Suara.com - Zodiak saya Capricorn (tolong saya jangan dihakimi), tapi ketika saya lahir posisi Matahari berada di tengah-tengah Sagitarius.
Sebagai profesor emeritus bidang astronomi, saya sering ditanya tentang perbedaan antara astrologi dan astronomi.
Praktik astrologi – memprediksi takdir dan peruntungan seseorang berdasarkan posisi Matahari, Bulan, bintang-bintang dan banyak planet – sudah ada sejak zaman kuno. Dulu praktik ini menyatu dengan ilmu astronomi. Bahkan, banyak astronom masa lalu menemukan banyak hal yang penting hingga saat ini.
Namun, begitu Copernicus, Kepler, dan Galileo menyadari bahwa planet-planet mengitari Matahari, alih-alih Bumi, serta Newton menemukan hukum-hukum fisika di balik perilaku benda-benda langit ini, astrologi dan astronomi terpecah – dan tidak pernah dapat dipersatukan kembali.
Ilmu astronomi sekarang bertentangan dengan salah satu prinsip pengaturan dasar dalam astrologi: penanggalan zodiak.
Rasi bintang zodiak
Selama setahun, Matahari terlihat melewati sabuk langit yang berisi 12 rasi bintang kuno atau pengelompokan bintang-bintang. Mereka secara kolektif disebut zodiak dan hampir seluruhnya dinamai tokoh-tokoh binatang, seperti domba jantan (Aries), kepiting (Cancer), dan singa (Leo).
Namun kalau dilihat benar-benar, rasi bintang ini sama sekali tidak terlihat sebagai binatang. Karena pada dasarnya rasi-rasi itu hanya hamburan bintang yang sangat acak.
Meskipun rasi bintang zodiak – yang sudah ada sejak peradaban Mesopotamia atau sebelumnya – mungkin tampak pasti, mereka hanya satu dari sekian banyak rasi yang dihasilkan oleh berbagai budaya dunia. Setiap budaya memiliki gagasan masing-masing, seringkali sangat berbeda, tentang bagaimana langit dikonstruksikan.
Baca Juga: Zodiak Kesehatan 6 Februari 2020, Aquarius Mulai Beralih ke Produk Organik
Suku Inca, contohnya, membuat rasi bintang bukan berdasarkan bintang yang tampak, melainkan dari titik-titik gelap di Bima Sakti.
Jumlah rasi bintang di zodiak budaya Barat berasal dari siklus Bulan, yang mengorbit Bumi 12,4 kali setahun. Sederhananya, Matahari muncul di depan rasi bintang yang berbeda setiap Bulan baru, bintang-bintang itu berada di latar belakang yang jauh dari Matahari.
Meskipun bintang-bintang tidak terlihat di siang hari, kita bisa tahu Matahari ada di konstelasi yang mana dengan melihat langit malam hari. Pada malam hari, kita bisa melihat konstelasi yang berseberangan.
Astrologi mengatur bahwa setiap tanda zodiak ada tepat dalam irisan langit sebesar 30 derajat – dikalikan 12 maka menjadi hingga 360 derajat. Dalam kenyataannya, hal ini tidak terjadi karena rasi bintang sangat bervariasi dalam bentuk dan ukuran.
Contohnya, Matahari melewati rasi bintang Scorpio hanya dalam lima hari, tapi membutuhkan 38 hari untuk melewati Taurus. Ini adalah salah satu alasan mengapa tanda-tanda astrologi tidak sejalan dengan rasi bintang zodiak.
Presesi ekuinoks
Berita Terkait
-
5 Sisi Gelap Zodiak Libra yang Jarang Diketahui
-
3 Zodiak Diprediksi Paling Hoki, Merdeka Finansial dan Banjir Cuan di Bulan Oktober 2025
-
Ramalan Zodiak 1 Oktober 2025: Peluang Baru di Awal Bulan untuk 12 Bintang
-
Ramalan Zodiak 30 September 2025: Panduan Lengkap Asmara, Karier, & Keuangan
-
Ramalan Zodiak Minggu Ini: Cancer Bakal Dikecewakan Orang Terdekat, Leo Jangan Resign Dulu!
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- Seret Nama Mantan Bupati Sleman, Dana Hibah Pariwisata Dikorupsi, Negara Rugi Rp10,9 Miliar
Pilihan
-
Harga Emas Antam Terpeleset Jatuh, Kini Dibanderol Rp 2.235.000 per Gram
-
Roy Suryo Ikut 'Diseret' ke Skandal Pemalsuan Dokumen Pemain Naturalisasi Malaysia
-
Harga Emas Hari Ini: Antam Naik Lagi Jadi Rp 2.338.000, UBS di Pegadaian Cetak Rekor!
-
Puluhan Siswa SD di Agam Diduga Keracunan MBG, Sekda: Dapurnya Sama!
-
Bernardo Tavares Cabut! Krisis Finansial PSM Makassar Tak Kunjung Selesai
Terkini
-
Huawei Watch GT 6 Series Siap Meluncur, Diklaim Smartwatch Fashion Pertama dengan Daya Tahan 21 Jam
-
17 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 2 Oktober: Klaim Pemain 109-113 dan Ribuan Gems
-
Begini Cara Modena Lindungi Konsumen dari Fake Service
-
Penampakan Ponpes Al Khoziny Sebelum dan Sesudah Ambruk: Tiang Penyangga Disorot
-
Tri Perkuat Talenta Muda di Industri Gaming lewat H3RO Land Dream Battle 2.0, Bisa Mabar RRQ
-
Kumpulan Prompt Gemini AI Foto di Perpustakaan yang Estetik dan Natural, Tinggal Copas!
-
Update Besar, Call of Duty Warzone Hadirkan Peta Baru dan Kembali ke Akar Blackout
-
Garmin Draw Your Instinct 2.0: Saat Kreativitas Anak Muda Indonesia Bersemi di Layar Jam
-
Sesar Lembang: Benarkah Ancaman Gempa Besar Mengintai Bandung Raya?
-
Sonic Racing CrossWorlds: Sinopsis, Harga, serta Spek Minimum untuk Main Game