Suara.com - Media sosial di China baru-baru ini melaporkan kejadian tak biasa dengan ditemukannya perilaku hewan-hewan yang menjadi aneh seperti serbuan gagak dan nyamuk raksasa. Namun ternyata kejadian ini tidak berada di Wuhan, Provinsi Hubei, China.
Sebelumnya, terdapat sebagian besar video yang menampakkan ribuan burung gagak di Yichang, Jingzhou, Hanchuan, dan Wuhan, kota-kota yang berada di Provinsi Hubei. Video ternyata bukan di Wuhan.
Sebagai referensi, Wuhan merupakan ibu kota Hubei, tempat di mana virus corona baru pertama kali dideteksi. Kemunculan nyamuk dan gagak tidak ada kaitannya dengan virus corona.
Seorang netizen dari Beijing menulis ,"Saya melihat kawanan gagak yang lebih besar di distrik Haidian Beijing. Setidaknya ada 1.000 gagak".
Kemunculan gagak ini adalah fenomena alami, yakni migrasi parsial.
Menurut laporan dari Daily Star, dalam budaya China, gagak sering melambangkan nasib buruk atau kematian sehingga rekaman yang beredar cukup mengundang narasi ketakutan.
Banyak netizen yang menghubungkan fenomena tersebut dengan virus corona. Namun setelah ditelusuri tidak ada kaitannya dengan virus corona.
Mereka berpendapat bahwa hewan-hewan tersebut bisa "mencium" aroma kematian dari para korban virus corona yang hampir meninggal di mana bau itu hanya bisa dicium oleh burung gagak.
Klaim tersebut salah, karena kedatangan gagak ini adalah fenomena alami yang dinamkaan migrasi parsial.
Baca Juga: Penyebaran Virus Corona Merisaukan, Formula E Jakarta Tetap Digelar?
Beritakan dari The Epoch Times, seorang penduduk Beijing mengklaim bahwa dirinya telah melihat sejumlah besar nyamuk "raksasa" yang berkerumun di jalan raya distrik Haidian.
The Epoch Times merupakan sebuah media berita swasta yang menyediakan berita-berita tentang kejadian di China yang bebas sensor.
Meski membuat geger di awal Februari, penampakan ribuan gagak dan nyamuk raksasa ternyata telah beredar di Weibo sejak akhir Januari 2020.
"Ini belum pernah terjadi sebelumnya, memang sangat aneh. Bisakah tim peneliti datang dan memeriksanya?" ucap salah seorang warga China di dalam video.
Beberapa netizen di China merasa heran dengan keberadaan nyamuk itu karena biasanya mereka tidak terlihat dan tidak terlalu mencolok di musim dingin.
Berita Terkait
Terpopuler
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Mobil Diesel Bekas di Bawah 100 Juta, Mobil Badak yang Siap Diajak Liburan Akhir Tahun 2025
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
- Nikmati Segarnya Re.juve Spesial HUT ke-130 BRI: Harga Istimewa Mulai Rp13 Ribu
Pilihan
-
Saham Entitas Grup Astra Anjlok 5,87% Sepekan, Terseret Sentimen Penutupan Tambang Emas Martabe
-
Pemerintah Naikkan Rentang Alpha Penentuan UMP Jadi 0,5 hingga 0,9, Ini Alasannya
-
Prabowo Perintahkan Tanam Sawit di Papua, Ini Penjelasan Bahlil
-
Peresmian Proyek RDMP Kilang Balikpapan Ditunda, Bahlil Beri Penjelasan
-
Resmi Melantai di Bursa, Saham Superbank Melambung Tinggi
Terkini
-
Ubisoft Akuisisi Game MOBA Milik Amazon, Kreator Rainbow Six Siege Kembali
-
HP Murah Realme Narzo 90 Debut: Desain Mirip iPhone, Usung Baterai 7.000 mAh
-
4 Tablet RAM 8 GB Rp2 Jutaan untuk Multitasking Kerja Harian
-
iQOO Tancap Gas Sepanjang 2025, Siap Jadi Penentu Arah Smartphone Berperforma Tinggi di 2026
-
5 HP Spek Dewa Diskon Besar Desember 2025: Cocok Buat Game Berat dan Fotografi
-
Registrasi SIM Card Pakai Face Recognition Mulai 2026, Operator Seluler Klaim Siap Tempur
-
Pakai Snapdragon 6 Gen 3, Segini Skor AnTuTu Redmi Note 15 5G Global
-
5 Rekomendasi Smartwatch yang Bisa Hitung Kalori Terbakar Paling Akurat, Cocok untuk Pantau Diet
-
Tak Hanya Layar OLED, iPad Mini 8 Diprediksi Pakai Chip Lebih Bertenaga
-
Jadi Prioritas, Sebagian Besar Pekerja Bethesda Garap Game The Elder Scrolls 6