Suara.com - Iqbal Elyazar dari Eijkman-Oxford Clinical Research Unit; Sudirman Nasir dari Universitas Hasanuddin; dan Suharso Sumowidagdo dari LIPI, memperkirakan wabah Covid-19 di Indonesia akan menyebar mengikuti deret ukur tanpa intervensi cepat pemerintah. Berikut ulasan ketiganya:
Angka penularan COVID-19 di Indonesia berpotensi bertambah secara eksponensial – mengikuti deret ukur yang jumlahnya berangsur membesar dan kemudian tak terkendali – jika tidak ada upaya segera mengurangi laju penyebaran dengan menghilangkan faktor-faktor penting yang dapat memperluas wabah penyakit ini.
Dengan analisis fungsi eksponensial, kami perkirakan–dengan data kasus sejak 2 Maret dan asumsi level penggandaan waktu kasus seperti Iran dan Italia–pada akhir April 2020 akan terdapat 11.000-71.000 kasus COVID-19 di Indonesia.
Angka itu akan tercapai jika penanganan serangan coronavirus di negeri ini masih seperti saat ini: minim sekali informasi lokasi penderita dan kuantitas pemeriksaan penderita, sikap masyarakat kurang peduli untuk meminimalkan kontak antarorang, minimnya sanksi terhadap pelanggaran karantina mandiri, dan minimnya informasi lokasi yang harus dihindari masyarakat.
Kepastian Indonesia terkena COVID-19 bermula saat 2 Maret lalu Presiden Joko Widodo menyatakan ada dua kasus positif terinfeksi COVID-19 di Depok yang diduga tertular dari warga negara Jepang yang terbang dari Malaysia. Lalu, setelah itu jumlah kasus baru terus meningkat dengan cepat dan berlipat-ganda.
Pada akhir pekan kedua, kasus melonjak menjadi 117 kasus. Dan per 18 Maret, naik lagi mencapai 227 kasus dan sehari kemudian (19 Maret) melompat jadi 309 kasus. Per 19 Maret ada peningkatan kasus 154 kali dibanding hari pertama kali diumumkan. Selain itu, masih ada 480 pasien yang diawasi dan 976 orang dipantau terkait SARS-CoV-2, virus yang menyebabkan penyakit COVID-19.
Angka-angka ini baru yang terlaporkan dan terdeteksi di laboratorium. Ada kemungkinan orang terinfeksi namun belum terdeteksi atau tidak melapor.
Pertumbuhan jumlah kasus COVID tersebut memasuki fase eksponensial setelah sebelumnya memasuki fase penundaan yang tidak terdeteksi. Pertumbuhan cepat serupa terjadi di Italia, Iran, dan Korea Selatan. Dampaknya, rumah sakit dan petugas kesehatan di sana kewalahan menangani ribuan pasien yang butuh perawatan bersamaan.
Jika pemerintah Indonesia tidak segera memotong laju pertumbuhan virus, potensi penularan virus akan makin meluas. Apalagi pada akhir April mulai puasa Ramadan, yang biasanya ada banyak kegiatan buka bersama sore hari dan malamnya salat jemaah tarawih di masjid yang melibatkan banyak orang dan kontak dekat antarorang. Lalu akhir Mei nanti ada libur Idul Fitri, saat umumnya masyarakat merayakannya dengan pulang kampung, pertemuan massal dan kontak dekat antar penduduk.
Baca Juga: Instagram Sensor Postingan Gatot Nurmantyo soal Salat Berjamaah
Saat musim mudik dan Lebaran, biasanya hampir 15 juta orang secara bergelombang meninggalkan Jakarta, salah satu pusat penularan COVID-19, dan sekitarnya menuju Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan provinsi lainnya. Badan Nasional Penanggulangan Bencana menetapkan masa darurat bencana akibat COVID-19 hingga 29 Mei 2020.
Kita perlu mengambil pelajaran dari sebuah pertemuan massal puluhan ribu orang menjelang Imlek di Distrik Baibuting, Wuhan, Cina pada 10 Januari, yang diduga menjadi medium awal penyebaran massal penyakit ini ke seluruh daratan Cina, lalu berkembang ke-167 negara dan teritorial.
Pertumbuhan eksponensial yang mengerikan
Jumlah kasus yang tumbuh secara eksponensial, pada tahap awal akan tampak tidak banyak, tapi pada suatu titik akan meledak luar biasa menembus daya tampung fasilitas kesehatan.
Dalam ilmu epidemiologi, laju kenaikan kasus menyatakan seberapa besar kasus itu meningkat dalam suatu periode waktu tertentu. Misalnya, jumlah kasus baru meningkat dua kali lipat dalam waktu satu minggu (waktu penggandaan, doubling time).
Tanpa ada pembatasan yang ketat, pertumbuhan jumlah pasien karena penularan virus adalah eksponensial. Artinya untuk tiap periode waktu yang sama terlewatkan, jumlah pasien menjadi N kali jumlah pasien sebelumnya.
Berita Terkait
-
Anggaran Daerah Dipotong, Menteri Tito Minta Pemda Tiru Jurus Sukses Sultan HB X di Era Covid
-
Korupsi Wastafel, Anggota DPRK Aceh Besar jadi Tersangka usai Polisi Dapat 'Restu' Muzakir Manaf
-
Indonesia Nomor 2 Dunia Kasus TBC, Menko PMK Minta Daerah Bertindak Seperti Pandemi!
-
Korupsi Wastafel Rp43,59 Miliar saat Pagebluk Covid-19, SMY Ditahan Polisi
-
Katanya Ekonomi Tumbuh 5,12 Persen, Kok BI Pakai Skema saat Covid-19 demi Biayai Program Pemerintah?
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Mobil Keluarga Tahan Banting Anti Mogok, Mulai Rp 60 Jutaan
- 23 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 17 Oktober: Klaim 16 Ribu Gems dan Pemain 110-113
- Makan Bergizi Gratis Berujung Petaka? Ratusan Siswa SMAN 1 Yogyakarta Keracunan Ayam Basi
- Jepang Berencana Keluar dari AFC, Timnas Indonesia Bakal Ikuti Jejaknya?
- Muncul Dugaan Kasus Trans7 vs Ponpes Lirboyo untuk Tutupi 4 Kasus Besar Ini
Pilihan
-
Menkeu Purbaya Curigai Permainan Bunga Usai Tahu Duit Pemerintah Ratusan Triliun Ada di Bank
-
Pemerintah Buka Program Magang Nasional, Siapkan 100 Ribu Lowongan di Perusahaan Swasta Hingga BUMN
-
6 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori Besar untuk Orang Tua, Simpel dan Aman
-
Alhamdulillah! Peserta Magang Nasional Digaji UMP Plus Jaminan Sosial dari Prabowo
-
Kabar Gembira! Pemerintah Guyur BLT Ekstra Rp30 T, 17 Juta Keluarga Baru Kebagian Rezeki Akhir Tahun
Terkini
-
Segini Harga iPhone 17 di Indonesia, Apa Saja Kelemahannya?
-
27 Kode Redeem FF 18 Oktober 2025 Terbaru untuk Atasi Skin Cupu bagi Para Survivor yang Mau Booyah
-
Terungkap! Ini Biang Kerok Cuaca Panas Menyengat di Indonesia, BMKG Ungkap Faktanya
-
15 Kode Redeem FC Mobile 18 Oktober 2025, Kit Spesial hingga Pemain OVR 113 Gratis
-
Rekomendasi 4 HP Android dengan Kamera Bagus Harga Rp2 Jutaan: Hasil Jepretan Bak Gunakan iPhone
-
5 HP dengan Memori 8 GB Harga Mulai dari Rp1 Jutaan: Spek Gahar, Tapi Harga Bersahabat
-
Pemilik HP Xiaomi: Jangan Instal Aplikasi Ini jika Tidak Ingin Kehilangan Fitur Berharga!
-
OPPO Find X9 Series: Era Baru Fotografi Mobile? Pre-Order dan Dapatkan Penawaran Spesial!
-
7 Fakta Penting di Balik Kasus Radioaktif Udang dan Cengkeh di Indonesia
-
Galaxy S25 FE: Smartphone Rp 9 Jutaan dengan Update Software 7 Tahun dan AI Canggih!