Suara.com - Setiap unsur yang mengandung zat radioaktif, punya kemampuan memancarkan radiasi dan kembali ke keadaan normal.
Menurut laporan hasil eksperimen dari Advisory Committee on Human Radiation Experiments (ACHRE) yang dikutip, Selasa (18/2/2020), waktu untuk kembali ke keadaan normal ini disebut waktu paruh.
Hanya saja, laporan tersebut menyebut bahwa durasi setiap zat radioaktif untuk kembali normal memerlukan waktu yang berbeda-beda, tergantung unsur atomnya.
Sebagai contoh, Uranium 238 membutuhkan waktu sekitar 4,5 miliar tahun untuk mengurangi paparan radiasi.
Sementara itu, Plutonium 239 membutuhkan waktu 24 ribu tahun. Sementara Yodium 131 memiliki waktu paruh paling sedikit, yaitu hanya 8 hari.
Sekadar informasi, radioaktivitas dapat terjadi baik secara alami maupun dengan campur tangan manusia. Bila dikelola dengan baik, zat radioaktif bisa bermanfaat bagi kehidupan manusia.
Misalnya saja, aktivitas neutron yang merupakan salah satu radioaktivitas buatan. Aktivasi neutron dijadikan sebagai prinsip dasar terapi penangkapan boron-neutron yang dipakai untuk pengobatan kanker otak.
Larutan yang mengandung boron disuntikkan ke pasien dan diserap lebih banyak oleh sel kanker daripada oleh sel-sel lain.
Neutron yang ditembakkan di daerah kanker otak siap diserap oleh inti boron. Inti ini kemudian menjadi tidak stabil dan memancarkan radiasi yang menyerang sel-sel kanker.
Baca Juga: Google Gelontorkan Rp 13,6 Miliar untuk 22 Ribu Guru di Indonesia
Namun, beda lagi hasilnya jika dipakai untuk berperang. Tim sekutu yang melempar bom nuklir ke Hiroshima dan Nagasaki di Jepang saat Perang Dunia II bukan hanya meratakan dua wilayah tersebut dengan tanah dan menelan korban ratusan ribu jiwa saja.
Lebih dari itu, efek bom nuklir dengan muatan plutonium tersebut masih bisa terlihat hingga sekarang. Sebagian wilayah di kedua kota tersebut diisolasi. Sementara warga setempat yang terpapar radiasi menjadi cacat.
Berita Terkait
-
Sumber Radiasi Nuklir di Serpong Ditemukan, BATAN Lakukan Penelitian
-
BATAN Bersihkan Radiasi Nuklir Perumahan Batan Indah Serpong
-
Ini Lokasi Perumahan Serpong yang Kena Radiasi Nuklir
-
Tingkat Radiasi iPhone 11 Pro Melebihi Batas Aman
-
Hati-hati, Radiasi Wifi di Ponsel Tingkatkan Risiko Ibu Hamil Keguguran
Terpopuler
- 19 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 5 Oktober: Ada 20.000 Gems dan Pemain 110-113
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
- 3 Shio Paling Beruntung Pekan Kedua 6-12 Oktober 2025
- Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Kota Makassar Bulan Oktober 2025
Pilihan
-
Pihak Israel Klaim Kantongi Janji Pejabat Kemenpora untuk Datang ke Jakarta
-
Siapa Artem Dolgopyat? Pemimpin Atlet Israel yang Bakal Geruduk Jakarta
-
Seruan Menggetarkan Patrick Kluivert Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
-
Perbandingan Spesifikasi vivo V60 Lite 4G vs vivo V60 Lite 5G, Kenali Apa Bedanya!
-
Dana Transfer Dipangkas, Gubernur Sumbar Minta Pusat Ambil Alih Gaji ASN Daerah Rp373 T!
Terkini
-
Indosat Lebarkan Sayap Hadirkan Solusi Berteknologi AI ke Bisnis Ritel : One Stop Solution
-
Presiden Seiko Epson Corporation Resmikan PIN Experience Center, Showroom Terbesar di Asia Tenggara
-
5 Tablet Harga di Bawah Rp3 Juta yang Cocok untuk Anak Kuliahan, Spek Dijamin Gahar!
-
First Sale Xiaomi 15T Series di Jogja Meriah, Penggemar Bawa Pulang Beragam Hadiah Ekslusif
-
17 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 7 Oktober: 20.000 Gems dan Pemain 112-113 Menanti
-
Beda Oppo A6 Pro 4G vs 5G: Sama-sama HP Tangguh, Selisih Harga Sejuta
-
Pre Order Bulan Ini, Segini Harga iPhone 17 Series di Indonesia
-
Mengenal Shopee VIP, dari Biaya Langganan hingga Keuntungan Belanja Online
-
Yang Nyari HP Tahan Lama Tapi Tetap Keren, Nih Jawabannya: OPPO A6 Pro, HP Paling Worth-it Tahun Ini
-
SSD MagSafe Terbaru: Pertajam Kualitas Videografi Bagi Pengguna iPhone