"Ini bisa menjadi alasan mengapa SARS-CoV-2 lebih menular daripada Virus Corona lainnya", tulis Li dalam sebuah makalah yang dirilis di Chinarxiv pada Minggu (23/2/2020).
Sementara itu, sebuah studi oleh ilmuwan Prancis Etienne Decroly di Aix-Marseille University, yang diterbitkan dalam jurnal ilmiah Antiviral Research pada 10 Februari, juga menemukan "situs pembelahan mirip-furin" yang tidak ada pada Virus Corona yang serupa.
Seorang peneliti dari Institut Mikrobiologi Beijing, Akademi Ilmu Pengetahuan China di Beijing, mengatakan bahwa semua penelitian didasarkan pada pengurutan genetik.
"Apakah [virus] berperilaku seperti yang diperkirakan akan membutuhkan bukti lain termasuk eksperimen. "Jawabannya akan memberi tahu bagaimana virus membuat kita sakit," kata peneliti yang meminta untuk tidak disebutkan namanya.
pemahaman para ilmuwan tentang Virus Corona baru telah berubah secara dramatis selama beberapa bulan terakhir.
Pada awalnya, virus itu tidak dianggap sebagai ancaman besar, dengan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit China mengatakan, tidak ada bukti penularan dari manusia ke manusia. Tetapi asumsi itu segera hangus.
Peneliti China mengatakan, obat yang menargetkan enzim furin dapat berpotensi menghambat replikasi virus dalam tubuh manusia.
"Ini termasuk serangkaian obat terapeutik HIV-1 seperti Indinavir, Tenofovir Alafenamide, Tenofovir Disoproxil dan Dolutegravir dan obat terapi hepatitis C termasuk Boceprevir dan Telaprevir”, menurut penelitian Li.
Saran ini sejalan dengan laporan oleh beberapa dokter China yang menggunakan sendiri obat HIV setelah dites positif untuk Virus Corona baru, tetapi belum ada bukti klinis untuk mendukung teori tersebut.
Baca Juga: Sah! Pemerintah Tetapkan Whitelist Mekanisme Pemblokiran IMEI Ponsel Ilegal
Ada juga harapan bahwa hubungan dengan enzim furin dapat menjelaskan sejarah evolusi virus sebelum membuat lompatan ke manusia.
Mutasi, yang tim Ruan gambarkan sebagai "penyisipan tak terduga", dapat berasal dari banyak sumber yang mungkin seperti Virus Corona yang ditemukan pada tikus atau spesies flu burung.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pecah Bisu Setelah Satu Dekade, Ayu Ting Ting Bongkar Hubungannya dengan Enji Baskoro
- Profil dan Rekam Jejak Alimin Ribut Sujono, Pernah Vonis Mati Sambo dan Kini Gagal Jadi Hakim Agung
- Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
- Ditunjuk Prabowo Reformasi Polri: Sosok Ahmad Dofiri Jenderal Rp7 Miliar Berani Pecat Ferdy Sambo!
- Sosok Kompol Anggraini, Polwan Diduga Jadi 'Badai' di Karier Irjen Krishna Murti, Siapa Dia?
Pilihan
-
Rapor Pemain Buangan Manchester United: Hojlund Cetak Gol, Rashford Brace, Onana Asisst
-
Kata Media Prancis Soal Debut Calvin Verdonk: Agresivitas Berbuah Kartu
-
3 Catatan Menarik Liverpool Tumbangkan Everton: Start Sempurna The Reds
-
Dari Baper Sampai Teriak Bareng: 10+ Tontonan Netflix Buat Quality Time Makin Lengket
-
Menkeu Purbaya Janji Lindungi Industri Rokok Lokal, Mau Evaluasi Cukai Hingga Berantas Rokok China
Terkini
-
Fakta-fakta Gempa Sukabumi dan Bogor: 29 Kali Gempa Susulan, Sesar Aktif Jadi Pemicu
-
3 Rekomendasi HP Rp 1 Jutaan dengan Skor AnTuTu Tertinggi 2025
-
10 Prompt Gemini AI Edit Foto Potrait Hitam Putih Elegan untuk Profil Linkedin
-
Prompt Gemini AI untuk Edit Foto Masa Kecil Bareng Pacar, Hasil Realistis dan Lucu
-
Tutorial Hapus Riwayat Tontonan di TikTok yang Lagi Viral, Tinggal Sat Set
-
14 Kode Redeem FC Mobile 21 September: Banjir Hadiah, dari Veron 110 Sampai Jutaan Koin Gratis
-
32 Kode Redeem FF 21 September 2025: AK47 Paradox dan Skin Monster Langka Menantimu
-
Spesifikasi iPhone 11: Intip Harga Terbarunya, Benarkah Layar Mudah Rusak?
-
Daftar Harga HP Huawei Terbaru September 2025, Mulai Rp3 Jutaan
-
10 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 21 September 2025, Kesempatan Klaim Pemain OVR 110-111