif Hempas Flek Hitam hingga Jerawat
- Siapa Shio yang Paling Hoki di 5 November 2025? Ini Daftar 6 yang Beruntung
Pilihan
-
PSSI Kalah Cepat? Timur Kapadze Terima Tawaran Manchester City
-
Menkeu Purbaya Segera Ubah Rp1.000 jadi Rp1, RUU Ditargetkan Selesai 2027
-
Menkeu Purbaya Kaji Popok Bayi, Tisu Basah, Hingga Alat Makan Sekali Pakai Terkena Cukai
-
Comeback Dramatis! Persib Bandung Jungkalkan Selangor FC di Malaysia
-
Bisnis Pizza Hut di Ujung Tanduk, Pemilik 'Pusing' Berat Sampai Berniat Melego Saham!
Terkini
-
Motorola Moto G57 dan G57 Power Resmi, HP Snapdragon 6s Gen 4 Pertama di Dunia
-
Dreame L10s Ultra Gen 3 Resmi ke RI, Robot Vacuum Harga Rp 12 Juta
-
Jadwal Baru Dirilis, Sertifikat Hasil TKA SMA 2025 Keluar Kapan?
-
Dilarang Purbaya, Shopee Blokir Ratusan Ribu Produk Thrifting
-
POCO F8 Pro Lolos Sertifikasi, Kotak Penjualan Kemungkinan Tanpa Charger
-
Siap-siap! Harga HP Bakal Makin Mahal Tahun Depan, Ini Penyebabnya
-
Developer Butuh Waktu, Peluncuran Game Marvel 1943: Rise of Hydra Ditunda
-
25 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 7 November: Klaim Magic Curve dan Pemain 111-113
-
Fitur Tersembunyi WA Web, Ini Cara Blur Chat WhatsApp agar Tak Diintip
-
Perang Dagang Makin Panas! Amerika Serikat Resmi Larang Chip Nvidia ke China