Suara.com - Antibiotik baru melawan virus Corona (Covid-19) telah dikembangkan untuk pasien positif yang mengalami pneumonia.
Dilansir laman The Dailymail, Senin (4/5/2020), antibiotik yang disebut WLBU2 itu dikembangkan oleh para ahli medis untuk melawan infeksi paru-paru "superbug". Disebut bahwa obat itu dapat melawan infeksi paru-paru yang parah pada tikus maupun di sel manusia.
Penelitian ini menunjukkan bahwa obat baru ini dapat membantu pasien yang menderita fibrosis kistik yang lebih rentan terhadap infeksi paru-paru. Ini juga dapat menghentikan infeksi sekunder agar tidak menginfeksi saluran pernapasan pasien, yang merupakan masalah khusus bagi pasien kritis yang menggunakan ventilator.
Antibiotik itu memberikan harapan baru yang berpotensi menurunkan angka kematian virus Corona. Obat yang termasuk dalam golongan Engineering Cationic Antimicrobial Peptide atau eCAP itu dapat bekerja dengan "meninju" virus hingga hancur.
Para ahli menyebut bahwa hasil penelitian menunjukkan versi sintetis dari antibiotik baru lebih efisien, dibandingkan dengan protein mikroba alami yang digunakan untuk membentuk garis pertahanan pertama melawan infeksi mematikan pada manusia. Tim ahli secara tidak sengaja menemukan cara untuk membuatnya lebih tidak beracun dan lebih efisien.
"Awalnya, kami skeptis dan mengulangi percobaan. Tapi ternyata itu 20 kali tidak beracun terhadap sel darah di laboratorium kami. Dan ketika kami melihat hasil yang sama pada tikus, kami benar-benar bersemangat," ucap Peter Di, penulis penelitian ini dan ahli epidemiologi di University of Pittsburgh, seperti dikutip laman Techtimes.
Para ilmuwan memberikan antibiotik baru melalui saluran pernapasan paru-paru. Hasilnya menunjukkan bahwa itu bekerja lebih baik daripada antibiotik terakhir saat ini.
Namun, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah memperingatkan bahwa resistensi antimikroba mengklaim sekitar 700.000 jiwa per tahun dan dapat meningkat menjadi 10 juta pada tahun 2050. Dalam laporan dijelaskan bahwa meningkatnya angka kematian terjadi ketika antibiotik mendorong bakteri untuk bermutasi dengan cepat.
Meski begitu, para ilmuwan mengklarifikasi bahwa terobosan ini datang secara kebetulan sekaligus mencari cara untuk membuat WLBU2 menjadi lebih stabil untuk dikonsumsi manusia. Obat ini telah dilisensikan untuk uji klinis terhadap Covid-19.
Baca Juga: Kabar Baik, Pasien Sembuh Covid-19 Mulai Tunjukkan Tanda Kekebalan
Berita Terkait
-
Ilmuwan Temukan Keanehan pada Matahari
-
Berumur 3.600 Tahun, Lukisan Monyet Biru Ini Menarik Perhatian Ilmuwan
-
Ilmuwan Ungkap Bahan Terbaik Membuat Masker Wajah di Rumah
-
Ilmuwan Sebut Asal Mula Bahasa Manusia Muncul 25 Juta Tahun Lalu
-
Ilmuwan Peringatkan Manusia jika Tidak Ingin Alami Pandemi Lebih Buruk
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
-
Breaking News! John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Tunggu Diumumkan
-
Dampingi Presiden, Bahlil Ungkap BBM hingga Listrik di Sumbar Tertangani Pasca-Bencana
Terkini
-
Fakta Unik Burung Walet Kelapa: Otot Sayap Tangguh bak Kawat, Mampu Terbang Nonstop Hingga 10 Bulan
-
Cara Tukar Poin SmartPoin Smartfren Jadi Pulsa
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
-
Update Terbaru Stardew Valley 1.7: Bocoran Ladang Baru hingga Tanggal Rilis
-
Riot Games Siapkan Perombakan Besar League of Legends pada 2027
-
Registrasi Kartu SIM Berbasis Biometrik Picu Kekhawatiran Keamanan Data Pribadi
-
Game Tomb Raider 2013 Siap Meluncur ke iOS dan Android pada Februari 2026
-
Laporan Global 2025: Polusi Udara Berkontribusi pada 7,9 Juta Kematian di Seluruh Dunia