Suara.com - Pandemi Covid-19 dapat mempengaruhi keamanan siber, khususnya organisasi di Asia Pasifik. Menyebarnya virus Corona baru ini secara global memperlambat pertumbuhan ekonomi organisasi, sehingga berdampak pada pemasukan perusahaan.
Sebagian perusahaan mengalami krisis ekonomi akibat terbatasnya ruang gerak karena pandemi, sehingga berdampak pada pemberhentian karyawan.
Menurut perusahaan global cybersecurity Kaspersky, tidak menutup kemungkinan orang yang diberhentikan sebagai akibat dari penutupan ekonomi melakukan tindak kejahatan online.
"Krisis ekonomi memang dapat menyebabkan orang melanggar hukum dan sebagai hasilnya, kita dapat melihat peningkatan kejahatan, termasuk online," ucap Vitaly Kamluk, Director of APAC Research Grup dalam webinar, Rabu (15/4/2020).
Sebagian kejahatan siber difokuskan pada rekayasa sosial dan penyalahgunakan topik Covid-19 dalam berbagai cara, seperti informasi tentang vaksin Covid-19, perintah dan peraturan pemerintah, dan penawaran untuk test-kit rumah.
Selain itu, pelaku juga dapat menyamar sebagai lembaga medis dan staff charity, menyusup dalam aplikasi berkedok pelacakan infeksi virus, penawaran investasi stok, hingga persediaan medis dalam permintaan tinggi.
Di sisi lain, para karyawan yang bekerja di rumah pun dapat memengaruhi keamanan siber organisasi lewat banyaknya staf yang membawa perangkat kerja seperti laptop ke jaringan rumah yang tidak terjamin perlindungannya dan serangan rekayasa sosial menjadi lebih mudah dilakukan.
Untuk melindungi bisnis selama masa pandemi, organisasi perlu memastikan karyawan menggunakan VPN untuk terhubung ke semua layanan terkait pekerjaan, jangan izinkan pengguna memiliki hak administratif dan menginstal perangkat lunak pada perangkat kerja. Termasuk, pastikan semua perangkat kerja menjalankan solusi keamanan perangkat lunak dan melaporkan kejadian keamanan ke server pusat, serta beralih ke otentikasi dua faktor (2FA).
Baca Juga: Melihat Cara Kerja Aplikasi PeduliLindungi
Berita Terkait
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- 30 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 28 September: Raih Hadiah Prime Icon, Skill Boost dan Gems Gratis
Pilihan
-
Here We Go! Jelang Lawan Timnas Indonesia: Arab Saudi Krisis, Irak Limbung
-
Berharap Pada Indra Sjafri: Modal Rekor 59% Kemenangan di Ajang Internasional
-
Penyumbang 30 Juta Ton Emisi Karbon, Bisakah Sepak Bola Jadi Penyelamat Bumi?
-
Muncul Tudingan Ada 'Agen' Dibalik Pertemuan Jokowi dengan Abu Bakar Ba'asyir, Siapa Dia?
-
BBM RI Dituding Mahal Dibandingkan Malaysia, Menkeu Purbaya Bongkar Harga Jual Pertamina
Terkini
-
Meta Rilis Fitur Akun Khusus Remaja ke Indonesia, Biar Anak Makin Aman Main Facebook
-
Facebook-Instagram Buka Suara soal Wacana Satu Orang Satu Akun Medsos di Indonesia
-
Xiaomi Rilis TWS dan Jam Edisi Emas ke Indonesia, Ini Harganya
-
6 Rekomendasi HP Murah Spek Dewa di Bawah Rp2 Juta, Worth It Banget!
-
Sejarah yang Tersembunyi: Tengkorak 1 Juta Tahun Ungkap Masa Lalu Manusia yang Lebih Rumit
-
Acer Cari Tim Tim DOTA 2 dan Valorant Terbaik Indonesia untuk Predator League 2026, Incar Rp 6,6 M!
-
37 Kode Redeem FF 30 September 2025 Bikin Happy, Klaim Skin dan Bundle Gratis Biar Party
-
Daftar HP Samsung Bisa Pakai Galaxy AI, Edit Foto Jadi Mudah Tanpa Aplikasi
-
4 Virus dan Bakteri yang Bisa Picu Keracunan Makanan, Apa Saja?
-
Harga Xiaomi 15T Pro Tembus Rp 10 Jutaan di Indonesia, Ini Spesifikasinya