Suara.com - Para ilmuwan yang tergabung dalam Bulletin of the Atomic Scientist pada pekan ini telah memajukan jarum Jam Kiamat sejauh 20 detik dari posisi di awal 2019 lalu dan memperingatkan bahwa manusia berada di titik paling dekat dengan akhir zaman.
Jam Kiamat, sebuah jam simbolik yang berfungsi mewanti-wanti manusia agar tidak mendorong Bumi ke arah kehancuran total, kini menunjukkan waktu kurang 100 detik dari pukul 00.00. Kiamat atau akhir zaman dilambangkan dengan pukul 00.00.
Pada 2019 lalu Jam Kiamat menunjukkan waktu kurang 2 menit menuju pukul 00.00, tidak berubah dari posisi di 2018. Sejak digunakan pada 1947, belum pernah Jam Kiamat menunjukkan waktu sedekat saat ini dengan pukul 00.00.
Bulletin of the Atomic Scientists, yang berisikan para ilmuwan peraih Nobel dan para pemimpin dunia, mengumumkan perubahan Jam Kiamat pada Kamis (23/1/2020) kemarin di Washington DC, Amerika Serikat.
"Kami menilai lingkungan kita telah sangat tidak stabil dan karenanya aksi nyata serta keterlibatan semua pihak sangat diperlukan segera," kata Rachel Bronson, presiden Bulletin of the Atomic Scientists seperti dilansir ABC.
"Dengan merusak pendekatan berbasis sains dan hukum untuk mengatasi ancaman terhadap umat manusia, para pemimpin dunia telah menciptakan situasi yang - jika tidak segera ditangani - akan membawa kita lebih cepat ke kehancuran," Bronson memperingatkan.
Turut hadir dalam pengumuman itu mantan Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa, Ban Ki Moon; mantan Presiden Irlandia, Mary Robinson; dan mantan Gubernur California, Amerika Serikat, Jerry Brown.
Organisasi itu menyoroti program senjata nuklir Korea Utara dan kesepakatan nuklir di Iran, serta gugurnya Kesepakatan INF antara Rusia dan AS yang melarang pengembangan peluru kendali berbasis di darat yang berdaya jelajah di atas 500 km. Perkembangan ini dinilai bisa kembali mendorong pengembangan senjata nuklir di dunia.
Sementara itu kondisi iklim dunia juga dinilai semakin buruk, mengingat semakin tingginya suhu Bumi dan permukaan laut, kian cepatnya es mencair di kutub, serta kebakaran hebat yang terjadi di beberapa negara, termasuk di Indonesia, Brazil, dan Australia.
Baca Juga: Jam Kiamat di 2019: Dunia Masih di Tepi Jurang Akhir Zaman
Yang unik, untuk pertama kalinya Bulletin of the Atomic Scientist memperingatkan akan bahaya penggunaan diinformasi berbasis siber di dunia. Hoaks, terutama yang berkaitan dengan iklim dinilai menghambat upaya-upaya untuk menjaga perdamaian dan lingkungan.
Jam Kiamat pertama kali diciptakan pada 1947, dua tahun setelah AS menghancurkan kota Hiroshima dan Nagasaki di Jepang dengan bom atom pada Perang Dunia II. Ketika itu kiamat diramalkan sejauh tujuh menit dari tengah malam.
Bulletin of the Atomic Scientists didirikan pada 1945 oleh para ilmuwan di balik Manhattan Project, yang bertanggung jawab atas pembuatan bom atom AS pada Perang Dunia II. Mereka merasa bersalah melihat betapa ngerinya kehancuran yang dihasilkan oleh bom tersebut.
Berikut adalah tahun-tahu penting dalam perjalanan Jam Kiamat:
1953
Jam Kiamat: 2 menit menuju akhir zaman, karena AS dan Uni Soviet menguji bom hidrogen.
1981
Jam Kiamat: 4 menit menuju pukul 00.00. Pada 1980, Uni Soviet memutuskan untuk menginvasi Afghanistan dan Presiden AS, Jimmy Carter menarik atlet-atletnya dari Olimpiade Moskwa.
Berita Terkait
-
Hari Kiamat Versi Ebo Noah Tak Terjadi, Publik Ghana Heran Sang "Nabi" Malah Pamer Mercedes-Benz
-
Anggap Banjir Sumatera Tanda Kiamat Sudah Terjadi, Menko Cak Imin Ajak Raja Juli hingga Bahlil Tobat
-
Soal Isu Kemerdekaan Palestina dan Tanda Kiamat, Begini Penjelasannya dalam Islam
-
Ramalan Kiamat di Uganda: Ratusan Warga Tinggalkan Rumah dan Masuk Hutan
-
Terbuai Ramalan Kiamat Seorang Pastor, Ratusan Warga Rela ke Hutan Tinggalkan Segalanya
Terpopuler
- 5 HP RAM 8 GB Memori 256 GB Harga Rp1 Jutaan, Terbaik untuk Pelajar dan Pekerja
- 7 Sepatu Adidas Diskon hingga 60% di Sneakers Dept, Cocok Buat Tahun Baru
- 5 Mobil Bekas yang Anti-Rugi: Pemakaian Jangka Panjang Tetap Aman Sentosa
- Diminta Selawat di Depan Jamaah Majelis Rasulullah, Ruben Onsu: Kaki Saya Gemetar
- Kencang bak Ninja, Harga Rasa Vario: Segini Harga dan Konsumsi BBM Yamaha MT-25 Bekas
Pilihan
-
Dasco Tegaskan Satgas DPR RI Akan Berkantor di Aceh untuk Percepat Pemulihan Pascabencana
-
6 Rekomendasi HP Murah Layar AMOLED Terbaik untuk Pengalaman Menonton yang Seru
-
Kaleidoskop Sumsel 2025: Menjemput Investasi Asing, Melawan Kepungan Asap dan Banjir
-
Mengungkap Gaji John Herdman dari PSSI, Setara Harga Rumah Pinggiran Tangsel?
-
Aksi Adik Kandung Prabowo yang Makin Mencengkeram Bisnis Telekomunikasi
Terkini
-
Master Camera Ring Xiaomi 17 Ultra: Gimmick atau Game-Changer Fotografi?
-
6 Rekomendasi HP Murah Layar AMOLED Terbaik untuk Pengalaman Menonton yang Seru
-
23 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 30 Desember: Klaim Paket Winter 115 dan Ratusan Rank Up
-
Lupa Bayar Iuran? Ini Cara Mengecek Tagihan BPJS Kesehatan di Mobile JKN
-
Bug HyperOS Hantam Redmi Note 14, Ponsel Bisa Mati Mendadak Saat Baterai Hampir Habis
-
7 HP RAM 8 GB Baterai 6000 mAh Dibawah Rp2 Juta, Performa Ngebut Seharian!
-
7 Cara Melihat Riwayat Penelusuran di Berbagai Browser dengan Mudah
-
HMD Pulse 2 Pro Bocor ke Publik, Desain Ala iPhone dan Kamera 50MP Jadi Sorotan
-
61 Kode Redeem FF Terbaru 30 Desember: Raih Emote 2026, Bubble Trouble, dan Evo Cobra
-
Fitur Utama Infinix Note Edge Terungkap, HP Murah Ini Siap Masuk ke Indonesia